NovelToon NovelToon
Pemuas Nafsu Istri Sang Ketua Mafia

Pemuas Nafsu Istri Sang Ketua Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Mafia / Cintapertama / Persaingan Mafia
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: Vionnaclareta

Demi menjalankan misinya mencari tahu mengenai pelaku pembantaian massal keluarga Anthony, dengan rela Tuan Vigor menikahkan putri tunggalnya dengan seorang mafia yang merupakan putra sahabatnya untuk melancarkan misinya dan mendapatkan harta yang ia inginkan. namun lain halnya dengan si mafia, yang mempunyai tujuan lain dengan adanya ia masuk kedalam keluarga elit itu untuk bisa menguasai dan mengendalikan keluarga itu lewat Calon istrinya yang saat ini mendapat julukan Bloody Queen.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vionnaclareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Puncak Pesta

Suasana diantara mereka seketika menjadi begitu canggung, walaupun memang dari awal mereka tidak ada rencana untuk makan satu meja, dan mendengar ucapan dari istrinya itu Leo pun kembali duduk di kursinya meskipun masih ada rasa tidak nyaman di hatinya

Vina menghela nafas panjang saat melihat sifat cemburu kakaknya itu yang sudah mendarah daging "kenapa kau begitu kesal kak itu hanya suapan kecil, jika kau mau kau juga bisa menyuapi kakak ipar." Lerainya sembari memakan salad sayur yang ada di meja.

Leo hanya diam tidak bergeming sama sekali dan hanya melanjutkan aktivitasnya makannya yang tertunda "ahh jangan bilang kau malu melakukannya iya kan? Kau memang tidak pernah berubah dari dulu kak." lanjut Vina saat melihat respon kakaknya yang hanya diam sembari memotong steak daging di piring lebarnya.

Pria itu memotong kecil steak miliknya dan memakannya, namun ketika ia baru saja memasukan dagingnya itu kedalam mulutnya, pria itu langsung meraih dan menarik tengkuk leher Yoona lalu melumat bibir mungil istrinya itu tanpa ada aba aba apapun darinya.

Leo sedikit menggigit bibir bawah Yoona agar ia bisa langsung memasukan daging yang sudah ia siapkan tadi kedalam mulutnya

"Uhuk uhuk, yyakk kak Leo!!" Protes Vina yang hampir tersedak oleh makanannya sendiri saat melihat tingkah kakaknya itu.

Sementara Laurent dan Luan hanya bisa terdiam menatap ke arah mereka berdua yang sedang memamerkan keromantisannya.

"Apa kau suka dagingnya, aku bisa memotong kan lagi untukmu" tanya Leo sembari menatap ke arah istrinya itu.

"Tidak tidak, cukup kak, aku menyesal sudah menyuruhmu tadi, maafkan aku." Bantah Vina.

Laurent menggeleng tidak percaya sembari menatap ke arah pasangan suami istri itu "waah apa kalian sering melakukan hal semacam ini?" Tanya Laurent yang benar benar tidak percaya bahwa dia akan melihat adegan semacam itu.

"Mereka benar-benar membuat ku pusing." Keluh Vina.

"Vina aku tadi mengambil cumi pedas apa kau mau?" Tanyanya sembari menyodorkan sebuah cumi yang sudah terhampit oleh sumpitnya

Mendengar hal itu membuat Laurent seketika menatap tajam ke arah mereka berdua "Laurent, kau jangan coba coba menggoda adikku." Ucapnya namun lucunya mereka berdua sama sekali tidak menghiraukannya.

"Cumi pedas? Boleh." Jawabnya sembari membuka mulutnya seakan akan mempersilahkan pria itu untuk menyuapinya.

"Vina!!"

"Sudahlah kak, hanya suapan kecil, dia menyuapi ku belum tentu menyukaiku." Lerainya.

"Vina, kau tidak tahu apa apa, akan lebih baik kau lebih menjaga sikapmu." Tegasnya.

Vina menghela nafas panjang sembari mengambil segelas minumannya. "Kenapa kau begitu serius sekali kak, santai saja, lagipula jarang jarang kita seperti ini." Bantah nya.

Leo yang sudah lelah menasehati adik perempuannya itu pun diam dan tidak lagi menyambung omongannya

Pesta itu pun terus berlanjut hingga meja mereka yang tadinya penuh dengan makanan kini perlahan habis dengan sendirinya, dan disaat itu juga seorang pria berjas hitam rapi memasuki aula utama dengan membawa kartu susunan acara ditangannya.

"Selamat malam dan salam hangat untuk tuan dan nyonya,serta para tamu undangan yang kami hormati. Dengan penuh sukacita, kami ucapkan selamat datang dalam perayaan Anniversary hotel kami yang ke dua puluh tahun, sebuah momen istimewa untuk mengenang perjalanan sekaligus menyongsong masa depan yang lebih gemilang, sebelumnya mari kita sambut dengan hangat pemegang sekaligus pemilik hotel ini, Presdir perusahaan Vylen, yang terhormat tuan Luan dipersilakan.

'Apa Luan?' batin leo yang sontak menatap ke arah pemilik nama itu.

"Mustahil, kenapa bisa Luan?" Lanjut nya, sembari sesekali melirik kearah Laurent yang kini memasang wajah gembira nya sembari memberi beberapa tepukan tangan padanya.

"Waah tak kusangka dia pemilik hotel ini? Pria itu?"

Luan berjalan menghampiri pembawa acara itu dengan senyuman ramah yang terlukis di wajahnya, dia mulai menyampaikan beberapa ucapan pembuka dan pidato singkat disana.

Leo terus menatap lekat ke arah pria yang kini sedang memegang microphone jauh di depannya, sementara itu disisi lain Yoona merasakan ada yang tidak beres dengannya, entah kenapa tiba-tiba rasa sakit di kepalanya kembali menyerangnya hingga dia hanya diam sembari meredupkan wajahnya.

Sebuah darah kental mulai menetes dari lubang hidungnya hingga menodai gaun putihnya.

"Kakak ipar" panggil Vina yang merasa ada yang tidak beres dengannya.

Mendengar hal itu Yoona seketika mendongak kan kepalanya sembari menempelkan jari telunjuknya di bibirnya, seakan akan menyuruh gadis itu bungkam akan dirinya.

Melihat kondisi itu Vina tidak bisa melakukan apapun selain menuruti perintahnya itu, Yoona mengambil beberapa lembar tisu didepannya dan langsung beranjak pergi dari tempat itu.

Acara itu terus berlanjut dengan begitu sempurna, Leo terus mengawasi gerak gerik Laurent dan Juga Luan yang seakan akan mereka begitu bahagia malam itu tanpa ia sadari ada sesuatu yang hilang darinya.

"Ohh dimana Yoona?" Tanyanya ketika menyadari istrinya itu tidak lagi duduk di sampingnya.

"Entahlah, mungkin kakak ipar sudah kembali lebih dulu tadi." Jawab Vina sebab setelah saat itu Yoona sama sekali tidak pernah kembali ke tempat itu.

Leo mengangguk dan paham dengan sikap Yoona yang kurang suka dengan acara membosankan seperti ini, pria itu beranjak dari tempat duduknya dan memutuskan untuk beranjak pergi dari tempat itu dan membiarkan adiknya duduk seorang diri disana

Pria itu berjalan dengan lantang melewati lorong kamar yang saat ini begitu sepi dan sunyi mengingat semua penghuni kamar itu saat ini sedang berpesta pora di bawah.

Leo membuka pintu kamar hotelnya dan masuk kedalam, namun ketika ia masuk, ia sama sekali tidak mendapati istrinya itu disana, kamar itu kosong tidak ada tanda tanda ada kehidupan disana.

"Yoona." Panggilnya sembari melihat ke sekelilingnya mencari keberadaan istrinya itu.

"Kemana dia" batinnya hingga dia melihat sebuah pintu kamar mandi yang tertutup setengah dan sedikit mengeluarkan asap dari dalam sana.

Leo yang penasaran pun berjalan masuk kedalam, ia perlahan membuka pintu kamar mandi itu dan ia melihat Yoona yang tengah sibuk melakukan perawatan terhadap rambut panjangnya.

"Apa pestanya sudah selesai?" Tanya Yoona yang menyadari kedatangan Leo.

"Kenapa kau pergi tanpa bilang padaku hmm."

"Aku tadi sudah bosan, jadi aku pergi dan berendam, lalu kau, kenapa kau pergi padahal pestanya belum selesai, bukankah kau yang paling bersemangat disini?" Tanyanya.

Leo mengambil sisir rambut dan mulai menyisir rambut panjang istrinya itu. "Sama seperti mu aku kemari karena sudah bosan." Ucapnya.

Yoona menyeringai singkat sembari menatap pantulan bayangan Leo di cermin. "Apa kau tadi cemburu Leo?"

"Tidak."

"Benarkah, tapi ekspresi wajah mu tadi berkata lain, apa kau, masih marah padaku Leo?" Tanyanya.

"Apa kau sekarang mulai mengkhawatirkan diriku, apa kau mulai takut jika aku marah padamu?"

Yoona tertawa kecil, "untuk apa aku takut kau marah, kau salah besar jika beranggapan seperti itu Leo." Jawabnya sembari menatap ke arah Leo.

"Sekarang aku tanya, apa maksudmu mencium ku tadi, kau takut aku semakin marah denganmu?"

"Kenapa? Apa aku tidak boleh mencium mu?" Tanya Yoona sembari bangkit dari tempat duduknya.

Yoona mengaitkan kedua tangannya di leher Leo sembari mengecup sekilas bibirnya itu.

"Apa kau mau lagi?" Tanya Yoona dengan nada sensual nya.

"Yoona, apa kau sudah memikirkan apa yang ku tanyakan tadi" tanyanya.

"Aku akan menjawab itu nanti, ngomong ngomong, bagaimana dengan penampilanku hari ini honey?" Tanyanya yang kini ia sedang memakai lingerie seksi berwarna putih.

Leo memeluk erat pinggang ramping Yoona. "Cantik, sangat cantik sekali, kau berlian paling cantik yang pernah ku miliki sayang." Jawabnya sembari menarik tengkuk lehernya Yoona lalu melumat bibirnya.

Leo melumat bibir mungil istrinya itu dengan begitu lembut sembari memijat mainan kesayangan nya. Sementara tangan Yoona yang nakal mulai membuka resleting celana Leo dan menerobos masuk kedalam.

Gadis itu meremas kuat gumpalan daging yang masih bersemayam aman dibalik kain nya itu.

Leo mengangkat tubuh istrinya itu hingga terduduk di atas meja rias, pria itu mengeluarkan dua bola favorit dan perlahan menghisap nya, bak seperti bayi yang haus akan asi ibunya.

"Emghhhh, kenapa kau suka sekali memulai dengan bermain bola uhh."

"Kenapa? Bukankan kau menyukainya." Jawabnya sembari menaikkan kedua kaki Yoona di atas meja dan membuka lebar kedua pahanya.

Leo mencium setiap inci dari tubuh gadis itu mulai dari, dada, perut, paha hingga bagian yang terakhir, tubuh gadis itu terus menggeliat kegelian saat merasakan permukaan kasar dan lembab menyentuh area sensitifnya.

"Oughh ahhh leo hentikan itu sangat menjijikan ahhh." Lenguhnya saat merasakan ada sesuatu yang masuk kedalam lubang vaginanya.

"Kalau kau mau keluar, keluarkan saja sayang."ucapnya.

"Ahhh hentikanlah Leo, aku benar benar tidak bisa menahannya ahh." pintanya saat suaminya itu benar benar bermain gila di bawah sana sembari meremas kedua gundukan bukit Yoona, sementara gadis itu terus mengeluh keenakan sembari meremas kuat tepian meja riasnya hingga tanpa ia sadari kedua pahanya semakin lebar dan ia terus menyodokan miliknya ke wajah Leo, seakan akan perkataan dan tingkah nya benar benar bertolak belakang.

"ahhhh Leo,,,,,," Yoona akhirnya menyemburkan cairan hangat nya ke wajah suaminya itu.

"good job honey." girangnya yang kemudian mulai membersihkan cairan itu menggunakan lidahnya dan terus menghisap belahan daging favorit nya itu hingga membuat Yoona terus terpancing dan terus mengeluarkan cairannya.

"Ahhh hentikan kau membuat ku gila ahhh"

"Leo,,,,"panggilnya sembari menarik tengkuk leher suaminya itu dan mengambil alih dan mengunci bibirnya agar menghentikan aksinya itu.

Leo melumat bibir mungil Yoona dengan begitu ganas sembari terus mengocok kawah licinnya Dengan dua jarinya. Begitu dengan Yoona yang berani melepas semua pelindung yang Leo kenakan

"Masukkan sekarang Leo." Ucapnya yang membuat pria itu menyeringai singkat dan langsung mengangkat dan menggendong tubuh istrinya itu sehingga membuat setengah dari senjata nya itu berhasil masuk ke rumahnya.

Leo membawa istrinya keluar dari dalam kamar mandi dan menidurkan nya di atas ranjang big size nya.

"Kenapa kau begitu tidak sabaran uhh." Ucapnya yang langsung menenggelamkan ular piton nya yang sudah begitu keras kedalam rumah nya.

"Akhh ahhh leo,,," desah nya sembari mencengkram erat sprei katun nya itu saat merasakan sesuatu yang begitu kuat menghentak keras miliknya sembari menyemburkan cairan hangat nya di dalam.

"Aku tidak peduli apapun itu kondisinya, kau tetaplah milikku Yoona, kau adalah milikku." Ucapnya sembari bermain ria diatas tubuh istrinya itu sembari terus menyerbu ganas bibir mungilnya.

Sementara di sisi lain di tempat yang begitu jauh seorang pria yang memiliki tinggi sekitar 170 cm dan berat badan 65 kini sedang berdiri didepan sebuah gudang usang yang ada di bawah kaki gunung italia bersama rekan kerjanya. Pria berjas serba hitam itu kini sedang merenung menatap ke arah ruangan gelap dan kumuh didalam sana.

"setelah malam ini, dunia ini akan seutuhnya tunduk pada kita Vigor." ucap pria itu sembari menyeringai tipis.

"aku tidak bisa yakin cara ini akan seratus persen berhasil akio, kau tahu sendiri senjata yang kita miliki hanyalah sampel iris ini saja." jawabnya.

"kau tenang saja, apa kau pernah melihatku pulang dengan tangan kosong."

Dua pria itu masuk kedalam ruangan gelap dan kumuh itu, mereka berjalan menuruni anak tangga hingga terlihat sebuah pintu yang sudah tersegel aman disana. Mereka mulai mencocokan sampel mata yang mereka punya dengan alat pendeteksi itu dan yang benar saja pintu itu benar benar terbuka dengan begitu saja.

"wow, ternyata ini lebih mudah dari dugaanku." gumam Akio yang kegirangan namun beda hal dengan Vigor yang hanya bungkam.

Merek masuk kedalam ruangan itu dengan hanya di di temani sorot senter, namun langkah mereka berhenti saat melihat pintu besi lain di depanya.

"tunggu ada pintu lagi." ucapnya yang kembali mencocokan sampel mata itu ke alat pendeteksinya. Namun anehnya alat itu terus menolak seakan akan kode yang ia berikan salah.

"apa apaan ini, kenapa tidak bisa." kesalnya.

"leo juga tidak pernah bercerita tentang pintu ini, apa mungkin ia yang tidak tahu."

"bukan tidak tahu tapi memang tidak ada yang tahu paman." sahut sesorang sembari berjalan mendekat kearah mereka.

"tidak ada yang bisa membuka pintu itu kecuali diriku." lanjutnya.

Akio menatap jeli penampilan pria dengan tinggi 180 itu di balik remang kegelapan. "siapa kau"

"lucu sekali kau tidak tahu aku, orang yang selalu dicari cari dan bahkan kau menyuruh seseorang untuk membawaku kemari, seharusnya kau senang karena aku datang sendiri kepadamu."

Laurent melangkah pelan menghampiri mereka "paman kau tahu bukan tidak ada yang pernah selamat saat masuk kemari, menantumu juga sudah memberitahu hal itu, tapi kenapa kau tetap kemari, apa karena rasa abdimu yang begitu besar padanya."

Mendengar hal itu membuat ujung bibir akio terangkat "apakah itu kau? Lucu sekali, ternyata kau tidak semenyeramkan dari yang kubayangkan." ujarnya.

"sekarang kau sudah mengetahui jati diriku  bukan, dan akan lebih baik kau pergi dari sini sebelum tubuhmu kujadikan satu di tempat ini." 

"kau?bocah sepertimu ingin menjadikanku mayat di tempat ini, kau tidak tahu siapa diriku?" Lontar akio dengan nada sombong nya.

Laurent hanya diam sembari menyeringai menatap ke arah lawan bicaranya itu. "Siapa yang tidak tahu kau tuan Akio, bos mafia terbesar di Jepang yang menguasai 7 wilayah disana. Siapa yang tidak tahu dirimu, dibandingkan dengan diriku, aku bukan lah apa apa bagimu." Jawabnya.

"Kau benar bagimu aku bagikan semut kecil yang beruntung, tapi jangan kau kira aku akan tunduk dan takut padamu."

Laurent berjalan mendekati dua pria paruh baya itu  "dari pada kalian membuang waktu berebut kekayaan ini, bagaimana kalau aku menawarkan kerja sama dengan mu tuan, ku dengar obat obatan mu terkenal di Jepang dan Korea, bagaimana jika ku bantu menjualnya ke berbagai negara lainnya hmm, sepertinya itu akan sangat menguntungkan mu."

"Dengar bocah, aku kemari ingin mengambil semua emas dan uang, bukan untuk bekerja sama." Celetuknya.

Laurent menghela nafas panjang "manusia memang serakah, mereka hanya mementingkan nafsunya, tanpa melihat ke sekelilingnya, iyakan paman." Ucapnya sembari menatap ke arah Vigor.

"Kau terlalu banyak bicara, dan itu sangat menyita waktu berharga ku." Ucapnya.

"Kalau begitu ini ambilah, bukalah ruangan itu." Ucapnya sembari melempar sebuah kunci ke arah dua pria itu.

"Tapi sebelum itu, aku ingin memberitahu kalian kalau aku tadi kemari tidak sendirian loh."

"Maksudmu kau membawa pasukan mu, kau ingin mengamcam dan membunuh ku disini kalau masuk kedalam?" Tebak Akio namun Laurent menggeleng.

"Tidak, aku kemari dengan bibi kesayangan ku, katanya dia juga ingin ikut serta dengan kalian. Bibi, dimana bibi kesayangan ku tadi, coba bawa dia keluar." Ucapnya dan beberapa saat kemudian seorang pria bertubuh besar tiba tiba keluar dari arah lain sembari menyeret seorang wanita dengan tangan yang terantai dan mulut yang terbungkam oleh kain.

"Evie,,,," ucap Vigor yang panik saat melihat istrinya itu yang terus berteriak namun tidak bisa.

"Kenapa kau menyangkut hal ini pada nya ohh, dengar dia tidak ada hubungannya dengan semua ini, jadi lepaskan dia." Bentak Vigor.

"Kenapa kau marah padaku paman, aku hanya rindu dengan bibi kesayangan ku, apa tidak boleh?"

"Sebenernya siapa kau, kenapa kau terus memanggil ku paman hmm."

Akio mengambil kunci yang Laurent lempar itu sembari tersenyum kegirangan menatapnya, sementara Laurent dan Vigor sontak menatap ke arahnya yang tiba tiba bertindak.

"Apa kau kira aku peduli dengannya, Vigor dengarkan aku semua orang pada akhirnya juga akan mati." Celetuknya.

"Kau gila? Maafkan aku jika tiba tiba berkata seperti ini, tapi Evie adalah istriku, dia masih ada putri yang harus ia dampingi, dia tidak ada sangkut pautnya dengan hal ini." Berontak nya.

"Aku tahu itu, tapi apa putrimu tahu kalau dia hanyalah ibu sambung, kau pikir aku tidak tahu hal itu, dan apa kah kau sudah pernah membicarakan nya pada putri kesayangan mu itu." Ucapnya dan membuat Vigor terdiam mendengarnya.

Akio tersenyum puas dan berjalan menghampiri sebuah pintu besi yang hampir membuat nya mendapatkan semua apa yang ia inginkan, sementara Laurent hanya diam menatap pria itu.

'Dorr!!!"

Terdengar suara peluru entah dari mana asalnya dan berhasil mengalihkan perhatian mereka semua. Dan beberapa saat kemudian tiba tiba lebih dari 10 orang bertubuh besar dengan memegang sebuah senapan di tangannya masuk kedalam ruangan itu.

"Lihatlah, baru satu peluru yang keluar, semua anak buahmu langsung bermunculan, apa kau setakut itu." Ledeknya.

"Bunuh dia." Printah Akio dan membuat semua anak buahnya itu langsung mengangkat senapan yang mereka bawa dan mengarahkan nya pada Laurent yang saat ini sedang berdiri diam disana.

Namun sebelum deretan peluru mereka keluar, mereka sudah lebih dulu mendengar suara tembakan entah dari mana asalnya.

'Dorr!!Dorr!!" Sebuah peluru melesat dengan begitu cepatnya kearah deretan anak buah Akio dan berhasil membunuh 2 diantara mereka.

Melihat hal itu membuat mereka cukup panik pasalnya Laurent saat itu juga tidak memegang ataupun membawa senjata, bahlan ia sama sekali tidak berkutik dari tempatnya.

Mendengar hal itu membuat suasana di ruangan itu menjadi begitu kacau, mereka menembakan peluru mereka ke segala arah, sehingga lebih dari sepuluh orang tiba tiba keluar dan membuat sebuah barisan melingkar di sekeliling Laurent sembari membalas serangan mereka. Sementara Vigor Akio dan Evie  berusaha keras untuk melindungi diri mereka sendiri.

Baku hantam peluru itu berlangsung cukup lama dan menjatuhkan banyak korban entah itu dari pihak Laurent ataupun pihak Akio sendiri. Laurent lolos dari peluru peluru yang mencoba melukainya, sementara Vigor mendapatkan cukup banyak luka tembak di daerah kaki, lengan dan dada kanannya akibat melindungi istrinya sementara Akio mendapatkan luka di kedua kakinya.

Akio menyeringai kesal "inikah rencanamu? Cukup bisa jika dibilang pengecut." Ucapnya pada pria yang nafasnya saat ini cukup tersendal sendal.

"Aku sudah memberimu kesempatan untuk pergi, tapi kau tidak menghiraukan ku"

"Evie,,,,k kau baik, baik saja?" Tanya Vigor yang seakan akan ia kini benar benar sekarat dengan kondisinya.

Vigor melepas kain yang membungkam mulut istrinya dan menatap wajahnya yang kini di basahi oleh air mata takutnya. " Hiks yyakk apa yang kau lakukan, apa yang kau lakukan,,,,,"

"Sepertinya kau memerlukan waktu yang lama paman." Ucap Laurent.

"Hiks Kenapa kau diam saja, kenapa kau tidak membunuhnya. Kenapa? Apa kau tahu dia itu putra Oliver, dia putra tunggal Oliver Wesley!" Teriaknya.

"Apa?"

"Dorr!!" Sebuah peluru melesat dengan cepat mengenai kening wanita itu hingga membentuk lingkaran kecil yang menembus kepalanya.

"Wanita itu sungguh banyak bicara." Celetuknya.

Vigor terdiam membeku di tempatnya, ia kini benar benar ingin berteriak tapi ia tak mampu untuk melakukannya, ia hanya diam sembari meneteskan air matanya menatap ke arah jasad istrinya.

Vigor menatap ke arah Laurent dengan kedua mata yang sudah memerah "Varo."

Laurent tersenyum menatap kearah lawan bicaranya itu. " Iya paman, aku Alvaro Nicolas Wesley." Ucapnya dan sekali lagi membuat pria itu benar benar terdiam mendengarnya.

1
Usmi Usmi
masih bingung sama ceritanya
kirom hasran
Seru banget!
Libny Aylin Rodríguez
Aku butuh lebih banyak kisah seru darimu, cepat update ya thor 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!