John adalah seorang CEO yang memiliki perusahaan yang sukses dalam sejarah negara Rusia, Keeyara menikah dengan John karena perjodohan orang tua mereka. Pernikahan mereka hanya jadi bumerang bagi Keeyara, John sangat kasar kepada Keeyara dan dia sering menjadi pelampiasan amarahnya ketika John sedang kesal. John juga memiliki kekasih dan diam-diam menikahi kekasihnya itu, Arriel Dealova.
Istri kedua John seringkali cemburu kepada Keeyara karena ia memiliki julukan sebagai 'Bunga Lilac' karena memiliki wajah yang cantik yang selalu menarik perhatian para pemuda. Bulan demi bulan berlalu dan Keeyara mulai kehilangan emosi dan bahkan tidak merasakan apapun saat melihat John dan Arriel sedang menggendong bayi mereka di depan wajahnya. Hingga, beberapa deretan kejadian dan permasalahan membuat Keeyara mengalami kecelakaan yang sangat berat dan menyebabkan Keeyara meninggal dunia. Tetapi anehnya, dia kembali bangun pada tanggal 20 April 2022, tepat dihari pernikahan John bersama kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cakestrawby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Keeyara memasuki kamarnya dengan air mata yang selama ini ia tahan, ia membanting pintu dengan cukup keras, membuat Dante yang masih berada di dapur mengumpat dan hendak menghampirinya. Namun hal itu segera di hentikan oleh Giya, wanita itu dengan sabar mengelus dadanya agar tenang.
"Biarkan Keeyara... dia sudah merasa kesal kepada suaminya, jangan membuatnya kesal lagi, berikan dia ruang." tutur wanita itu dengan lembut, Dante yang mendengarkannya langsung memejamkan mata, mencoba untuk mengontrol emosinya sendiri.
"Betapa sialnya aku memiliki anak yang bodoh dan hanya tahu bagaimana cara melawanku!" perkataan Dante dari dapur dapat di dengar dengan jelas oleh Keeyara. Perkataannya jelas menyakitkan, seperti pisau yang menusuk langsung ke ulu hatinya. Wanita itu menangis di tepi tempat tidur, menutup mulutnya sendiri untuk menahan isakan nya.
"Sudahlah... lanjutkan makan mu." untuk sesaat Giya melirik pintu kamar Keeyara dengan tatapan prihatin, ia pun segera menuntun suaminya untuk kembali melanjutkan sarapannya yang tertunda.
Keeyara berbaring, menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan campur aduk. Perlahan, rasa kantuk mulai menyerangnya, karena kalah dalam pertempuran emosional, ia pun tertidur. Ponselnya yang ia simpan di atas laci menyala, terlihat deretan puluhan panggilan tak terjawab dan juga pesan masuk dari layarnya yang beberapa detik kemudian kembali menghitam.
Di tempat lain Kai di kelilingi oleh keluarganya yang saat itu sedang berkumpul di ruang makan, suasana di sana begitu tegang setelah Neneknya tahu jika laki-laki itu akan menikahi Keeyara. Siapa yang tidak mengenal wanita itu? dia adalah salah satu dari sekian banyaknya wanita yang membangun istana sendiri dengan keanggunannya, wanita yang tegas dan tidak berkompromi, ia memiliki pendirian yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. Dan harus Victoria akui jika ia cukup terkesan dengan kemandirian dan kecerdasannya itu.
Ibunya yang tidak lain adalah Elle juga memperhatikannya dari sebrang, ekspresinya tidak menunjukan apa-apa, suasana di ruang makan itu benar-benar hening dan penuh dengan ketegangan.
Sementara itu, saudaranya yang bernama Kanneth yang duduk di sebrang laki-laki itu tidak dapat menahan senyum ketika mengamati situasi di sana.
"Jadi... kau merasa sok menjadi pahlawan kesiangan, Kai?" pertanyaan Kanneth memecah keheningan, sengaja memulai kontroversi antar keluarga, hal itu membuat telapak tangan Kai mengepal di bawah meja sana.
"Kau diam, aku juga tidak membenarkan perilakumu yang menikah seenaknya dengan seorang gadis dari bar, Kanneth!" bentak Victoria sambil menatap tajam pria itu, membuat Kanneth terdiam.
"Apa yang harus ku katakan? aku benar-benar mencintainya." jawab Kai berusaha untuk tetap tenang, itu satu-satunya kartu untuk membuat keluarganya percaya akan hubungannya dengan Keeyara yang tidak bisa terbantahkan.
"Omong kosong tentang itu semua, kau seharusnya tidak menikahinya, itu sama saja kau mempermalukan keluarga ini. Harus ku akui dia wanita yang berpendidikan dan pandai, tapi kamu tetap tidak boleh bersamanya. Tidak hanya karena statusnya, kalian harus lihat reputasi keluarganya juga." cemooh Victoria dengan tajam yang membuat ruangan itu menjadi semakin tegang.
James meringis saat mendengar komentar Ibunya itu, ekspresinya meminta maaf saat menatap Kai yang hanya terdiam menerima cemoohan wanita tua itu. Sedangkan, senyuman Kanneth semakin melebar, merasa terhibur dengan drama terbaru keluarga mereka.
"Tidakkah menurutmu itu agak kasar, Nenek?" tanya Kanneth sambil menyunggingkan seringai kecilnya saat menatap wajah Kai yang kesal.
Victoria mengalihkan pandangannya ke arah Kanneth, tatapannya semakin tajam. "Kejam? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak akan tinggal diam saat cucu-cucuku menghancurkan masa depan mereka dengan wanita yang tidak jelas dan juga yang sudah menikah."
Merasakan ketegangan itu semakin mencapai puncak, Elle memijat pangkal hidungnya, sudah merasakan gejala sakit kepala yang akan segera menyerangnya. Namun, dia tidak akan tinggal diam, dia mencoba untuk mengalihkan perhatian mertuanya itu.
"Mungkin anda harus istirahat, Ibu? Anda tampak sangat lelah, biarkan saya-"
"Jangan mencoba mengalihkan pembicaraanku, urusanku dengan kedua bocah ini belum selesai." potong wanita tua itu dengan tajam, membuat Elle menghela nafas.
Ayah Kai tampak khawatir, ekspresinya menunjukkan bahwa ia bingung harus berbuat apa. Di sisi lain, istrinya mencoba menenangkan keadaan. Namun, Ibunya itu tidak mau diam. Tatapan wanita tua itu kembali kepada Kai, matanya menyipit karena tidak setuju.
"Aku tidak percaya dia merelakan hidupnya untuk menikahi wanita sepertinya. Jika kau memang membutuhkan istri, aku akan mencarikannya untukmu, Kai..."
"Cukup, Nenek." Kai yang merasa muak dengan komentar-komentar itu tidak bisa menahan diri lagi, ia pun bangkit sambil menatap Neneknya dengan tatapan penuh keyakinan dan juga tekad. Rahangnya mengeras saat ia mencoba untuk menahan emosinya yang semakin meningkat.
"Kai!" panggil Elle, mencoba memperingati laki-laki itu, namun Kai hanya menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri sebelum kembali melanjutkan.
"Kalian semua tidak tahu apa-apa tentangnya. Sejak kecil... dia tidak pernah memiliki tempat untuk pulang, tidak ada yang menanyakan apa keinginannya. Tidak ada seorang pun, atau bahkan orang terdekatnya yang bertanya apakah dia lelah, tidak ada satu pun yang perduli apakah dia nyaman atau tidak. Dia selalu di kelilingi oleh orang-orang yang selalu memanfaatkan kelemahan dan juga kepolosannya. Dia tumbuh di lingkungan beracun, dia selalu terbiasa dengan menahan semuanya sendirian dan menelan air matanya tanpa ada yang memeluknya."
Kai menarik napas dalam-dalam lagi sambil melanjutkan, matanya terpaku pada Neneknya. "Jadi sebelum Nenek mulai menghakiminya berdasarkan hal-hal yang tidak Nenek ketahui, pikirkan tentang rasa sakit yang dialaminya dan semua hal yang telah dilaluinya. Dia mungkin tidak mendapat dukungan dari keluarganya, tetapi dia selalu tersenyum agar orang lain tidak mengkhawatirkannya. Dia kuat, lebih kuat dari siapa pun yang pernah aku temui. Dia tangguh dan pemberani. Dan dia calon istriku, jadi aku tidak akan membiarkan Nenek berbicara tentangnya seperti itu lagi."
Keheningan memenuhi ruangan setelah omelan Kai selesai. Nenek Kai menatapnya dengan heran dan mungkin sedikit bersalah di matanya, sementara orang tuanya dan Yona menatapnya dengan campuran rasa bangga dan terkejut. James diam-diam mencondongkan tubuhnya kearah istrinya itu. "Tidak salah aku mendidiknya seperti itu, dia mirip sekali denganku." bisiknya yang langsung di beri sikutan oleh istrinya itu.
Tatapan wanita itu sedikit melembut, ia tampak berpikir dan mencerna kata-kata Kai barusan, dia akui ia memang sudah kelewatan batas saat itu. Saat ia hendak berbicara, ucapannya terhenti karena ponsel milik Kai yang tiba-tiba berdering. Terjadi keheningan yang menegangkan saat laki-laki itu mengangkatnya, ekspresinya berubah dari kesal ke khawatir saat dia mendengarkan baik-baik apa yang di ucapkan oleh si penelepon di sebrang sana.
"Keeyara kenapa, William?! apa maksudmu dia menghilang?"
🤦🏻🤦🏻🤦🏻🤦🏻