Anastasia, seorang gadis cantik namun bernasib malang.
Dia di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan kini hidup sebatang kara.
Tapi, hal itu sama sekali tak melunturkan semangat hidup Anastasia.
Dia tetap tumbuh jadi gadis yang cerdas dan berpendidikan tinggi.
Hingga pada suatu hari, kehidupan Anastasia seketika berubah drastis saat ia harus terjebak dengan seorang pemuda tampan, kaya raya, namun berbahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Setelah kepergian Adam, Ana bersantai di ruang televisi, namun tiba-tiba terdengar suara keributan dari arah luar.
"Kalian lupa siapa saya? Kalian tidak berhak mengusir saya dari sini. Saya sudah mengatakan pada Adam, mulai sekarang kita akan pindah kesini untuk sementara waktu." suara ribut-ribut di luar ternyata adalah suara ibunya Adam.
Bu Tiara membawa Kate untuk tinggal bersama di mansion Adam, karena suaminya sedang keluar negeri jadi dia berniat pindah ke mansion Adam.
"Tapi Nyonya, Tuan berpesan pada kami.." Ucapan pengawal tersebut terhenti.
"Alaaahhh... kalau Adam sampai tahu, kalian pasti akan di hajarr. Saya sudah meminta izin padanya tadi?" Bu Tiara terlihat sangat marah.
Ana yang mendengar itu langsung keluar, melihat Bu Tiara dan Kate ada disana membuat Ana merasa tidak nyaman.
"Hey kamu, wanita kampungan, bawa barang-barang kita ke dalam, jangan malas-malasan dan tinggal disini seenaknya tanpa bekerja."
Ana yang mendengar itu hanya tersenyum getir, tanpa memperdulikan mereka Ana segera masuk ke dalam melanjutkan menonton televisi.
***
Sedangkan di markas, Adam sedang menghajar tawanannya. Setelah menghajar mereka sampai tidak sadarkan diri, dia meminta Rey membawa Rendi kerumah sakit.
Ada sesuatu yang sedang direncanakan oleh seorang Steve Adam, karena bukan hal mudah keluar dari markas tersebut.
Kalau bukan nyawa mereka yang hilang, mungkin salah satu anggota tubuh mereka,
Adam terkenal sangat dingin dan kejam, tidak pernah mengampuni musuh yang telah mengusiknya.
Setelah selesai, dia hendak menuju tempat biasa, yaitu club malam terkenal miliknya.
Setengah jam kemudian dia sampai ke club malam miliknya. Sesampainya di sana dia sudah di sambut oleh jalang-jalang yang menginginkan belaian seorang Adam.
'Tuan Adam datang.'
'Aku akan melakukan tugasku.'
'Malam ini aku akan membuatnya puas.'
Semua jalang mulai bersiap siap menggoda Adam, namun saat mereka sudah dekat, tatapan Adam yang tajam membuat nyali mereka ciut.
Joane dan Elliot langsung berdiri saat melihat pemilik tempat tersebut sudah tiba.
"Bagaimana, sudah memberi mereka pelajaran?" Tanya Elliot, saat Adam sudah duduk di sofa panjang tersebut.
"Heum." Adam bergumam sebagai jawaban.
"Aku sudah meminta Rey membawa mereka ke rumah sakit."
"Hah, apa kamu sudah gila? Setelah menghajar mereka habis-habisan kamu membawa mereka kerumah sakit? Aku tahu kamu kebal hukum, tapi jangan sampai seperti itu juga, Bro." Elliot sangat terlihat frustasi, padahal dia ingin sekali menghabisi mereka, tapi Adam justru malah membebaskan mereka.
"Si Bos pasti memiliki rencananya sendiri." Ucap Joane, dia tahu apa isi pikiran Elliot saat ini.
Drt.....drt....drt....
Tiba-tiba ponsel Adam berdering.
"Apa, kemana dia pergi?"
"Ikuti dia terus, jangan sampai terjadi sesuatu padanya."
Adam langsung memutus panggilan tersebut.
"Ada apa bos?" Tanya Elliot.
"Tiara datang ke mansion dan membuat keributan."
"Lalu Ana bagaimana?"
Pertanyaan tersebut keluar begitu saja, tanpa Elliot sadari.
"Kenapa kamu sangat perduli padanya?" Wajah Adam langsung terlihat emosi.
"Tenang, aku hanya terpikirkan dia saja, pasti Tante Tiara berbicara yang aneh-aneh." Elak Elliot, Joane yang mendengar itu langung terkekeh geli.
"Ana pergi dari mansion, dia pasti ingin menenangkan diri."
***
Ditempat lain, Ana duduk di sebuah restoran yang berada dekat pantai.
Dia pergi bukan tanpa alasan, Ibunya Adam memintanya pergi, dan menghina keluarganya, Ana tidak masalah dengan perkataan Ibunya terhadapnya.
Saat mengatakan tentang didikan orang tuanya, Ana tidak bisa menahan diri lagi.
"Halo, put kesini dong, ke kafe teratai." Ana menghubungi Putri , meski tahu mereka sedang bekerja tapi Ana tetap menghubungi.
Putri yang mendapat panggilan dari Ana tiba-tiba terdiam, dia tahu pasti Ana sedang butuh teman, dan dia langsung mencari Lisa.
Mereka akan keluar secara diam-diam, agar tidak ketahuan oleh Pak Beni.
"Bagaimana caranya kita bisa keluar , kamu tahu sendiri kan disini banyak pengawal yang menjaga." Lisa sedang mencari jalan keluar untuk mereka pergi.
"Aku ada ide, ayo ikut aku."
Putri langsung menarik Lisa menjauh dari sana.
Sepuluh menit kemudian mereka sudah siap untuk keluar, para pengawal tidak ada yang mengenali mereka, karena mereka menyamar seperti seorang banci.
"Kita tidak punya waktu untuk berganti pakaian, kita langsung saja kesana, pasti Ana sedang butuh teman curhat." Putri dan Lisa langsung naik taksi menuju cafe teratai.
Sekitar lima belas menit perjalanan mereka akhirnya sudah sampai.
Ana yang melihat dua orang aneh, yang seperti seorang banci menurutnya, duduk di sebelahnya, dia langsung bergerak cepat.
"Maaf, kalian salah tempat!"
Ana hendak berdiri, tapi tangannya langsung di tahan oleh salah satu banci tersebut.
"Hey, ini aku Putri, masa sama sahabat sendiri kamu tidak kenal?" Putri langsung melepaskan rambut palsunya, begitu juga dengan Lisa.
Ana langsung tertawa berbahak bahak.
"Kalian selalu saja ada cara untuk menghiburku." Ana langsung memeluk sahabatnya itu.
Pengawal yang memantau Ana langsung menghubungi Adam.
"Tuan, ada sesuatu yang tidak beres, Nyonya Ana berpelukan dengan pria yang berdandan seperti perempuan, mereka tertawa berbahak bahak Tuan!" Pengawal tersebut menceritakan semua yang dia lihat pada Adam.
Adam yang mendengar itu seketika murka, dia meninggalkan club malam dan pergi menuju cafe teratai.
***
"Sumpah kalian benar-benar lucu sekali." Ana masih tertawa terbahak-bahak.
Ana menceritakan kejadian tadi di mansion Adam, Putri yang mendengar itu langsung melotot geram.
"Kalau aku ada disana tadi, pasti akan kupastikan mereka tidak bisa bicara selama satu bulan, enak saja dia mengatakan kalau Ana kami kurang didikan."
Putri merasa sangat geram saat mendengar itu.
"Kamu yang sabar ya." Lisa mencoba menenangkan Ana.
"Oh iya, apa Adam tahu soal ini?" Tanya Putri.
Belum sempat Ana menjawab seseorang sudah lebih dulu menariknya.
Putri dan Lisa saling pandang, mereka melihat Ana di tarik dari sana, Ana tidak melawan sesaat kemudian mereka juga di bawa paksa oleh beberapa orang yang memakai pakaian serba hitam.
Adam terus menarik tangan Ana keluar, sampai di depan mobil, Adam langsung menghempaskan tubuh Ana dengan kasar.
Ana yang melihat perubahan sikap Adam seketika tercengang. Dia sering mendengar kalau Adam sangat kejam terhadap perempuan, tapi tidak menyangka dia juga akan merasakan hal yang sama.
Adam melajukan mobilnya membelah kota, dalam perjalanan pulang, tidak ada satupun kata yang keluar dari mulut Adam maupun Ana, Ana masih shock sedangkan Adam masih terlihat murka.
Sampai di mansion, dia menarik tangan Ana dengan kasar.
"Adam lepaskan, kamu menyakitiku!" Ana mencoba melepaskan pergelangan tangannya dari Adam.
"Sayang kamu sudah pulang, lihat lah dia sudah membuat Mama bersedih, dia mengatakan..."
"DIAM SIALAN!!!" Bu Tiara yang mendengar bentakan dari putranya langsung terdiam.
Baru saja ingin memfitnah Ana, dia sudah terlebih dahulu di bentak oleh putranya sendiri.
Adam menuju lift dan langsung ke lantai 3, Ana yang di perlakukan kasar seperti itu langsung menangis, dia kembali teringat dengan masa lalunya, dimana dia sering di siksa oleh Bibinya.
Bruk!!!!
Adam menghempaskan tubuh Ana ke atas ranjang.
Ana meringis, saat tubuhnya di hempaskan dengan cukup kuat.
************
************