Perjuangan untuk tetap hidup untuk mencari keberadaan keluarga nya
apa masih hidup.
dengan bersabar walaupun nyawanya hampir Melayang
kesengsaraan tiada hentinya.
tidak sengaja latian sendiri dari buku usang yang akan dibuang.
latihan untuk mengisi kedukaan nya membuahkan hadil.
Tampa sengaja ada kabar ternyata orang tuanya masih hidup dalam Penyekapan
pemerasan yang dengan paksa mengambil harta sawah rumah kebon milik orang tuanya.
penyekapan dan tindakan berlangsung hingga kedua orang tuanya berhasil melarikan diri.
tetapi tertangkap lagi
ada saat ini Pemuda Bayu Buana datang menolongnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sony Suprapto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KISAH PILU PEMUDA TASLIM DAN IBUNYA
" Siapa kau..!! Minta mau meminta hartamu.. aku gak pernah ambil Hartamu..!! "
Seru Badar sudah dikelilingi sisa anak buahnya. yang juga tampak bingung. melihat Teman Temannya mati Dengan kosong.
" Hahah.. Ki Badar ini rumah yang kau bangun Mega besar mewah. ! ?
Ini dulu rumah Biasa. !!
Ini rumahnya Ramandaku Ki Suryo Gilang..! "
Dari mana Pemuda sakti ini tahu kalau rumah ini yang aku rampas paksa dari Suryo Gilang itu. Ucap Ki Badar dalam Hati.
" Siapa kau ini aku beli dari Suryo..!! " Seru Ki Badar. Diam diam atur usaha lari..
" Hai .. ! Badar ketahuilah aku adalah Putra Ki Suryo Gilang yang akan kau bunuh dulu itu . Aku Bayu Buana.!"
" Hah. ? Kau Bayu Buana yang dulu itu...?!
Kau Masih hidup ...!! " Ki Badar panik Bayu ini bukan lawannya. Hanya dengan beberapa Gebrakan saja anak buahnya yang lumayan Sakti Tewas dengan Gosong apa itu Ajian Api gosong..?
" Baik..? Baik rumah aku kembalikan digudang juga banyak harta buatmu Tapi Kamu Harus.. !!! .. Maaati.iii...!!!
Hiaattt Bruusaa.. hiiaat Bruuiss..!!
Wess.. hiaast.. bet bet..bet..
Serangan bubuk beracun.
" Uh..uh.. Serangan Bubuk Beracun..
Badar Rampok tiba tiba menyerang dengan bubuk beracun dengan semua Bubuk beracun yang ada didalam Saku rahasianya.
Semuanya yang ada dilemarkan ditebarkan Ke Wajah Raden Bayu Buana.
Mampus Saja Kau..Bruuss..buss..!
Bruuss..!!
Raden Bayu terkejut serangan tak terduga bubuk beracun sudah menebar dihadapannya .
Tetapi Denga cepat Bayu Buana melancat gesit kesamping sambil mengibaskan jubah panjangnya . sehingga serbu beracun hanya mengenai jubahnya.
Kesempatan itu dimanfaatkan Ki Badar dan anak buahnya melarikan dari..
Hiyyaaatt..! !
Duaarr Jraakk .Prak.. !
Ahhk aakk Huk Huk.!! Brukk.
Ki Badar terhempas kena serangan maut Bayu Buana jurus inti Api.. kepala dan badannya hangus tewas saat itu juga.
Raden Bayu Buana tidak beri ampun kepada mereka untuk lari.
juga anak buahnya tidak jauh beda tewas. Sisanya ditawan diikat untuk dipenjarah.
Senopati Darma dan Latin tidak menyangka kalau Raden Bayu Buana mempunyai kesaktian sangat tinggi.
Mereka baru sadar kenapa Paduka Brama Jaya mempercayakan kepada Raden Bayu Buana tetang misi ini. Begitu pula Patih Yaman.
Para pengawal memasuki gudang dan sekitarnya mencari ada apa saja dalam gudang Rumah Markas Badar Rampok.
" Raden Bayu Buana. Coba priksa itu.. hartanya siapa saja ini sangat banyak." Suara Para pengawal khusus memeriksa ke dalam gudang.
" Hwoo. ! Banyak amat hartanya.. " Kasihan Mereka yang dirampas hartanya."
Raden Bayu Buana dan para Senopati serta Pengawal Khusus juga terkejut dengan banyaknya jumlah harta yang ada dalam markas gudang penyimpanan itu.
Lengkap dengan data dari, dimana dirampok nya, kapan apa saja.dan siapa yang dirampok
" Ini harta melebihi punya kerajaan banyak sekali. Kasihan orang yang dirampas hartanya.
Harta ini harus dikembalikan kepada yang berhak yang punya ."
Walaupun sudah banyak berkurang karena dipakai oleh Ki Rampok Badar dan anak buahnya.
Berita tewasnya Kepala Rampok Badar tersebar dengan cepat. Hingga paduka Raja Juga Eyang Patih Yaman mendengar berita itu.
Sang Raja senang Raden Bayu Buana berhasil menumpas Perampok yang sudah lama meresahkan Para pedagang luar kota yang sudah banyak Dirampas harta dagangannya.
Dan berulang kali juga banyak yang melaporkan kepada pihak kerajaan.
Dihadapan Paduka Brama Jaya dan Patih Yaman Bayu buana berkata "
Perampok Badar itulah yang dulu memeras dan menyekap Bapaknya juga dulu hampir membunuh dirinya .
" Eyang.. mengenai harta yang disana itu bagaimana..?
Harta itu sangat banyak!
Saran saya harus dikembalikan kepada yang berhak !
Dikembalikan kepada yang dulu dirampok Badar."
Paduka Brama Jaya dan Patih setuju dengan pendapat Raden Bayu Buana .
Perlahan akan dikembalikan. tapi harus benar sesuai data yang tertera di Catatan di barang barang rampasan dan Rampokan paksa di Badar.
walaupun tidak semuanya yang dapat diterima karena sudah dipakai oleh Perampok Badar dan Anak Buahnya.
Karena itulah Senopati Darma, Senopati Latin dan Lima Pengawal Khusus masih disana untuk berjaga jaga.
" Bagus Raden Bayu Buana. Apa yang kamu rencanakan untuk mengembalikan harta itu kepada pemiliknya. Aku Setuju."
Jawaban Paduka Brama Jaya.
" Disini sudah ada 4 laporan yang dirampas hartanya oleh Rampok Badar.
Dan empat juragan ini mereka bilang ' walaupun hanya separuh bisa kembali hartanya mereka ikhlas."
Kalau masih ada lebih separuh biar untuk yaang lain yang hartanya disana sudah dihabiskan oleh Rampok Badar. "
Kalau Rumah Besar dan mewah itu. Jelas menjadi Milik Raden Suryo Gilang Orang tuamu Bayu Buana."
" Ya Paduka dan masih ada lagi ladang dan sawah kami yang sudah dirampas oleh Badar.." Sambung Bayu Buana para pejabat dan komandan juga Raden Suryo Gilang yang diajak hadir untuk urun rembuk masalah Harta Rampokkan Ki Badar karena diantarnya ada dari rumah sawah ladang. Juga tanah yang dirampas paksa Badar Di Keris Sakit.
" Kang Mas Patih Yaman. Bagaimana kalau yang menangani disana aku serahkan kepada Raden Bayu Buana Cucumu ya sama ini mewakili Eyangnya.
Jadi ini juga tugas Patih Yaman. Agar mengembalikan harta bisa berjalan dengan Benar."
Sang Patih Yaman beserta petinggi kerajaan yang sejak tadi menyimak. Simpati dengan pemikiran Raden Bayu Buana.
" Bagus itu dan Raden Suryo Gilang juga harus bantu karena dia paham lingkungannya sendiri juga rumah itu kan dia dulu yang punya. Jadi rumah itu menjadi haknya Raden Suryo Gilang."
Ramanda nya Raden Bayu juga terkejut dan senang Rumahnya kembali walaupun masih ada lagi hilang lainnya diperas oleh Ki Badar, seperti ladang, sawah juga lainnya dipaksa jual dan hasilnya dirampas oleh Ki Badar.
*
" ibu Ayok ..!
kita tanya ke Rumah markas Sumberjo.
Siapa tahu harta kita masih ada ayo.. ! bisa ditanyakan. "
Ucap seorang Pemuda kepada ibunya yang sedang menggoreng gorengan pinggir pasar kota Jatisari.
Tiap hari pemuda Mengajak ibunya untuk melihat siapa tahu datanya ada. Karena sejak berita harta yang dirampok Ki Badar bisa dilihat dan kalau ada datanya yang jelas dimana dirampok kapan. Maka ada maupun sudah habis akan tahu hasilnya.
Pemuda itu bernama Taslim Bapaknya bernama Abas. Juragan buah yang dipercaya oleh para petani buah untuk menjual hasil panennya.
Pak Abas terkenal jujur dan pembayaran selalu tepat waktu. Pada saat panen raya Pak Abas bersama istri ibu Arum dan putranya Taslim mengantar dagangan buah cukup banyak ke luar kota sudah langganan.
Tetapi nasib malang nya ditengah perjalanan pulang itu semua hasil jualan dagangannya di rampas habis.
Berupa uang dan perhiasan.
Perhiasan itu pesanan petani minta dibelikan untuk acara pernikahan putri nya. Tolong belikan dari hasil panennya.
Uang dan harta lainnya dimasukkan ke dalam kardus dan karung plastik.
Sepuluh orang anak buahnya yang biasa membantu kabur ketakutan Ki Badar Rampok sadis itu juga telah membunuh Bapaknya Ki Abas.
Sejak saat itu mereka bangkrut.
Rumah nya yang gede dijual untuk membayar petani buah yang nagih kerumah banyak yang nagih.
Rumah dijual untuk bayar petani uang habis. Kini Taslim dan ibu Arum tinggal di rumah kecil repot sebelah rumah nya yang sudah dijual itu.
Mau usaha lagi tidak ada modal padahal para petani Masih percaya Pada Taslim dan ibunya.
Modal gak ada makan untuk tiap hari saja susah. Maka untuk itu terpaksa Ibu Arum jualan Kue goreng pisang, ubi dan lainnya. dipinggir pintu masuk pasar Jatisari.
Pemuda Taslim keja apa saja kadang kuli bangunan dan kadang kuli panggul di pasar Jatisari.
Yuniasih tunangannya dulu juga meninggalkannya. Yuniasih Putrinya Pak Legimin dan ibu Ginah sebelum nya sudah sepakat tahun depan mereka menikah.
Tetapi dengan kejadian itu Taslim jatuh miskin ibu Ginah memutuskan rencana pernikahan putri nya Yuniasih dengan Taslim tersebut.
Kalau Pak Legimun maupun Yuniasih tidak masalah kan Taslim orangnya baik rajin dan banyak orang yang percaya kepadanya nanti juga bisa usaha lagi.Pak Legimun dan Yuniasih tetap menerima Pemuda Taslim.
Tetapi ibu Ginah malu punya Menantu miskin.
*
Sudah dua hari Taslim dan ibunya jalan kaki ke keluar kota menuju Rumah markas. Dengan modal jual Gorengan terpaksalah uang modal dipakai uang jalan sampai tidak naik Dokar karena uang pas Pasan.
Itupun uang modal jualan barengan.
Ibu Arum tidak tega melihat Putranya Taslim sampai tidur mengigau ayok ibu kita ke rumah markas. Sumberjo Kotanya Karangsari
Sang ibu tidak tega tentang kesedihan yang berkepanjangan yang dialami Taslim Putranya maka walaupun penuh ketagihan ibu Arum terpaksa memenuhi keinginan Putranya untuk berkunjung kerumah Markas tempat peninggalan harta yang masih tersimpan hasil uang harta Rampok Ki Rampok Badar.
Kalau kecapekan merey tidur di muslla dan minum air mentah karena haus .
Uangnya sudah hampir habisybuat makan dijalan. " Taslim apa rumah Markas harta itu Masi jauh. Ibu sudah tidak kuat Taslim.. ibu lapar lemas Lim. "
Suara ibunya juga membuat Pemuda Taslim menangis tidak tega hari itu Memang mereka belum makan sejak pagi.
Sampai memasuki kota Sumberjo Ibu Arum mengajak Taslim berhenti sudah tidak kuat.
Sejak pagi sampai siang hanya minum air mentah saat istirahat dimasjid.
Ketika mereka menanyakan lokasi alamat rumah Markas Harta. Mereka merasa senang sudah dekat itu kelihatan yang rumahnya Besar tinggi itu. Pintu gerbang nya besi..
Taslim yang sudah lemas kelaparan senang akan sampai tujuan.
" Ibu.. ! Ibu.. ibu.. rumah nya..ibuu..!" Taslim Terkejut Sedih dan menangis. Ibunya pingsan lemah gak kuat dan sejak kemarin belum makan.
" Ibuuu..i!! Bangun ibuu..ibu kita sudah sampai Rumah Markas Bu..!! Itu sudah kelihatan rumahnya Bu Bu.. Bu..! "
Mungkin kedepanya lebih teliti dlm pengetikanya.
SEMANGAT...
perasaan ini saya
jangan putus asa
lanjut nya jangan lama ya crita perjuangan hidup ya
jangan lama tar lupa
ya pemasaran