NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Ceo Lumpuh

Menikah Dengan Ceo Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta
Popularitas:44.2k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Reynard Fernando, seorang CEO sukses yang lumpuh, menikahi Caitlin Revelton, gadis ceria dan penuh semangat yang dikenal tak pernah mau kalah dalam perdebatan. Meskipun Caitlin tidak bisa membaca dan menulis, ia memiliki ingatan yang luar biasa. Pernikahan mereka dimulai tanpa cinta, hanya sekadar kesepakatan.

Namun, apakah hubungan yang dimulai tanpa cinta ini dapat berkembang menjadi sesuatu yang lebih mendalam? Atau, mereka akan terjebak dalam pernikahan yang dingin dan hampa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 20

"Caitlin, kamu sudah pulang. Di mana suamimu? Apakah dia tidak ikut?" tanya Tom dengan nada penuh perhatian, baru saja menuruni anak tangga.

Caitlin menghela napas dan duduk di sofa dengan santai, tangannya terlipat di pangkuannya. "Dia sedang sibuk," jawabnya singkat tanpa menoleh, suaranya datar seolah hal itu bukanlah sesuatu yang penting.

Tom mengangguk kecil, masih menatap ke arah keponakannya dengan sorot mata penuh tanya. Rolla berjalan menghampiri Caitlin dengan langkah ringan, senyum tipis di wajahnya.

"Caitlin, apakah kau sudah ada berita baik?" tanyanya dengan suara penuh harap sambil duduk di sebelah Caitlin. Matanya berbinar, seolah dia tahu jawaban yang diharapkan.

"Berita apa?" tanya Caitlin bingung, mengangkat alisnya dan menatap bibinya tanpa mengerti arah pembicaraan.

Rolla tertawa kecil, meski terdengar sedikit gugup. "Kau dan dia sudah dua bulan menikah, apakah perutmu masih belum ada isi?" tanyanya lembut, namun ada nada menekan dalam suaranya.

Caitlin tersenyum kecil, kali ini tidak bisa menahan tawa. "Setiap hari aku juga mengisi perutku, Bibi," jawabnya polos, tidak memahami maksud tersembunyi dari pertanyaan itu.

Tom yang mendengar percakapan itu, mendekat dan duduk di kursi di depan mereka. "Bukan itu maksud bibimu, Caitlin," katanya sambil menyandarkan punggungnya. "Apakah kamu sudah hamil?" lanjutnya, suaranya sedikit lebih serius sekarang.

Caitlin mendengus, matanya beralih dari wajah pamannya ke jendela di samping. "Tidak sama sekali. Aku tidak berencana hamil anaknya," jawabnya terus terang, suaranya datar namun tegas. "Lagi pula, kami menikah hanya di atas kertas. Jadi untuk apa hamil?" tambahnya sambil menatap tajam ke arah pamannya.

Rolla dan Tom saling bertukar pandang, tampak terkejut. Wajah mereka menunjukkan ketidakpercayaan yang dalam. Pernikahan di atas kertas? Bagaimana mungkin?

"A-apa? Menikah hanya atas kertas?" Rolla akhirnya bersuara, nyaris tersedak kata-katanya sendiri. "Lalu selama ini kalian pisah ranjang?" tanyanya, suaranya meninggi.

Caitlin mendesah, mengusap dahinya sejenak sebelum menjawab. "Tidak pisah ranjang. Kami tidur bersama setiap malam,Lagi pula, pernikahan ini hanya sementara. Kami akan segera bercerai. Jadi, Paman dan Bibi jangan berharap aku ingin melahirkan anak untuknya. Aku masih muda, dan masa depan ku masih panjang. Aku tidak mau kalau dia menjadi ayah dari anakku," Caitlin melanjutkan dengan nada yang lebih tajam, membuat suasana ruangan mendadak hening.

Rolla terdiam, sementara Tom hanya bisa menggeleng pelan, masih terkejut dengan pernyataan Caitlin yang blak-blakan.

Namun, suasana yang tegang segera dipecahkan oleh suara sindiran yang datang dari Nancy, yang menatapnya dengan senyum penuh ejekan. "Menikah tanpa menyentuhmu... Sepertinya suamimu tidak menyukaimu. Menyedihkan sekali," sindirnya dengan nada licik, bibirnya melengkung tajam.

Caitlin menoleh dengan cepat, tatapannya dingin menusuk. "Dia juga tidak menyukaimu," balasnya tajam. "Bahkan tidak ingin kau tidur di sampingnya. Walau dia tidak suka padaku, setidaknya kami telah tidur bersama, makan bersama," tambahnya sambil menatap lurus ke mata Nancy, tidak ingin kalah dalam perdebatan ini.

Nancy terdiam sejenak, wajahnya memerah menahan marah. "Kau..." ucapnya, namun terhenti, tak mampu melanjutkan kalimatnya.

"Menikah dengan pria lumpuh tidak ada yang harus dibanggakan," ejek Nancy lebih lanjut, mencoba melukai Caitlin dengan kata-katanya. "Dia tidak akan bisa menyentuhmu dalam kondisi seperti itu," tambahnya dengan nada lebih keras, berharap serangannya kali ini mengenai sasaran.

Caitlin tertawa kecil, tidak terpengaruh oleh ejekan itu. "Setidaknya dia tidak memilihmu," balas Caitlin tajam, "Dia tahu kekuranganmu yang adalah pemalas. Dia tetap memilihku, dan aku bisa tidur dalam pelukannya setiap malam," tambahnya, tidak mau kalah.

Nancy terdiam, bibirnya mengepal erat, sementara Tom dan Rolla hanya bisa terdiam melihat pertarungan kata-kata antara dua wanita muda itu.

Perusahaan Fernando

Seorang pria bernama Felix melangkah masuk ke dalam gedung tinggi yang berdiri megah di pusat kota. Langkahnya mantap, matanya menatap ke depan dengan fokus, namun ada sesuatu yang tersembunyi di balik ketenangannya. Ia baru saja diterima sebagai manajer penjualan di perusahaan besar itu. ia menyimpan foto Caitlin dan Reynard. Tak ada yang tahu apa tujuannya sebenarnya bergabung dengan perusahaan besar ini.

Nico menemui karyawan baru itu di ruang penerimaan. Wajahnya ramah, senyumnya profesional. "Felix, selamat bergabung. Mulai saat ini, Anda akan bertanggung jawab atas penjualan produk elektronik, salah satu bagian utama perusahaan kita," ucap Nico sambil menjabat tangan Felix.

Felix mengangguk, menunjukkan senyumnya yang tenang. "Terima kasih, suatu kebanggaan bagi saya bisa bekerja di perusahaan terkenal ini. Saya akan berusaha sebaik mungkin," jawabnya dengan nada penuh keyakinan.

"Sama-sama!" balas Nico, lalu menepuk pundak Felix ringan. "Silakan ikut denganku, Direktur ingin bertemu denganmu."

Mereka berdua berjalan menuju ruangan Reynard, suara langkah kaki mereka bergema di lorong yang sepi. Ruangan direktur itu besar dan mewah, menandakan kekuasaan pemiliknya. Reynard, duduk di balik meja besar dengan tatapan dingin, matanya tajam mengamati Felix yang baru masuk.

Felix memasuki ruangan itu dengan senyuman ramah. Namun, di bawah senyum itu, ada ketegangan yang tak terlihat. Tatapannya bertemu dengan mata Reynard, seolah ingin mencari sesuatu dalam tatapan dingin atasannya.

"Namamu Felix Mornaco?" tanya Reynard tanpa basa-basi, suaranya terdengar tegas namun datar.

"Benar, Direktur," jawab Felix dengan sopan, menundukkan sedikit kepalanya.

Reynard mengamati berkas di tangannya sejenak sebelum mengangkat tatapannya lagi. "Belajar di Korea, kenapa tiba-tiba bergabung dengan perusahaan ini? Bukankah tujuanmu adalah belajar hukum?" tanyanya dengan nada yang mengandung rasa ingin tahu.

Felix terdiam sejenak sebelum menjawab, matanya sedikit menyipit. "Direktur, tujuan saya sebenarnya adalah mencari seseorang. Oleh sebab itu, saya harus melupakan impian saya," jawabnya jujur.

Reynard memperhatikan Felix dengan tatapan penuh evaluasi. "Ternyata begitu. Apa kamu yakin bisa menjalankan tugasmu sebagai manajer penjualan?" tanyanya lagi, nada skeptis terdengar tipis.

"Saya yakin bisa, Direktur," jawab Felix dengan tegas.

Reynard mengangguk, meskipun dingin, ada sedikit rasa penasaran dalam dirinya. "Saya akan memberimu kesempatan. Tunjukkan kemampuanmu," katanya singkat.

"Baik, terima kasih atas kepercayaan Anda," jawab Felix dengan nada penuh kepastian, sebelum meninggalkan ruangan itu.

Di sisi lain gedung, Caitlin memasuki perusahaan suaminya dengan langkah cepat. Hatinya penuh dengan tanda tanya. "Kenapa tiba-tiba saja memintaku ke sini, aneh sekali," gumam Caitlin sambil melihat sekeliling gedung yang megah.

Tak jauh dari situ, Felix yang baru saja keluar dari lift. berhenti saat melihat sosok yang familiar. Matanya melebar sedikit, saat melihat Caitlin yang mendekati lift. Langkah Felix terhenti, seakan waktu berhenti sejenak.

"Caitlin Revelton," gumamnya, nyaris tanpa suara.

Caitlin yang hendak menekan tombol lift mendapati tangannya kalah cepat. Felix dengan gesit sudah menekan tombol yang sama. Keduanya berdiri berdekatan, dalam keheningan yang canggung.

Felix tersenyum kecil, wajahnya masih menyimpan sesuatu yang tidak bisa ditebak. "Nona, kita akan ke lantai yang sama!" ucapnya dengan nada ramah, namun ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Caitlin merasa aneh.

Caitlin terdiam sejenak, menatap pria di depannya, begitu juga dengan Felix yang menatap mata indah gadis itu.

1
yuning
Alhamdulillah
wiemay
mau tamat kah
yuning
lanjut
Isnanun
terbongkar semua Caitlin tau jatidirinya
wiemay
seruuu
Rahma Inayah
semoga caltlin tau semua nya dr felix klu ortu merk ..meninggl gra2 tommy dan ..dan harta merk di curi mrk
yuning
buka semua Felix
Isnanun
Caitkin kok di lawan 😅
🍁Angela❣️
mulut nya Caitlin hadeeehh ... ceoas ceoaoss gak Mandang orang 🤣🤣🤣🤣
🍁Angela❣️
lah visual 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
wiemay
rey memang perlu sosok sprti cath tuk menghadapi dunia
yuning
makin suka sama Caitlin
Permata_tanty
up lg dong thorr
Rahma Inayah
ya jls lah catlin merasa dekt krn ada ikatan darah...kakak dan adik
wiemay
jgn cepat emosi bang
Permata_tanty
up lg ding thor
seru nih
yuning
Felix kakak nya cat, Rey jangan cemburu
🍁Angela❣️
nah kan siapa Felix ?? knp jadi Jacky... jac Nma aslinya ... AP mungkin saudara dari Caitlin ???
wiemay
masih penasaran
Isnanun
kebenaran akan segera terungkap siapa Caitlin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!