Cinta kita berbeda seperti dua garis yang tidak pernah bertemu,namun tetap saling melengkapi. kita memiliki latar belakang, keyakinan, dan impian yang berbeda. Tapi cinta kita kuat dan tak tergoyahkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda permata Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
Kristian mematikan mesin motornya dan melepas helem, matanya yang tajam langsung tertuju ke arah wulan.
"Lo, nunggu siapa " Tanya Kristian kepada wulan.
"Nunggu hujan redah, " Lanjut wulan sambil menatap ke arah hujan.
"Lo, nggak d jemput? " Tanya Kristian kepada wulan.
"Nggak bunda lagi ada urusan" jawab singkat wulan. " Emang lo siapa se so akrab banget "Lanjut wulan cuek
" Ayo.. gue antar lo "Kata Kristian
"Nggak usah, gue bisa pulang sendiri kok . Gue juga nggak kenal dengan lo " Ucap wulan
"Gue, nggak akan ngapa-ngapain lo " Ucap Kristian dengan datar "Ayo cepat sebelum hujan semakin deras " Lanjut Kristian
Hujan mulai turun lagi dengan deras. Angkot yang di nanti wulan tak kunjung muncul. Jalanan mulai sepi, hanya suara air yang membentur aspal dan sesekali lampu kendaraan melintas.
Kristian berdiri di samping motornya satu tanganya memegang helem , menatap wulan dengan ekspresi susa di tebak.
"Udah, jelas angkot nggak lewat di sini " ucap Kristian.
Wulan yang menatap jalan, yang sudah mulai malam dan menatap kembali ke arah motor Kristian.
"Lo, janji jangan ngapa-ngapain gue "Lanjut wulan.
" Iya gue janji, "ucap Kristian sambil menyembunyikan senyumannya.
Ia menyodorkan helem ke arah wulan. Wulan menatapnya sejenak sebelum akhirnya mengambil helem itu dengan engan.
" Kalo lo ngebut gue lompat ya"Ucap wulan .
"Kalo lo lompat langsung di hati gue aja " Ucap Kristian yang berusaha menggombal ke arah wulan.
Wulan langsung menaiki motor membelakangi Kristian sambil berujar pelan.
"Nggak usah banyak gaya. Gas aja" Ucap wulan datar.
Tidak terasa mereka sudah tiba di rumah, wulan
"Ini rumah kamu? " Tanya Kristian
"Iya... Ini rumah aku , makasih sudah mau repot-repot nganterin aku " Ucap wulan
"Santai... " Balas Kristian.
"Gue masuk dulu" Lanjut wulan sambil melanjutkan masuk ke dalam rumah nya.
Wulan langsung masuk ke dalam rumah dan melepas sepatunya,
"Anak bunda sayang, maaf ya bunda nggak jemput tadi bunda sibuk bangat " Kata bunda wulan.
"Nggak apa-apa kok bun, " Lanjut Wulan dengan senyum hangat.
"Tadi kamu di anterin sama siapa sayang? " Tanya ibu Wulan.
"Sama teman bun" Ujar Wulan.
" Teman, tapi tadi bunda lihat lewat jendela kok seragamnya nggak sama dengan seragam punya kamu? "tanya mama Rani mama Wulan.
" Oh... Dia itu beda sekolah dengan Wulan, bun cuman tadi lagi ada tanding basket di sekolah Wulan, lawan ya sekolah nya dia. Karena tadi dia ngeliat Wulan duduk di halte sekolah sendiri makanya dia berinisiatif nganterin Wulan pulang "Lanjut Wulan menjelaskan kepada mama Rani.
" Oh... Gitu ceritanya ya sudah sana masuk bersih-bersih habis itu mandi "Lanjut mama Rani
" Iya bun,.. "Ucap Wulan yang langsung naik ke lantai dua tempat kamarnya.
Wulan duduk diam di tepi ranjang kamarnya, masi menggunakan jaket tipis yang di pinjamkan Kristian kepadanya. Aroma samar parfum yang di pakai Kristian masi tersisa ke arahnya,
" Kenapa se dia harus sebaik itu? "Ucap Wulan berbicara sendiri.
Ia menunduk tanganya menggegam , jaket itu lebih erat. Wulan tersenyum kecil, lalu merebahkan diri pelan-pelan di atas tempat tidur, ia menarik jaket itu ke dalam pelukanya seolah menyimpan ke hangatan dari seseorang yang telah memenuhi fikirannya.
Pagi datang dengan sinar matahari yang menyelinap lembut lewat celah tirai kamar. Wulan mengerjapkan mata secara perlahan , masi setengah sadar tangannya tergerak meraih sesuatu di samping bantal, jaket Kristian.