Shapire tanpa sengaja telah menabrak calon istri Axel hingga tiada. Karena kesalahannya Saphire terpaksa menikahi seorang mafia kejam. Pria itu menghukum Saphire dengan pernikahan yang tidak pernah ia bayangkan. Pernikahan yang membuat hari-harinya seperti di neraka.
Akankah Saphire berhasil menaklukkan hati sang Mafia? Atau ia yang akan terjerat oleh cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Seorang pria dengan bola mata berwarna coklat menatap wanita yang ia cintai bersanding dengan pria lain. Sakit sudah pasti, apalagi kini ia benar-benar tidak memiliki harapan untuk memilikinya. Berkali-kali Felix mencoba berganti pasangan agar ia dapat melupakan Shapire, karena ia tahu cinta yang rasakan tidak akan terbalas. Ia mengetahui betapa Shapire mencintai Dino begitu pula sebaliknya.
Namun, hari ini sesuatu yang mengejutkan membuat banyak pertanyaan bersarang dalam benak Felix. Apa yang terjadi? Mengapa Shapire mau menggantikan Safia sebagai calon istri Axel. Apa sesuatu terjadi antara mereka? Atau Axel memaksa Shapire mengingat bagaimana kerasnya Axel. Felix tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Dino yang mengatakan apabila Shapire lebih memilih Axel karena memiliki segalanya.
"Tatapan mata itu, tatapan tidak bahagia. Kau dapat menipu semua orang tapi tidak dengan Felix Kanha!" ucap Felix bermonolog dalam hatinya.
Ia menegak minuman yang baru saja ia ambil hingga tandas, lalu kembali meletakkan gelas kosong di atas meja. Felix melangkahkan kakinya menaiki altar, untuk menghampiri kedua mempelai.
"Shapire!"
Axel dan Shapire menoleh kearah sumber suara, ia terkejut ketika melihat sahabatnya Felix berada di depannya saat ini. Ingin rasanya Shapire meminta pertolongan pada pria itu, namun ia selalu mengingat ucapan Axel yang selalu mengancam dirinya. Shapire harus terlihat bahagia, namun ia tahu Felix tidak dapat dibohongi.
"Ku kira pembatalan pernikahan kalian hanya bohongan ternyata benar, apa kau benar-benar dengan pilihanmu ini Shapire?" tanya Felix lalu menatap Axel dengan sorot mata tajam.
Pertama kalinya Felix berani menatap sang ketua mafia dengan tatapan seperti itu, tanpa rasa takut. Regan yang berada di samping Felix pun dengan cepat mengalihkan perhatian.
"Selamat, ya!" ucap Regan kepada Axel dan Shapire.
"Terima kasih, Re" balas Shapire mengulas senyum, sementara Axel hanya tersenyum tipis.
"Jawab aku Shapire, kau benar-benar memilih dia?" tanya Felix sekali lagi.
"Ya, aku memilihnya. Dari awal aku menyukainya!" jawab Shapire dengan tegas.
Felix terkekeh melihat ekspresi Shapire yang sejak tadi tidak ingin menatap wajahnya. Wanita itu sangat ketakutan apabila ia sedang bersandiwara. Romeo yang melihat itu pun bergegas menarik Felix turun dari pelaminan. Namun, sebelum itu Felix menepuk pundak Axel.
"Bila kau menyakitinya, aku tak segan merebutnya. Aku tak peduli siapa dirimu, dia wanita spesial tidak pantas untuk kau sakiti!" bisik Felix lalu pergi meninggalkan pelaminan. Ia pergi begitu saja meninggalkan acara yang membuatnya sesak.
Axel mendengus kesal, kalau bukan karena ia memiliki hutang budi kepada pria itu saat ini juga Felix sudah ia tembak mati. Rasa kebencian Axel kepada Shapire semakin bertambah, rasanya ia ingin segera mengakhiri pesta ini.
Felix melajukan kendaraannya dengan kencang membuat Regan dan Romeo yang mengikutinya dari belakang kehilangan jejak. Regan menghentikan laju kendaraannya ketika mereka kehilangan jejak Felix.
"Baru kali ini gue lihat Felix sekacau ini," pungkas Regan.
"Elu tahu kan dia cinta banget sama si sapi? Dia terpaksa merelakan Shapire sama Dino karena mereka saling mencintai. Tapi sekarang Shapire malah menikahi Axel, sepertinya ada yang aneh."
Romeo mencoba menghubungi Felix namun panggilannya sama sekali tidak dijawab oleh sahabatnya itu.
"Dan gilanya si onta, dia udah ada niat jadi pebinor. Elu denger enggak ancaman dia tadi?" timpal Regan.
"Gue ngerasa Shapire melakukan semua ini terpaksa, itu yang membuat Felix marah." Regan melajukan kendaraannya kembali menuju ke pesta pernikahan Axel dan Shapire.
"Gue juga ngerasa kayak gitu, tapi bagaimana sekarang Shapire sudah menjadi istri sah Axel. Elu tahu kan Axel kayak apa? Gue males berurusan sama dia, dia kayak uncle Kai. Mainannya pistol, gue masih sayang nyawa gue," cerocos Romeo panjang lebar.
Sementara itu, sesampainya di dalam mansion Felix melempar apapun yang ada di depannya. Ia masih tidak rela Shapire jatuh ke tangan Axel yang kejam. Rasa sakit bercampur dengan amarah yang luar biasa, ingin rasanya Felix menghabisi pria yang saat ini bersanding dengan wanita yang ia cintai. Mengapa Axel? Mengapa bukan dirinya apabila ia tidak menginginkan Dino.
Waktu terus berlalu, siang berganti malam, pesta telah usai para tamu undangan sudah meninggalkan tempat. Tersisa hanya para keluarga dan kerabat yang masih ingin bercengkrama. Sementara Axel dan Shapire saat ini sudah berada di dalam kamar, Axel melonggarkan dasinya ia lalu meminum alkohol yang baru saja ia ambil dari lemari tempat ia menaruh minuman.
Shapire hanya terdiam duduk di atas ranjang yang sudah dihias, ranjang dengan banyak taburan kelopak mawar yang seharusnya menjadi saksi bisu pergulatan panas para pengantin baru. Shapire hanya menundukkan kepalanya, tanpa mau menatap wajah suaminya. Berada dalam satu ruangan yang sama dengan Axel membuatnya sulit bernafas. Ya, ia sangat takut Axel, ia takut Axel melukainya.
"Apa yang kau bayangkan? Apa kau pikir kita akan menghabiskan malam bersama seperti pengantin pada umumnya?" tanya Axel dengan nada mengejek.
"A..aku tidak berpikir seperti itu," jawab Shapire singkat.
Shapire menundukkan kepalanya sembari memegangi gaunnya, ia tidak berani menatap pria itu. Tatapannya sungguh mengerikan, Shapire tidak ingin banyak berdebat dengan pria satu ini.
Axel menatap gaun yang dikenakan oleh Shapire, memang bukan gaun yang ia beli untuk Safia. Namun rasanya ia sakit hati melihat wanita lain yang memakai gaun pengantin dan berada di dalam kamar pengantin dengannya.
"Lepaskan gaun itu, seharusnya Safia yang memakai gaun pengantin. Seharusnya Safia yang berada di sini, tapi kau...?" Axel menghentikan ucapannya ketika melihat tatapan mata Shapire tatapan yang sama seperti Safia dan ia sangat membenci hal itu.
"Aku tidak memiliki pakaian ganti, aku tidak sempat berkemas. Tunggulah Ratu membawa pakaianku, dia sedang dalam perjalanan membawakan pakaian milikku."
Axel menarik rambut Shapire membuat Shapire meringis kesakitan, untungnya kamar milik Axel kedap suara sehingga kegaduhan yang ia buat tidak terdengar oleh keluarga lainnya.
"Tatapan itu? karena tatapan itu pria itu mengancam seorang Axel. Bersikaplah bahagia menikah denganku, jangan sampai ada orang yang curiga karena tatapanmu itu. Kau berhasil membuat Felix tidak mempercayai pernikahan ini, ingat Shapire kau tawananku! Bahkan untuk mati pun kau tidak aku izinkan!" gertak Axel lalu menghempaskan tubuh Shapire ke atas ranjang.
Axel melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya, sementara Shapire hanya bisa meratapi takdir malang yang menimpanya. Memiliki suami yang tidak mencintainya bahkan sangat membencinya membuat Shapire ingin rasanya mengakhiri hidupnya. Bulir bening menetes begitu saja membasahi pipinya, ia menyesal mengapa tidak ia saja yang mati mengapa Safia yang membuat ia terikat dengan pria kejam ini.
Shapire tersentak ketika menjadi suara ketukan pintu dari luar. Ia bergegas menghapus air mata yang sejak tadi sulit ia bendung. Ketika Shapire membuka pintu kamar, ingin rasanya ia memberitahu apa yang terjadi namun rasanya sangat sulit diungkapkan.
"Shapire!"
ettt tp othorr menganggu aja.. dasarr🙄
sapa sihh tuhh yg ketok🤔
dengarkan kata mom shapir dan kau akan tau kalau dia kesepian dan butuh teman .
kemana kata²mu yg menyakitkan dulu/Curse//Curse/
aku gak terima ya axel, kau belum minta maaf dah nyosor dan posesif aja/Right Bah!//Right Bah!/
ah enak Axel klu nyusu dari sumbernya😂😂