NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Tuan Bara

Istri Rahasia Tuan Bara

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa
Popularitas:26.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nopani Dwi Ari

Bukan ingin Elea terlahir dari rahim seorang istri siri yang dicap sebagai pelakor, sejak sang ibu meninggal, Eleanor tinggal bersama ayah kandung dan istri sah sang ayah.

Sejak kecil ia tak merasakan kasih sayang dari ayah kandungnya, tinggal di rumah mewah membuatnya merasa hampa dan kesepian. Bahkan dia dipekerjakan sebagai pelayan, semua orang memusuhinya, dan membencinya tanpa tahu fakta yang sebenarnya. Elea selalu diberikan pekerjaan yang berat, juga menggantikan pekerjaan pelayan lain.

"Ini takdirku, aku harus menerimanya, dan aku percaya bahwa suatu saat nanti Ayah bisa menyayangiku." Doa Elea penuh harap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.20

Bima memutuskan untuk pulang saja, bukan dia tak sayang. Dia lebih menghindari keributan dengan Mala.

Dia akan memikirkan langkah apa, yang akan dia lakukan untuk Tiana. Agar bisa move-on dari Bara.

"Maafkan papa, Tiana." Gumam Bima.

***

Tiana masih betah dengan tidur panjangnya. Mala pun masih setia, menemani sang anak. 

"Mama, gak tidur?" tanya Tristan, saat melihat Mala masih di posisi semula.

"Gimana Mama, mau tidur. Mama takut kakak kamu, gak bangun lagi."

"Hus! Jangan ngomong gitu Ma, kak Tiana pasti bangun!" tegas Tristan, semalam saat diberi kabar oleh Mala. Tristan buru-buru pulang dan langsung ke rumah sakit. Padahal dia baru saja tiba di apartemen miliknya, setelah seharian kuliah dan mengurus cafe miliknya.

"Tapi Mama..."

"Sudah Ma, lebih baik Mama istirahat aja. Aku janji kalo kakak bangun, aku akan kasih tau Mama. Sekarang ayo tidur," ajak Tristan, beruntung Tiana sudah berada di ruang rawat yang memiliki fasilitas lengkap untuk tamu juga yang menunggui pasien.

Mala pun menurut, dia tidur tempat tidur yang sudah disediakan. Hanya terhalang oleh gorden saja.

"Cepatlah bangun, kak. Jangan buat Mama sedih," kata Tristan.

***

Bara tersenyum menatap Elea yang sedang makan dengan lahap, tak menyangka dia akan sejatuh cinta ini pada Elea. Dulu dia sangat membenci Elea, bahkan untuk menatapnya saja enggan.

Waktu menunjukan pukul setengah tujuh pagi, tapi Bara masih betah berlama-lama menghabiskan waktu dengan Elea. Karena setelah cuti nanti, dia akan langsung bekerja dan pastinya akan sangat sibuk sekali.

Elea yang merasa diperhatikan, langsung menoleh ke arah kanan. Dimana Bara berada.

"Bara, kenapa sih? Ayo makan, jangan melamun." Tegur Elea.

"Aku udah kenyang," jawab Bara, tanpa mengalihkan pandangannya.

"Apaan sih kamu, ayo makan sayang banget makannya itu." Elea mengambil mangkuk milik Bara, lalu mengaduk bubur tersebut.

"El, aku gak suka diaduk." Protes Bara.

"Telat, lagian kenapa melamun terus? Mikirin Tiana?" tuduh Elea.

"Ehh, kenapa jadi bawa-bawa Tiana? Aku malah lupa sama dia." Sahut Bara menggeleng pelan, memang sejak semalam dia mulai lupa pada Tiana.

"Ya sudah cepat makan, lagian bubur diaduk itu enak. Cepat ahh pokoknya, aku mau beli yang lain." Ucap Elea dengan menggebu tanpa henti.

"Iya, iya sayang. Nih aku makan." Bara menyuapkan buburnya, dengan ogah-ogahan. Tapi, setelah dirasa-rasa bubur diaduk tidaklah terlalu buruk.

Setelah sarapan, mereka memutuskan untuk duduk di taman dekat hotel terlebih dulu. Sebelum lanjut membeli apa yang diinginkan Elea.

***

Sepi itulah yang kini dirasakan oleh Adrian, biasanya setiap pagi dia selalu merecoki Elea sebelum Bara datang dan mengaku Elea istrinya. Adanya Elea membuat hari Adrian berwarna, setelah sarapan Adrian memutuskan untuk keluar dari hotel dan kembali ke apartemen. Dia melintas didepan unit Elea yang sekarang sudah kosong, berharap kemarin bukan pernikahan Elea. Berharap semuanya hanya mimpi.

"Bangun Adrian, dia istri orang. Lo harus move-on," kata Adrian dalam hati dan menyemangati diri sendiri.

Panggilan dari Briana kakak satu-satunya Adrian, membuat Adrian mengalihkan perhatiannya.

"Iya kak, ada apa?" tanya Adrian.

"Adrian, bisakah kamu kerumah sakit. Syahila sakit, dia maunya sama kamu."

"Apa, sakit? Oke aku kesana."

Adrian mematikan sambungan telepon dengan Briana, dalam hati bertanya kapan keponakan tersayangnya sakit.

Berpuluh menit kemudian, dia sudah sampai di rumah sakit dan tak sengaja melihat Bima menunggu lift. 

Adrian menatap wajah Bima yang sendu, terlihat beban berat juga rasa lelah di wajahnya.

"Kira-kira siapa yang sakit?" dalam hati Adrian bertanya, sampai dimana lift terbuka dan mereka naik bersama. 

Bima dan Adrian turun dilantai yang sama, rasa penasaran membuat Adrian mengikuti langkah Bima. Tentu Bima belum menyadari itu, karena banyaknya pikiran yang terus berputar di otaknya.

Adrian melihat Bima menghela nafas dengan pelan, sebelum masuk kedalam. 

"Ngapain kesini, lagi? Tiana gak butuh kamu." Marah Mala.

"Tiana, jadi namanya Tiana dan dia sakit?" Gumam Adrian, masih setia mengintip Mala dan Bima.

"Aku ingin melihat putri kita, Mala." Jawab Bima.

"Heh! Putri kita, dia hanya putriku. Bukan putrimu, putri mu jelas Elea anak pelakor itu."

"Mala pliss, aku mohon. Aku ingin berdamai dengan masa lalu dan memperbaiki hubunganku dengan Elea." Tutur Bima, berharap Mala bisa mengerti.

"Aku tidak peduli, mau kamu memperbaiki hubunganmu dengannya aku tidak peduli. Satu yang harus kamu tahu, jika berani menemuinya maka jangan harap aku dan anak-anak ada dirumah itu." Ancam Mala, lalu pergi meninggalkan Bima yang mematung dia ingin menangkan hatinya terlebih dulu. Ditambah dia belum bisa tidur, karena Tiana belum juga bangun.

Adrian buru-buru bersembunyi saat Mala lewat, lalu dia pun memutuskan pergi ke kamar dimana keponakannya dirawat.

"Kok lama sih," omel Briana.

"Maaf kak, tadi aku jenguk teman dulu." 

"Teman apa teman?" goda Briana.

"Apaan sih kak, teman kok. Lagian aku kayanya menjomblo aja deh," cetus Adrian, dan langsung mendapatkan hadiah cubitan dari Briana. Membuat Adrian meringis.

"Hus! Jangan ngomong sembarang kamu, dicatat sama malaikat lewat baru tau." 

"Ya mau gimana lagi, wanita yang aku suka. Udah nikah, masa iya aku mau jadi pebinor gitu."

"Awww kakak." Pekik Adrian, kini Briana menjewer telinga Adrian karena bicara sembarangan.

"Gak ada sejarahnya, di keluarga kita jadi pelakor dan pebinor ya. Adrian, awas aja kamu kalo deketin istri orang. Kakak pecat kamu jadi adik!" tegas Briana.

Adrian menggaruk rambutnya yang tak gatal, dia lebih memilih tak menjawab Briana. Kalau menjawab bisa panjang urusannya, tak lama pintu kamar mandi terbuka. Dimana Syahila sedang digendong oleh ayahnya.

"Sya," panggil Adrian.

"Om Adrian," rengek Syahila, meminta digendong.

"Kakak titip Syahila dulu, mau cari sarapan. Kamu belum sarapan, kan?" tanya Briana.

"Belum." Jawab Adrian, dia memang sudah sarapan. Tapi hanya sarapan kopi dan roti saja, tau sendirikan orang Di Indonesia kalau belum makan nasi belum makan. Adrian menimang Syahila agar tidur, karena menurut Briana Syahila harus banyak istirahat.

"Oke, kakak titip Syahila." 

"Iya kakakk." 

Adrian menggeleng menatap kakaknya yang terlalu overprotektif pada anak keduanya, yang mudah sakit. Sedangkan anak pertamanya ada di rumah dengan pembantu dan akan menemui adiknya setelah pulang sekolah.

"Om, jangan pergi ya. Temani aku," katanya dengan manja.

"Iyaa, om gak akan pergi. Syahila mau ketaman? Mau makan gak?" tanya Adrian.

"Engga om, makanannya gak enak pahit." Tolak Syahila.

"Ya sudah, tapi nanti kamu makan ya. Biar om suapi."

Syahila menurut dan kembali merebahkan kepalanya, di pundak Adrian. 

Adrian sendiri mulai kepikiran dengan Tiana, ingin rasanya dia melihat gadis tersebut. Gadis yang dia tahu adalah kakak seayah dari Elea.

****

Ruang perawatan Tatiana.

"Ma, sarapan dulu. Tristan udah beliin mama bubur."

Tristan menyiapkan sarapan untuk Mala, yang lagi-lagi menatap kosong anaknya. Sesekali air mata menetes dan dengan cepat Mala menghapusnya, bagaimana perjuangannya untuk mendapatkan Tiana harus dengan rasa sakit terlebih dulu. Bahkan dia harus ikut bekerja demi memajukan perusahaan.

"Ma." Tristan mengusap lembut bahu Ibunya, dia tahu Mala sangat menyayangi kakaknya tersebut.

"Mama makan dulu, nanti kakak bangun Mama sakit kan gak lucu." Canda Tristan.

"Mama gak lapar, Mama mau kakakmu bangun. Tristan," isak Mala, dia mencium tangan Tiana.

"Ayo Ma, dikit aja. Atau mau aku suapi?" 

Mala pun terpaksa melepaskan tangan sang anak, lalu menghadap ke arah anak laki-lakinya yang tersenyum manis.

"Ayo Ma, makan biar aku suapi. Dulu pas aku kecil kan Mama yang suapi aku," kata Tristan.

Sambil menyuapi Ibunya, Tristan sesekali menceritakan kegiatannya di kampus juga cafe miliknya.

Tanpa disadari oleh mereka, Bima melihat itu semua. Setelah pertengkaran dengan Mala, Bima memutuskan untuk duduk di ruang tunggu dan saat Mala kembali ke kamar Bima pergi ke taman.

"Mala, Tristan, Tiana. Maafkan Papa sayang, Papa sayang kalian!" 

Ingin rasanya Bima masuk dan meminta sang anak untuk bangun

Bersambung...

Maaf typo

Jangan lupa vote, kembang ,kopinya makasih 🥰

1
Sunaryati
Lanjut
merry jen
jgn cpt dipertemukan mrkk biarinn bara trauma kapokk biar lain x gk pernah mcm mcm lgg SM lea
merry jen
nkmtin nyaa pndrtaan mu bar pokky pak bima jgn ceptt pertemukan Lea dan bara,,pertmukn bara UD pyn perushhnn sndrii bgtuu 😁😁😁
merry jen
ngatainn Lea ank. pelakorr dr sndrii jdii pelakorr ,,mngkin mm lea gk sngja jdii pelkorr dlmm rumhh tggn orgtu muu tp kmu sngjaa jdi pelkorr gtuinn donkk Bu Widya biar maluu ,,trss bima cerita in kjdiann yg sebnryy ddpn ank bini muu biar sdr dri lgian ankmu UD dwsaa untuk mengetahui mslh org dwsaa ,,jgn diam ajj korbanin Lea jdi kebencian klurgamuu
Cookies
double up thor
merry jen
jgn pertmnknn Lea dgn bara Kokok dluu ,,biar tau rasa tu barakokok
AriNovanie: BaraKokok 😂 Borokokok 😂
total 1 replies
Muh Alvin Alfarizky
jangan pertemukan mereka dulu pak Bima biar bara menikmati penyesalannya 😂😂
AriNovanie: /Facepalm/
total 1 replies
merry jen
jgn ksh tau dmn Lea pak bima
merry jen
akhir kere juga tu si mala syukrinn hdp sushh skrgg
Sunaryati
Pak Bima itu benar atau hanya kerja sama dg Tristan untuk memberi pelajaran Pada Bu Mala dan Tiana, semoga cuma akal- akalan mereka. Elea jika rindu Bara sudahi hukumannya, tapi dengan syarat dan bukti jika harus tegas pada dirinya atas hubungannya pada Tiana
Cookies
luar biasa
Muh Alvin Alfarizky
sukurin kamu bar makanya jadi laki itu yang tegas dong
merry jen
senangg x akuu bara mndrtaa ,,mkyy yg tegass SM orgg lainn jgn lembekk kyk jelii ,,laki plin plnn penakut pengecut lgg 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️sekrg rsa knn pendrtaann ,,moga bara tauu klo Lea Hamill nemuin tespek milik Lea lebih bgs Bu Widya yg nemuin biar bara dgebukin mmmyy 😂😂😂😂
Sunaryati
Beri sedikit karma pada Tiana dan Adrian Thoor, sudah bekerja sama untuk memisahkan Bara dan Elea, nikmati penyesalanmu akibat tidak tegas hatimu untuk menolak permintaan Tiana., Bara.
Praditya Raditya
selamat hari raya idul Adha 🙏🙏
Sunaryati
Hukum Bara dengan tidak dapat menemukan Elea dalam waktu agak lama, paling tidak sampai anaknya lahir
merry jen
pokkyy jgn ceptt ktmuu ,,Lea kmu hrss pintar pinter sembunyikan dri mu dgn baikk ksh pljrnn org org yg UD saktin kmuu ,,selmt hari raya idul adha 🙏🙏🙏
Muh Alvin Alfarizky
syukurin kamu bara semoga kamu tidak bisa menemukan elea😡😡😡
Praditya Raditya
dikirim ke sungai Amazon 😆😆😆
AriNovanie: /Facepalm/
total 1 replies
merry jen
lkii pengecutt tuu bara ,,kere jugaa belaguu kriin pemilik perusahaan tauu msh kerjj dgn orgg pntsann tktt SM tiani SM mm yy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!