NovelToon NovelToon
Rintik Hujan

Rintik Hujan

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Cerai / Cinta Paksa / Beda Usia / Penyesalan Suami
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: @nyamm_113

"Jadilah kuat untuk segala hal yang membuat mu patah."
_Zia


"Aku mencintai segala kekurangan mu, kecuali kepergian mu."
_Darren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @nyamm_113, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MERINDU

...RINTIK HUJAN

...

Zia tak henti-hentinya tersenyum, baru saja dia mendapatkan telpon untuk pertama kalinya dari Darren. Selama menikah Darren dan dirinya hanya bertukar pesan, dia tidak berani menelpon lebih dulu pada suminya. Tapi, mungkin hari-hari kedepannya dia sudah berani menelpon lebih dulu pada suaminya.

“Ngak pegel tuh bibir lo senyum mulu? Gue yang liat ajah pegel Zia.” Celetuk Cantika. Melihat Zia yang sedari tadi tersenyum tanpa hentinya.

Mereka bertiga menghabiskan waktu libur di salah satu cafe di ibukota Jakarta, mereka masih bersantai. Masalah mau kuliah dimana itu belakangan, yang penting happy kiyowo dulu bareng teman sebelum sibuk masing-masing.

“Ngak, biasa ajah.” Jawab Zia. Tersenyum menatap Cantika, temannya ini tidak tau saja rasanya di beri kabar oleh suami tercinta.

“Iya dah! Yang jatuh cinta mah bedah, lah gue hanya remahan peyek.” Ucap Cantika.

“Ngomong-ngomong, suami lo sampai kapan dibandung? Ngapain disana?” Kepo Noni. Zia belum mengatakan apapun pada mereka, kecuali Darren kebandung. Hanya itu.

“Mas Darren ada urusan bisnis dibandung, terus kalau ngak salah tiga hari lagi dia pulang. Seminggu dia pergi.” Jawab Zia tenang.

“Gitu yah.” Ucap Noni. Kembali menatap Zia. “Kalau semisal Darren kasar lagi ke lo! Lo.”

Zia menggeleng pelan, menutup mulut noni dengan satu jari telunjuknya. “Aku yakin, mas Darren udah berubah. Walaupun sifat cuek dan dinginnya masih ada, tapi aku bersyukur setidaknya mas Darren ngak kasar lagi ke aku.” Sela Zia.

“Benar, yang terpenting sekarang. Suami lo udah ngak kasar lagi, ngak main tangan lagi ke lo.” Timpal Cantika. Mengusap pelan punggung sahabatnya ini.

“Tapi serius Zia. Kalau ada apa-apa, jangan sungkan kekita buat cerita. Kita bakalan dengerin dan se bisa mungkin buat bantu lo, walaupun nanti kedepannya kita bakalan jarang ngumpul kaya gini lagi.” Jelas Noni.

Mereka tidak selamanya kumpul seperti ini, ada saatnya mereka pergi untuk memilih jalan hidup masing-masing. Mencari jati diri dan menemukan pengalaman hidup yang baru.

Begitu juga dengan Zia, dia sudah menentukan pilihan hidupnya. Langkah dan keputusan yang dia ambil kedepannya sudah dipikirkan dengan matang.

“Iya, aku bakalan cerita kok. Jadi tenang ajah.” Ujar Zia. Bersyukur karena memiliki sahabat seperti mereka.

“Kok jadi sedih gini yah? Iss gue ngak suka.” Timpal Cantika. Acara untuk bersenang-senang, malah mendadak sedih begini.

Noni yang duduk ditengah, membuka lebar kedua tangannya. “Uhhh, tayang-tanyang. Peluk dulu dong.”

Zia dan Cantika tersenyum, lalu mendekat pada Noni.

Mereka berpelukan dengan erat disertai senyum tulus, tak peduli tatapan aneh dari pengunjung.

“Terimakasih banyak udah mau bareng-bareng terus.” Ujar Noni. Memeluk erat kedua sahabat rasa saudara ini.

“Gue juga, terimakasih karena udah jadi saudara gue sampai detik ini. Dan gue berharap, kedepannya bakalan selalu seperti ini.” Lanjut Cantika.

“Semoga kita selalu sama-sama yah, kalau boleh sampai kejannahnya.” Itu Zia.

***

“Maaf pak, boleh saya bertanya.”

“Boleh mas.”

“Alamat perumah ini dimana yah?”

Bapak itu menatap selembar kertas kecil, yang dimana bertuliskan alamat sebuah perumahan yang elit.

“Ini udah dekat mas, tinggal lurus ajah sampai mentok jelan ini. Terus disana nanti ada persimpangan, nanti masnya tinggal belok kanan ajah.” Jelas pria tua itu.

“Terimakasih banyak.”

“Sama-sama mas.”

Itu Darren. Selama dibandung menghabiskan waktunya hanya untuk mencari alamat yang dikirmkan oleh David, alamat itu adalah dimana Melinda tinggal saat ini.

Urusan bisnis hanya suatu alasan untuk datang keseni, alasan sesungguhnya adalah untuk mencari tau dan memastikan sendiri bahwa Melinda menetap dibandung.

Darren mengendarai mobilnya dengan pelan saat sudah memasuki kompleks perumah mewah, mencari nomor rumah 011A.

“Itu dia.” Serunya dengan pelan saat mendapati satu rumah yang telihat sepi. Rumah itu tampak mewah.

Darren turun dari mobil, berjalan mendekat kerumah itu. Sedikit ragu untuk menekan bel yang ada disebelah pagar besi itu.

Darren tidak mau membuang-buang waktunya dengan hanya berdiri saja, dengan gerakan pelan menekan bel rumah itu beberapa kali. Hingga keluarlah seorang wanita tua.

Membuka pagar, lalu. “Maaf den, cari siapa yah?” Tanyanya dengan ramah.

Darren tersenyum tipis. “S-saya mencari Melinda, yang pemilik rumah ini.” Jelas Darren. Menatap kedalaman rumah.

Wanita tua itu menatap Darren, selama bekerja disini hanya ada dua laki-laki mudah yang sering datang kesini. Lalu, siapa laki-laki asing ini?

“Maas den, kalau boleh tau. Aden ini siapanya nyonya yah?” Tanyanya lagi dengan ramah.

Darren terdiam. Siapanya Melinda? Jelas dia adalah MANTAN KEKASIH.

“Aaahh, saya teman lamanya.” Jawab Darren.

Wanita tua itu mengangguk. “Yaudah masuk den.”

“Terimakasih.”

Darren diantar hingga masuk kedalam rumah mewah itu, lebih mewah lagi rumahnya.

“Aden tunggu disini, saya panggilkan nyonya dulu.” Ujar wanita tua itu. Kemudian meninggalkan Darren di ruang tamu.

Darren menatap dinding rumah ini yang begitu banyak foto-foto dari yang terkecil hingga yang paling besar, dia tiba-tiba saja merasa gugup. Itu jelas Melinda, mantan kekasihnya yang meninggalkan dirinya hanya karena dia bekerja sebagai karyawan biasa.

Namun, bodohnya dia karena masih mengharapkan wanita yang sudah jelas-jelas pergi meninggalkannya.

Tak

Tak

Tak

Suara langkah kaki mengalihkan lamunan Darren, menatap kearah tangga. Tubuhnya menegang dan kaku menatap wanita yang sejak dulu hingga kini masih memiliki tempat dalam hatinya.

Wanita itu masih juga belum melhat siapa tamunya di siang hari ini. Hingga pijakan terakhir gerakannya terhenti.

Mereka saling menatap, kedua sorot mata yang saling memandang mengartikan betabah terkejutnya melihat sosok yang dulu begitu saling mencintai.

“Darren.”

“Melinda.”

Darren menatap begitu dalam sosok wanita yang sudah ada tepat didepannya, sorot mata yang tak pernah dia berikan kepada Zia. Istrinya.

“Ka-k-kamu kemana saja?” Tanya Darren pelan. Matanya sibuk menatap wajah Melinda, sungguh dia sangat merindukan sosok wanita ini.

***

Darren pulang dari rumah Melinda dengan wajah yang tentu bahagia, namun dia merasakan sesuatu yang mengganjal hatinya.

“Zia.” Ucapnya pelan.

Darren baru saja selesai dengan ritual mandinya, namun pikirannya tiba-tiba saja terlintas sosok istri kecilnya.

“Sedang apa dia dirumah?” Tanyanya pelan. Menatap nomor kontak Zia di ponselnya.

Dia merindukan Zia, rindu dengan segala perhatiannya serta suara lembutnya yang selalu mengisi setiap sudut rumah mereka.

“Apa saya mulai menyukainya?” Tanya Darren. “Hahah, tidak mungkin secepat itu dan yah saya tidak akan pernah menyukainya.” Lanjutnya.

Tapi. Darren ragu dengan kalimatnya sendiri, jika kedua orang tuanya tau? Lalu Abraham yang sangat mencintai Zia? Lalu Zia?

Di ibukota Jakarta. Zia baru saja selesai dengan makan malamnya, rumah masih sepi karena suaminya itu masih melakukan perjalan bisnis kebandung.

“Kangen mas Darren, mas Darren lagi ngapain yah disana?” Ujar Zia. Duduk diruang keluarga dengan TV yang menanyangkan serial kartu kembar dengan kapala botaknya.

“Mas Darren ngak mau gitu ngabarin duluan?” Lanjutnya. Zia tak bohong, dia memang benar-benar merindukan suami cuek dan dinginnya itu.

“Nasib punya suami yang ngak peka. “Ucap Zia. Lalu. “Ehhh! Astagfirullah hal adzim Ya Allah, ngak boleh Zia ngomong kaya gitu.”

Zia mengambil ponselnya, mencari kontak suaminya. “Telpon ngak yah?”

Zia menggeleng. “Ngak usah deh, mending nonton.” Lanjutnya.

Zia sudah memikirkan jalan yang dia ambil, dia tak ingin melanjutkan pendidikan kuliahnya. Dia ingin fokus menjadi seorang istri dan menjadi ibu rumah rumah tangga yang baik untuk keluarganya kelak.

“Nanti aku coba tannya mas Darren deh.”

***

“Lo hanya orang baru dikehidupan Darren.” Ujar wanita cantik itu. Menatap foto dalam ponselnya.

“Kita lihat ajah nanti, posisi lo sebagai nyonya Andreas bakalan kesingkir di tangan gue Zia.” Lanjutnya. Tersenyum jahat.

Dia Melinda. Saat Darren pulang dari rumahnya, dia segera mencari tahu kehidupan Darren setelah dia meninggalkannya. Awalnya dia terkejut jika Darren sudah menikah dan istrinya adalah gadis yang jauh dari tipe Darren.

Merasa senang karena Darren masih memiliki rasa padanya setelah dia yang meninggalkannya lebih dulu, dia tak memiliki rasa apapun lagi pada Darren hanya rasa haus dengan hartanya saja.

“Let’s start Zia!”

1
Rita Riau
Zia jadi orang jgn lugu dan polos bgt,, tu suami mu sedang berduaan dgn ulet bulu. dasar Darren ga bener 🙄🙄
Rosma Niyah: iya mba
total 1 replies
Nuril Waru
lanjut lagi thor
Om Rusli Banjarmasin
lanjut thoor
Osaka Marketing
gak salah si daren mesen pork belly ? di cerita kan muslim
Rosma Niyah: terimakasih sudah mampir dan komentar 😄
Rosma Niyah: maaf ya, karakter Darren kan cerita ya jauh dari Tuhan. orang ya keras, suka minum2, dia masih berusaha buat berubah, proses merubah diri jauuh lebih baik itu kan banyak tantangannya, begitu pula pada Darren. dan tentu saja ini hanya fiksi/Pray//Pray/.



ambil positif nya dan buang negatifnya ya/Smile/
total 2 replies
Rita Riau
Darren masih ambigu,,,
di lanjut Thor,,, penasaran 🤔
Rosma Niyah: Darren emang ambigu kenapa mba?
total 1 replies
Yumnah Sri Dayanti
sadar daren nyesel tu g ada yg duluan plng akhir loh
Rosma Niyah: benar
total 1 replies
Rita Riau
dari awal jahat,,, ya tetap lah jahat tak berubah. itu yg Darren kejar,,,
moga Darren cepat menyadari nya🤔🤭🤲
Rosma Niyah: aamiin
total 1 replies
Syiffitria
semangat thor :) mampir jugaa ya :))
Rosma Niyah: iya, kalau ada waktu ya
total 1 replies
Rita Riau
bego bener" bego si Darren,,, ku tunggu penyesalan mu Darren,,,
lanjut Thor. ku ingin si Darren hancur,, udah menyia yia kan berlian
Rosma Niyah: waduhhh
total 1 replies
Rita Riau
ga sabar nunggu lihat Darren bucin sama Zia 🤭😍
Rita Riau
semangat Zia taklukin tuh kulkas,,
Rosma Niyah: semangat oke... oke... oke
total 1 replies
Rita Riau
Darren kamu itu manusia paling jahat kejam dan yg parah lagi paling bodoh,,
Rosma Niyah: ada tambahan lagi mba?
total 1 replies
Rita Riau
biar kan Zia di culik Dirga biar si Darren bangkrut,,
Rosma Niyah: Dirga atau Anhar yang cocok sama Zia?
total 1 replies
Rita Riau
begini mungkin istri yang Solehah walaupun di apa"in ga menyenangkan masih lagi berbakti,,,
yakinlah Lo bakalan nyesel Darren,,,
Rosma Niyah: uhhh, kita liat ajah nanti
total 1 replies
Rita Riau
ini beneran begok,,, udah Zia diemin aja suami ga tau diri mu itu,,🙄
Rosma Niyah: sabar mbak
total 1 replies
Rita Riau
iya Zia buat suami mu klepek klepek
bikin tuan arogan bertekuk lutut 💪👍🏻😍
Rosma Niyah: kita kawal
total 1 replies
Rita Riau
ini sih bukan cinta tapi bodoh,,, bener kata si Anton,,
Rosma Niyah: anton mah pro, walaupun masih jomblo
total 1 replies
Rita Riau
si Darren CEO,,, dari perusahaan besar,tapi kok bego banget,,, kenapa ga dicari tau kemana perginya si Malinda,,,
Rosma Niyah: sibuk banget kali dia
total 1 replies
Rita Riau
sabar Zia,,, buat suami mu jatuh cinta pada mu,,, setelah itu bikin dia menyesal karena menyia yia kan mu
Rosma Niyah: benar banget
total 1 replies
Rita Riau
biasa lah perjodohan,,, awal nya gengsi tingkat nasional,,, ntar ujung ujungnya bucin tingkat dewa,,,
🤭🤔🙄😍
Rosma Niyah: benar, kecewain dulu. terus tiba-tiba nanti behh buncin stadium akhir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!