“Kak, ada yang ingin saya omongin,” Alisha sengaja menunggu Arkana agar tak ada kesalahpahaman di kemudian hari. Biarlah dijalan ia sedikit ngebut agar tidak telat ikut ujian.
“Lain kali aja, aku ada meeting pagi-pagi. Lakukan saja apa yang menurutmu baik aku setuju,” Arkana tak sarapan dan hanya meminum juice yang disiapkan oleh bi Sona.
Kepoin yuk cerita seru mereka. Kisah Faisal Arkana Kaif dan Alisha Mahalini yang dikemas dalam kisah "CINTA BERBALUT EGO"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CBE # 20 》》WHATTTT ???!
Sementara Alisha duduk cantik di dalam pesawat yang akan membawanya pergi jauh meninggalkan tanah air. Di lain tempat seperti biasa Arkana malah melakukan perjalanan dinas bersama Alex. Kedua pria itu baru saja selesai meeting bersama rekan bisnisnya.
“Ada apa bos ? Koq lesu, gak kayak biasanya ?!” Alex menatap bos sekaligus sahabatnya dengan seksama. Sejak mereka tiba Alex sudah menyadari perubahan Arkana. Namun ia belum menegurnya karena mengira hanya kelelahan dalam perjalanan.
“Entahlah Lex, aku koq merasa satu ruang dalam hatiku tiba-tiba kosong.” Arkana menatap lurus ke depan dengan sorot mata kosong. Pria itu juga bingung dengan keadaan hatinya yang aneh.
“Bos bertengkar dengan Alisha sebelum berangkat ?!” Alex hanya menduga-duga saja. Sejujurnya iapun penasaran dengan kisah pernikahan bosnya. Hingga kini ia belum mendengar berita kehamilan Alisha padahal mereka menikah sudah beberapa tahun.
“Kami gak pernah bertengkar, kehidupan kami bahkan teramat tenang,” Arkana dan Alisha memang tak pernah ribut. Bagaimana bisa ada keributan diantara mereka jika bicara saja sangat jarang.
“Kapan kalian terakhir bicara ?!” Alex memanfaatkan kesempatan untuk menginterogasi Arkana. Saat ini Alex bertindak sebagai sahabat karena urusan pekerjaan telah selesai.
“Entahlah aku lupa pastinya. Yang jelas waktu itu Alisha mengajakku bicara akan tetapi ada meeting pagi-pagi makanya aku hanya katakan jika lakukan saja apa yang dia inginkan, aku setuju saja.” Arkana hanya mengingat kata-katanya saja dan melupakan kapan ia mengucapkan kata-kata tersebut.
“Whaaatttt ?! Otakmu dimana ?! Gimana kalau Alisha bermaksud ingin bercerai denganmu !” Alex terlonjak kaget mendengar ucapan Arkana. Tak ada yang salah apa yang dipikirkan Alex. Selama ini ia tak melihat perkembangan kearah yang lebih baik kisah Arkana dan Alisha.
Arkana terhenyak mendengar perkataan asisten sekaligus sahabatnya. Ia tak memikirkan kemungkinan hal itu terjadi. Padahal jika dipikir-pikir justru kemungkinannya sangat besar mengingat hubungan mereka tak lebih hanya sekedar status.
“Gak usah sekaget itu, kamu tahu sendiri kan gimana sibuknya kita selama ini. Kamu saja selalu menunda pernikahanmu karena perusahaan memang membutuhkan banyak perhatian.” Arkana mencoba realistis padahal hatinya mulai gelisah.
Diingatkan tentang pernikahan membuat Alex tersenyum kecut. Arkana tak tahu dengan kejadian yang sebenarnya. Alex tak jadi menikah bukan karena perusahaan akan tetapi ia melihat dengan mata kepala sendiri sang kekasih hati berselingkuh. Alex tak ingin menceritakan pada siapapun luka hatinya. Ia belum siap untuk bercerita.
“Aku kan memang belum menikah berbeda halnya denganmu yang harus mempertahankan rumah tangga kalian. Aku jamin kalau Alisha sudah menerima hubungan sakral kalian yang sudah terjalin beberapa tahun. Coba kamu pikir wanita mana yang rela membuang-buang waktu bertahan dalam situasi yang tak jelas jika ia tak menerima pernikahan kalian,” Ucapan Alex yang panjang kali lebar kali luas membuat Arkana semakin gelisah. Ada rasa yang kini menguasai hatinya yang tak dapat ia lukiskan dengan kata-kata dan sangat mengganggu.
“Besok kita kembali ke tanah air. Pekerjaan pasti sudah menumpuk di atas meja.” Rupanya kata-kata Alex mampu membuat pikiran Arkana goyah. Meskipun alasan kepulangannya demikian adanya namun sebenarnya bukanlah pekerjaan yang menjadi alasan utamanya. Melainkan tentang Alisha.
Alex mengangguk setuju. Ia tak menyadari alasan sebenarnya Arkana ingin cepat kembali. Alex tak sempat memikirkannya karena dirinya pun sangat lelah dan butuh istirahat. Besok adalah hari jumat yang berarti ada hari libur yang bisa ia manfaatkan.
Arkana dan Alex lalu kembali ke hotel setelah selesai bersantap siang. Berdiskusi dengan klien sangat menguras tenaga. Arkana sengaja menolak ajakan Bernard yang ingin menjamunya, bukan karena tak menghargai pria muda itu akan tetapi Arkana dan Alex tak menyukai sekretaris Bernard yang menatap keduanya bagaikan singa betina yang haus bercinta.
Tak ada percakapan antara Alex dan Arkana selama dalam perjalanan kembali ke hotel. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Alex yang ingin istirahat dari segala rutinitas meski hanya sedetik sekalipun. Dan Arkana dengan pikirannya yang hanya dirinya sendiri yang tahu. Hingga akhirnya perjalanan mereka berakhir di depan pintu masuk hotel mewah tempat mereka menginap.
Arkana keluar dari mobil dan berjalan terlebih dahulu menuju lift diikuti oleh Alex. Mereka masih setia dengan sikap diam seribu bahasa. Entah mengapa kedua pria dewasa itu sangat malas membuka mulut walau hanya satu kata.
Sebelum Arkana menekan tombol lift, pintu lift tersebut terbuka dan beberapa orang keluar dari kotak besi tersebut. Arkana dan Alex masuk ke dalam lift yang kini kosong melompong. Masih tak ada yang bersuara hingga lift kembali berhenti agar kedua pria dewasa itu keluar.
“Jangan ganggu aku, malam ini makan malamku diantar ke kamarku aja.” Arkana tak berniat untuk keluar kamar. Seolah hari akan cepat berganti jika ia tetap berada di dalam kamarnya.
“Lha, gimana dengan makan malamku ? Masa iya kita dinner berdua di kamarmu bos ? Gak lucu ah,” Alex melayangkan protesnya mendengar ucapan Arkana. Sejujurnya ia tak berselera jika makan seorang diri.
“Apa salahnya makan malam di kamarku ? Sudah, gak usah protes. Pokoknya makan malam di kamarku !!” Arkana tak ingin dibantah membuat Alex hanya bisa mendengus kasar lalu mempercepat langkahnya meninggalkan Arkana seorang diri.
Arkana selalu ngotot dan tak pernah akan mengalah jika sudah memutuskan sesuatu. Walau hal kecil sekalipun. Pria itu sudah terbiasa hidup seorang diri dan tak pernah merasakan mengalah pada keinginan saudara ataupun kedua orang tuanya.
Terlahir sebagai anak tunggal dan selalu terpenuhi semua keinginannya membuat Arkana menjadi sosok yang egois. Apalagi kedua orang tuanya menghadap pada sang Khalik saat ia baru saja lulus bangku Sekolah Menengah Atas. Arkana dipaksa untuk menangani perusahaan papanya pada usia dimana ia masih ingin hangout bersama kawan-kawan seusianya.
Seiring bertambahnya usia, Arkana semakin mampu melebarkan sayap perusahaan warisan sang papa dan menggabungkan perusahaan kecil miliknya dengan perusahaan papanya. PT. NanShang miliknya dilebur menjadi NanShang grup. Perusahaan yang dalam beberapa tahun terakhir menduduki peringkat keenam perusahaan terbesar di tanah air.
Walaupun tak sebesar perusahaan mertuanya namun Arkana mampu membuktikan diri sebagai salah satu pengusaha muda tanah air.
Alex kini merilekskan tubuhnya dengan berbaring di atas kasur empuk kamar hotel, begitupula dengan Arkana yang mendadak merasa lelah. Padahal selama ini ia bekerja siang dan malam untuk mengembangkan perusahaan miliknya namun ia tak pernah merasa selelah saat ini. Perlahan matanya terpejam dan meraih alam bawah sadarnya. Sebuah solusi yang tepat untuk menghilangkan rasa lelah dan beban pikiran setiap insan. Meskipun bukan sebuah jaminan jika bangun beban pikiran tak lagi menyapanya.
cinta berbalut ego🤭🤭🤭🤭
walaupun kamu hebat kayak apapun tentu masih membutuhkan orang lain.terimalah dengan ikhlas Arkana.
itulah yg terbaik bagimu
sy suka dgn cerita2 nya.