pernikahan, bagi sebaian orang adalah kata kata yang paling mengerikan. Karena terdapat tanggung jawab yang cukup besar didalamnya, belum lagi berbagai macam cobaan yang pasti akan ada menghampiri. Maka dari itu, banyak yang berfikir ribuan kali untuk memilih kata "aku siap untuk menikah" walau usia mereka sudah cukup matang.
Tapi tidak bagi dua anak manusia yang sudah dimabuk cinta ini, mereka tak perduli dengan apa yang ada didepan sana, yang terpenting mereka bisa selalu bersama untuk saat ini dan selamanya.
Bahkan mereka nekat kabur bersama dan melakukan pernikahan tanpa adanya satu orang pun keluarga termasuk orang tua mereka. Usia tidaklah jadi soal bagi keduanya.
Bagaimana kah kisah kedua anak manusia ini dalam menjalani pernikahan diusia dini...??
ikuti kisah mereka...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delia Ata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, dan empat bulan sudah usia pernikahan Arsel dan Aletta kini. Sejauh ini rumah tangga mereka masih baik baik saja, belum mendapati masalah yang berarti. Justru kedua malah semakin mesra saja disetiap waktunya. Rasa cinta dan kasih sayang pun semakin tubuh subur dihati masing masing.
Masa masa dimana mereka menjalin kasih saat dibangku sekolah, yang terbilang jarang menghabiskan waktu bersama, kini terbalaskan. Justru sesuatu yang tidak bisa dan tidak boleh dilakukan pada saat itu, kini bisa sepuasnya mereka lakukan tanpa adanya takut akan dosa.
"Arsel...!!" panggilan dari Arya salah satu karyawan yang sudah lebih dulu bekerja ditempat itu, memaksa Arsel mengeluarkan tubuhnya dari bawah kolong kendaraan. "Iya bang..!" jawabnya.
"Dipanggil bos besar noh...!!" Arya memberi tau. Arsel pun bergegas meletakkan peralatan yang berada ditangannya, dan melangkah menuju keruangan dimana pemilik tempatnya bekerja berada, dengan berbagai macam pertanyaan. Pasalnya sudah beberapa kali ia bertemu dengan pemilik tempat itu, namun baru kali ini ia mendapatkan panggilan untuk bertemu didalam ruangannya.
Sementara itu, didalam ruangan terdapat dua sosok berbeda usia yang tengah berdebat. "Pah, aku enggak mau kerja disini, aku mesti kuliah." tolak remaja putri yang berusia sembilan belas tahun, yang tak lain putri dari pemilik tempat itu.
Pri paruh baya pemilik tempat itu, memiliki empat orang anak, tiga diantaranya adalah laki laki dan sudah berkeluarga, serta sudah memiliki bisnis mereka masing masing. Sementara si bungsu, putri satu satunya yang kini tengah menempuh pendidikan diuniversitas ternama dikota tersebut, pada akhirnya akan mewarisi bisnis yang sudah diturunkan oleh sang kakek kepada ayahnya.
Oleh sebab itu, sang ayah berniat akan mulai meminta putri yang ia beri nama Melly itu untuk bekerja selepas ia kembali dari universitas tempatnya menimba ilmu. "Kamu kerja disini setelah pulang kuliah, atau kalau kamu lagi enggak ada jam kuliah." jawab ayah Melly bernama Surya. Sesuai nama tempat itu "Surya Agung"
"Aku kan cewek papa, masa ngurusin bengkel." protes Melly "kalau salon, butiq, aku baru mau." kata Melly
"Seruan juga bengkel, penuh dengan cowok cowok keren." Balas sang papa.
"Apanya yang keren.? orang belepotan oli gitu." Melly membalas kembali "lagian juga udah ada yang om om pegawai papa, mana aku selera."
Tok tok tok
Suara pintu berwarna cokelat ruangan itu diketuk "Masuk.!" Surya sang pemilik tempat berseru.
Pintu perlahan mulai terbuka dan menampilkan siapa yang berada dibaliknya, dan sebelum mendekat kemeja dimana sang pemilik tempat berada, sang pelaku menutup pintu tersebut terlebih dahulu.
"Maaf pak, apa benar anda memanggil saya." ucap pemilik suara baritho itu dengan sopan. Dan mengusik indra pendengaran anak pemilik tempat itu. Melly yang semula berdiri membelakangi sang ayah dan sang pemilik suara, seketika saja memutar tubuh dan kepalanya, guna mencari tau seperti apa rupa pemilik suara yang sudah mengusik indra pendengarnya.
Ditelisik olehnya wajah pemilik suara yang berdiri searah jarum jam didepan sana. Dengan tubuh tinggi tegap yang terdapat beberapa noda warna hitam dipakaian yang dikenakan. Tangannya juga masih tersisa noda cairan hitam pekat berwarna serupa dengan yang dipakain pria itu.
"Kamu yang namanya Arsel Putra Anggara..?" tanya Surya sang pemilik tempat dari kursi kebesarannya.
"Betul pak, saya Arsel...!!"
"Saya sudah banyak mendengar soal kinerja kamu disini, jujur saya sangat puas dengan hasil kinerjamu. Bahkan ada beberapa pelanggang yang tidak segan segan memuji kamu didepan saya. Entah itu kebetulan atau tidak, tapi selama kamu bekerja disini, penghasilan bengkel ini meningkat, bahkan dari bagian interior yang awalnya tidak terlalu bagus." puji Surya, dan tanpa pria paruh baya itu sadari, sang putri yang berdiri tepat dibelakang kursinya, tengah menatap lawan bicaranya dengan tatapan memuja.
"Saya hanya ingin bertatap muka secara langsung dengan karyawan berbakat ini dan" Surya bangkit dari duduk, kemudian diulurkan tangannya pada Arsel "terima kasih sudah bergabung diSurya Agung."
Arsel menyambut uluran tangan Surya, dan mengucapkan rasa terima kasihnya pula karena sudah diizinkan bekerja ditempat itu. Setelah dipersilahkan untuk kembali ketempatnya bekerja, Arsel pun pamit undur diri dari ruangan tersebut.
"Papa...!!" seru Melly "aku mau kerja disini. Kapan aku bisa mulai kerja..??" ucap Melly dengan semangat.
Surya menautkan kedua alisnya, ditatap putri satu satunya itu. Belum lama putri cantiknya menolak permintaannya, tapi kini malah terlihat antusias "Kamu enggak kesambet kan..?" selidiknya.
"Ih papa, aku serius." cicit Melly "kapan aku bisa mulai kerja.?" tanyanya lagi.
"Oke, jm kerjamu bebas, kapan pun." jawab Surya "tapi tetap utamakan kuliahmu lebih dulu" peringatannya kemudian.
"Oke papa.!"
"Rate Vote Like kirim hadiahmu kritik dan saran"
