NovelToon NovelToon
Ice Boy Vs Cegil

Ice Boy Vs Cegil

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Popi Susanti

kuyy bacaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Popi Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

****

Dilain tempat seorang Galen tengah di hadapkan oleh kedua orangtua nya. Pria itu di suruh ibunya pulang ke mansion keluarga nya terpaksalah Galen pulang, sebenarnya ia malas sekali untuk pulang karena ujung-ujung nya membahas tentang dirinya yang masih belum menikah.

Sekarang keluarga itu tengah berkumpul di ruang keluarga, ada ayah, ibu dan saudara Galen di sana.

"Hanya untuk berkumpul seperti ini? Aku rasa pekerjaan ku jauh lebih penting dari pada ini" kata Galen membuka suara, karena sedari beberapa menit yang lalu mereka hanya duduk di sini.

Hendry dan Sania yang mendengar itu berdecak kesal. Putranya yang satu itu jarang sekali pulang ke mansion ia lebih memilih tinggal di apartemen nya, jika tidak di paksa ia tidak akan pulang padahal jarak apartemen Galen dengan mansion keluarga nya hanya berkisar dua puluh menit tidak membutuhkan waktu yang lama.

"Memangnya kau tidak merindukan berkumpul seperti ini, kita jarang sekali menghabiskan waktu bersama. Kalian sudah tumbuh dewasa sering menghabiskan waktu untuk dunia kalian. Ibu dan ayah merindukan kalian, apa kalian tidak menyadari" kata Zania melirik putranya itu.

Galen menghela nafas "ibu mau apa? Kita berkumpul seperti ini sepanjang hari, begitu" tanya Galen.

"Bukan begitu, ayah dan ibu ingin berbicara serius dengan kalian mengingat kalian yang sudah tumbuh dewasa" kata Hendry "memangnya kalian belum ada yang memikirkan untuk berumah tangga? Apalagi kamu Galen, usiamu sudah pantas untuk berumah tangga" kata Hendry melirik Galen.

"Aku sendiri belum memikirkannya kesana ayah, aku baru lulus kuliah dan ingin menikmati hidupku untuk berkarir terlebih dahulu" ujar Alan—saudara satu-satunya Galen. Ia baru lulus kuliah pada tahun ini dan langsung bekerja di perusahaan milik ayahnya. Pria itu memiliki sifat berbeda jauh dengan Galen. Ibaratnya mereka berdua adalah kebalikan satu sama lain. Dimana Alan memiliki sifat hangat dan humoris. Pria itu gampang berbaur dengan siapapun, banyak gadis tertarik dengan nya karena sikap nya yang ramah dan selalu terbuka dengan orang baru berbeda dengan Galen yang lebih tertutup, Galen sendiri memiliki sifat dingin, tidak mudah bergaul apalagi dengan perempuan. Pria itu selalu menolak saat mengobrol dengan perempuan.

"Dan kamu Galen?"

Galen menatap ayah dan ibunya bergantian "jika aku memilih tidak menikah, apa itu sebuah masalah besar?"

"Kedua orang tua Galen menatap pria itu tidak percaya begitupun dengan Alan "apa maksud kamu Galen? Jangan bercanda, bagaimana bisa kamu mengatakan itu, tentu saja itu sebuah masalah besar" ucap Zania tidak menyangka dengan perkataan putranya barusan.

"Tidak ada alasan untuk tidak menikah Galen, kau pria normal bukan? Lantas apa yang membuatmu memilih untuk tidak menikah? Apa kau tidak mempunyai pasangan, ayah dan ibu akan mencarikan pasangan untukmu, pasangan seperti apa yang kau inginkan? Kami pasti akan membantumu untuk mendapatkan nya" Ujar Hendry menatap serius putra nya.

"Sudahlah, itu tidak penting. Aku mau kembali ke kantor" kata Galen berdiri dari duduknya.

"Apapun caranya, ibu ingin kau menikah Galen, jangan membuat keluarga kita malu. Kau bahkan mapan dan rupamu juga tidak di ragukan, banyak wanita di luar sana yang mau dengan mu" kata Zania.

Galen mengendihkan bahunya lalu meninggalkan ruangan keluarga ini membuat kedua orangtua nya menghela nafas panjang, entah bagaimana lagi mereka menyadarkan kepada putra nya agar segera mencari pasangan. Bahkan usianya sudah cukup untuk menikah tetapi selalu saja menolak jika membahas yang menyangkut tentang pernikahan.

"Ayah, ibu aku juga mau kembali ke kantor" pamit Alan.

"Iya sayang, jangan membawa mobil ugal-ugalan" pesan Zania.

"Siap ibunda ratu" balas Alan lalu berlari keluar hendak menyusul saudara nya terlebih dahulu.

"Kak!" Pangil Alan menghentikan langkah Galen, pria itu menoleh kebelakang mendapati adik nya yang menyusul pria itu.

Galen menaikan alisnya sebelah "kau baik-baik saja?" Tanya Galen memastikan.

Alan tersenyum lalu mengangguk "kau terlalu sibuk dengan duniamu sampai melupakan waktu bersama adik mu" ucap Alan merangkul kakaknya keluar.

"Aku rasa kau juga sama"

Alan terkekeh "lain kali jika kau ada waktu pergilah berkunjung ke perusahaan ayah, kita bisa mengobrol banyak hal. Kita sudah lama tidak mengobrol satu sama lain" ujar Alan.

"Nanti aku akan mengabarimu jika aku ada waktu berkunjung ke perusahaan ayah. Omong-omong apa pekerjaanmu baik?" Tanya Galen.

Alan mengangguk "semuanya baik, aku pintar kau tau? Semuanya aku bisa menghandle dan sekarang saham perusahaan terus meningkat semenjak aku menjadi CEO di sana" kata Alan menyombongkan dirinya.

Melihat itu Galen terkekeh pelan menepuk-nepuk pundak adiknya itu "kau memang pintar, semua itu karena contoh dariku" ujar Galen.

Mendengar itu Alan tergelak kakaknya memang bisa saja "kau benar sekali, kepintaranmu menurun padaku, aku harap kebodohanmu juga tidak menurun padaku" kata Alan membuat Galen mengerutkan keningnya menatap Alan tidak mengerti.

"Keburukanku?"

Alan mengangguk "membuat keputusan untuk tidak ingin menikah, hei? Kau yang benar saja, kenapa kau bisa berfikiran seperti itu. Apa kau masih waras mengatakannya? Menikah itu bagian terpenting di dalam hidup cobalah berfikir lebih waras lagi" ucap Alan masih memikirkan perkataan kakak nya barusan.

"Kau tidak mengerti" balas Galen

"Tidak mengerti? Aku mengerti kak. Kau bodoh sekali. Aku harap kau membuang keinginan burukmu itu, kau harus menikah minimal sekali di dalam hidupmu. Jangan menjadi bodoh sampai-sampai memutuskan untuk tidak menikah, jika kau tidak mempunyai pasangan di ajak menikah aku mempunyai banyak teman perempuan, kau bisa memilih salah satunya" ujar Alan.

Mendengar itu Galen berdecak, adiknya itu memang berisik sekali "aku mau pergi dulu," kata Galen memasuki mobilnya.

"Jangan lupa ubah pemikiranmu, kau harus menikah apapun yang terjadi, jangan konyol dengan mengatakan kau tidak ingin menikah daripada kau menyesal nantinya seumur hidup" pesan Alan.

"Kau terlalu berisik, Alan" decak Galen.

"Aku berisik demi kebaikanmu, jangan sampai kau menjadi bujangan tua. Percuma wajahmu tampan berkharisma tetapi tidak mempunyai gairah untuk menikah, jangan-jangan kau tidak normal" kata Alan menduga yang tidak-tidak tentang kakaknya.

Galen menghela nafas kasar tidak menjawab perkataan adiknya lagi, pria itu menancapkan pedal gas mobilnya berlalu meninggalkan perkarangan mansion keluarganya membuat Alan yang tertinggal di sana berdecak kesal. Kakaknya memang aneh sekali.

****

1
Hala Madrid
bagus 👍👍
popi: makasihhh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!