Caroline adalah seorang pegawai kantor biasa. Dia bekerja seperti orang biasa dan berpenampilan sangat biasa. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa dia sebenarnya adalah boss mafia di dunia bawah.
Suatu hari saat Carolin pergi melakukan perjalanan bisnis, tanpa diduga dia diserang oleh salah satu musuhnya dan mati karena helikopter yang jatuh lalu meledak.
Saat Carolin terbangun, dia menemukan dirinya berada ditubuh orang lain. Melihat kecermin dan memegang wajahnya dengan bingung, “Siapa?”
Akankah Caroline mampu bertahan didunia yang tidak dia ketahui ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Evan Davis
Evan Davis adalah komandan yang sangat dihormati dan disegani. Dia lebih tua enam tahun dari Caroline. Azura atau ratu terdahulu adalah gurunya. Ratu terdahulu lah yang terus membuatnya melihat talentanya.
Dua puluh tahun lalu.
Seorang anak laki – laki duduk menangis bersembunyi dibalik tembok. Melihat jari – jarinya yang terluka penuh goresan, dia telah bekerja keras untuk menjadi ahli pedang seperti yang ayahnya inginkan, hanya saja ayahnya tidak pernah merasa puas dengan dirinya dan juga guru yang melatihnya selalu menghukumnya.
Evan davis tidak memiliki ibu dan ayahnya selalu menekannya bahkan mengirimnya ke camp pelatihan prajurit di usianya yang sangat kecil.
“Hei … apa yang kau lakukan disini?” terdengar suara seorang wanita yang lembut.
Evan mengangkat kepalanya dan mellihat seorang wanita dengan rambur perak dan mata biru bertanya dengannya dengan nada lembut. Untuk pertama kalinya seseorang berbicara lembut kepadanya.
Sejak saat itu ratu terdahulu selalu melatihnya dan mengajarinya berbagai hal. Dia sangat menghormati ratu terdahulu dan bersumpah akan membalas budinya serta setia padanya. Hingga suatu saat Evan mendengar kabar bahwa ratu meninggal. Evan seperti di sambar petir tidak menyangka dengan kabar yang dia dapat. Semenjak saat itu Evan menjadi lebih dingin dan tertutup.
Dia telah melihat tuan putri Caroline, dia sangat mirip dengan ratu terdahulu dari ujung rambut hingga ujung kaki. Hanya saja auranya sangat berbeda dengan ratu terdahulu, itu membuatnya sangat kecewa. Putri Caroline sangat suram dan mudah dimanipulasi.
Saat itu Evan tidak memperhatikan Caroline lagi karena dia merasa tuan putri Caroline sangat sulit untuk didekati seperti ada batas diantara mereka.
“Komandan!!”
“Lawan telah menyerang!!” teriak salah seorang prajurit.
Evan sadar kembali. “Apa?!” bagaimana bisa mereka menyerang kemarkas?
“Berani sekali mereka.” Evan menggertakkan gigi dan berlari bersiap menyerang.
“Master lihat ini.” Demon menangkap ikan dengan taringnya.
“Bhuuuaa!!” Nix mengeluarkan api dan membakar ikan itu.
“Aaaaaa … panas!!” Demon segera melepaskan ikan itu dan menaruh mulutnya kedalam air.
“Apa kau gila!!” teriak Demon.
“Haha … maaf,” ucap Nix.
Saat ini Caroline bersantai menaruh kakinya kedalam air. Ini sangat menyegarkan, meskipun dia memiliki mana yang sangat banyak dan kekuatannya sangat kuat. Dia juga membutuhkan istirahat dan bersantai.
Caroline meihat langit yang cerah dan melihat kuda yang sedang memakan rumput.
“Aku harap kehidupanku terus seperti ini … damai dan tentram,” ucap Caroline memejamkan mata.
“Nix apa kau bisa melihat apa yang terjadi diperbatasan sekarang?” tanya Caroline.
Nix berhenti. “Ya bisa.”
Segera Nix memejamkan matanya dan melihat dengan jarak jauh.
“Oh!! Pihak lawan sedang menyerang markas,” ucap Nix.
“Benarkah? Cepat sekali!” ucap Caroline.
“Ya … tapi pasukan kami cukup kuat.”
“dan juga ada seorang pria yang melawan dengan kuat dan cepat.”
“sepertinya pemimpin pasukan.”
Apa itu Evan? Sepertinya Ebi tidak membicarakan omong kosong.
“Apa kau melihat Duke Cedric?” tanya Caroline.
“seperti apa orangnya?” tanya Nix.
“Lupakan saja,” ucap Caroline. Dia nanti akan melihatnya sendiri.
Caroline berdiri dan mengeringkan kakinya. “Ayo … sudah cukup bersantainya,” ucap Caroline.
“Apa master akan membantu pasukan?” tanya Demon.
“Lihat saja nanti,” jawab caroline.
Dia hanya ingin melihat Dike Cedric dan memberikan kesan yang sangat kuat. Lihat apakah aku bisa membuat Duke jatuh cinta padaku pada pandangan pertama.
Caroline menaiki kudanya dan mereka kembali berjalan menuju perbatasan.
“Duke!!”
“Apa yang kita lakukan selanjutnya?” tanya David.
Saat ini mereka bersembunyi dibalik semak dan melihat situasi markas lawan.
“Lihatlah kita akan kalahkan pimpinan mereka,” ucap Duke.
“Biarkan aku yang turun,” ucap Leticia.
“Jangan gegabah, kita tunggu saja sinyalnya.” Mereka menyerang saat hari cerah. Karena pihak lawan pasti tidak memikirkan bahwa mereka akan menyerang mereka sekarang.
Duke fokus pada prajurit yang menyerang di barisan depan. Dia tahu pihak lawan sekarang telah kekurangan batu mana karena batu mana sebelumnya sudah banyak di pakai untuk melawan kerajaan mereka. Ini adalah kesempatan bagus untuk melawan kembali.
“Aku rasa kita akan menang,” ucap Leticia.
“Apakah sudah saatnya kita kembali?!” ucapnya lagi.
“Jangan sombong dulu… ini belum selesai,” ucap David.
“Tch … kau sama sekali tidak asik,” ucap Leticia. Dia sangat tidak menyukai David karena david selalu membuat dinding antara dia dan Duke Cedric, ini sangat menyebalkan.
“Tenanglah kalian berdua,” ucap Duke dengan dingin. Dia harus fokus dan menunggu sinyal. Mereka tidak bisa melihat pertarungan secara menyeluruh jadi mereka tidak boleh gegabah dan harus menunggu sinyal.
Orang yang memberi sinyal adalah prajurit tingkat rendah namun memiliki ketelitian yang sangat akurat sehingga duke mempercayakan tugas ini kepada mereka.
Saat mereka menunggu sinyal tiba – tiba ada burung pengantar surat.
Duke mengambil surat yanga da diburung itu dan membaca surat itu.
“Ada apa Duke?” tanya David.
Duke cedric mengerutkan kening. “Kita harus menunda waktu.”
“Suruh pasukan mundur,” ucap Duke.
“Apa?”
“Cepat!!” Duke berlari. Dia tidak menyangka kalau tempat pemberian sinya diserang oleh monster.
Disana ada prajurit tingkat rendah, dia tidak bisa membiarkan prajuritnya mati begitu saja. Terutama yang lemah.
“Piiiit!!!!” David memberi sinyal untuk mundur.
Semua prajurit mendengar ini dan mundur dengan cepat.
Evan yang berada disana melihat lawan mundur dia merasa kesal. “Jangan biarkan mereka pergi!!!” teriak Evan. Prajuritnya mengejar prajurit pihak lawan, namun saat mengejar lingkaran api terllihat.
Evan dan prajuritnya tidak bisa melewatinya. “Sial!!!” sayang sekali pihak lawan memiliki penyihir walaupun ini adalah penyihir lemah tetapi cukup berguna.
Setelah David memberikan sinyal dia dengan cepat menyusul Duke. “Duke!!!” panggil David.
“Apa yang terjadi?” tanya Leticia bingung. Semua rencana dibatalkan setelah Duke melihat surat yang didapatkannya.
“Aku tidak tahu … ayo ikuti saja,” ucap Davin.
Duke cedric terus berlari dan kembali dimana kuda mereka sembunyikan.
“Duke?”
“Diamlah ikuti saja aku!” ucap Duke.
David diam terus mengikuti Duke. Apa ada prajurit yang dalam bahaya? Dia tahu kalau Duke sangat peduli dengan pasukannya terutama yang tingkat rendah. Duke merasa memiliki tanggung jawab untuk melindungi pasukannya.
Duke terus menunggangi kudanya dengan cepat. Beberapa saat kemudian dia sampai diatas jurang dimana tempat pemberian sinyal berada. Duke melihat sekeliling, ini semua berantakan.
Duke menggertakkan giginya. Dia tidak menyangka monster akan datang disaat seperti ini, seharusnya dia menaruh prajurit tingkat atas untuk menjaga tempat ini.
“Ada apa semua ini?” David melihat senjata yang berantakan. Apa ini ulah monster?
“Dimana yang lain?” tanya Leticia.
Saat mereka bertiga terkejut dengan semua yang ada, tiba- tiba monster besar menyerang mereka.
Duke dengan cepat mengeluarkan pedangnya dan menebas burung itu.
Namun mereka tidak menyangka pedang duke tidak mempan dengan monster itu?!!!
“Bagaimana bisa?” pedang Duke mereka yang terkenal dengan aura terkuat tidak bisa menembus daging monster itu.
Saat mereka terpesona dengan monster itu, dengan cepat monster mengeluarkan cakarnya.
Mereka bertiga tidak sempat menghindar dan terjatuh. Mereka bertiga berpikir apakah mereka mati konyol karena monster ini?!!!
“Sraaak!!!” terdengar suara pedang yang menebas daging.
“Apa monster ini adalah monster tingkat tinggi?”
Suara jernih seorang wanita terdengar. Duke Cedric membuka matanya dan melihat wanita cantik dengan darah monster diwajahnya.
“Oh! Aku tidak menyangka ada orang disini?!” ucap Caroline terkejut. Dia pikir tidak ada orang karena mereka tertutup oleh tubuh monster ini.
Akhir dari Bab 20.
semangat ya duke dan duches