Serpihan Cinta Di Atas Luka

*** Selamat datang 🤗

Happy reading 😍

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Saya terima nikah dan kawinnya Senja Anjani binti almarhum Darmadi dengan mas kawin tersebut di bayar tunai!"

Dengan lantang, penuh keyakinan serta satu tarikan nafas, Sagara sukses melewati saat saat mendebarkan.

Sah

Sah

Sah

"Alhamdulillah" ucapan puji syukur terdengar di ruangan outdoor bertemakan kebun bunga itu.

Untuk kedua kalinya di umur yang belum genap 34 tahun, seorang Sagara Rahardian berhasil mengucapkan ijab kabul. Mempersunting seorang wanita menjadi istrinya.

Jika dulu karena keterpaksaan serta keadaan. kali ini karena keinginannya sendiri, ia menikahi secara paksa wanita yang menjadi cinta pertamanya.

"Sekarang pengantin wanitanya bisa ikut bergabung disni, untuk menandatangani buku nikah serta pemasangan cincin perkawinan" ujar pak penghulu.

Di dalam ruangan sebuah kamar yang telah di hias sedemikian rupa indahnya, tampak Senja menangis dalam pelukan Mama Nita & Bintang.

Pernikahan ini tidak bisa di katakan berlandaskan ketulusan cinta apalagi keikhlasan.

Sagara dengan kejamnya menggunakan para orang kesayangan Senja, menjadikan mereka sebagai senjatanya untuk mengancamnya. tidak ada yang bisa Senja lakukan selain mengiyakan keinginan Sagara.

Senja sangat takut bila Sagara nekat memperebutkan hak asuh si kembar, serta memiskinkan mama Nita, seperti yang dia ucapkan sebelumnya jika Senja tidak memenuhi permintaannya.

"Senja Maaf kan mama, yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menolong mu, maaf atas ketidakberdayaan mama, Nak."

Mama Nita sungguh merasa tidak berguna, tidak bisa lagi menjadi tameng untuk anak angkatnya itu.

"Sudah ma, tolong jangan terus menerus meminta maaf, Senja melakukan semua ini dengan keinginan hati sendiri, tidak ada keterpaksaan sama sekali!" ungkap Senja penuh kebohongan.

"Jangan berbohong, mama tahu betul alasan kamu menyetujui pernikahan paksa ini."

Terdengar suara ketukan pintu, di ambang pintu tampak lah Mira, yang menggunakan setelan kebaya modern berwarna maroon.

"Maaf, Nyonya Senja, Anda sudah di tunggu untuk memasuki aula pernikahan." beritahu Mira.

"Ayo Mba, kita hadapi semua ini bersama-sama seperti sebelumnya." ajak Bintang sembari merapikan tampilan sang kakak yang sedikit berantakan akibat menangis tadi.

Bertiga mereka berjalan menuruni anak tangga, dengan Senja berada di tengah di apit mama Nita dan Bintang.

"Mari Kita sambut pengantin Wanitanya!" ucap MC wanita acara tersebut

"Masya Allah, begitu cantiknya dirimu sayang." puji Sagara ketika melihat Senja berjalan mendekatinya dengan busana pengantin abaya berwarna putih bersih penuh dengan sulaman benang emas.

Sagara yang memilihkan gaun pengantin untuk istrinya, ia memilih model abaya serta hijab syar'i yang tidak menunjukkan sedikitpun lekuk tubuh Senja.

"Sekarang tolong tanda tangani buku pernikahan ini, lalu saling menyematkan cincin pernikahan kalian." ucap pak penghulu di dampingi wali hakim, yang menjadi wali nikah untuk Senja.

"Assalamualaikum istri ku" sapa Sagara sembari memasang cincin emas putih berlapis berlian di jari manis Senja.

Kemudian giliran Senja memasangkan Cincin polos bertuliskan namanya di jari manis Sagara.

Sagara meletakkan tangannya di ubun-ubun sang istri sembari melafalkan Do'a.

Di ciumnya lembut dahi Cinta pertamanya itu. "Aku berjanji padamu, akan menggantikan seluruh luka yang selama ini dirimu tanggung sendirian, dengan limpahan kebahagiaan serta kasih sayang ku, istriku" janji Sagara dalam hati.

"Kamu sangat mempesona sekali sayang" bisiknya lirih mengagumi kecantikan Senja yang terpancar sempurna hari ini.

Tanpa mendongakkan wajahnya, Senja mengambil tangan Sagara lalu mencium takzim punggung tangannya.

"Aku tidak tahu bagaimana kedepannya nasib pernikahan ini, yang pasti tidak akan aku biarkan kamu mengusik, apalagi menyakiti para kesayanganku, Sagara" janji Senja kepada dirinya sendiri.

"Mari kita jalankan kapal ini, dengan aku yang menjadi nahkoda nya, akan aku abdikan seluruh hidupku, hanya untuk kebahagiaanmu serta keluarga kecil kita!" Sagara mengapit dagu Senja dengan jemarinya, agar wanitanya melihat matanya.

"Aku memegang seluruh janji mu, jangan sekali - kali ingkar, atau aku sendiri yang akan menghukum mu tanpa belas kasihan." ucap Senja memandang tanpa berkedip wajah lelaki yang dulu pernah bertahta di hatinya.

"Aku, Sagara Rahardian, akan selalu mengutamakan kepentingan serta kebahagiaan keluarga kita."

"Saatnya Sungkem, kepada keluarga keduanya mempelai." MC memberikan arahan.

Hanya Mama Nita orang yang akan mereka mintai Doa restunya. Mama kandung Sagara tidak ada di hari pernikahan anaknya. bukan tidak sudi untuk hadir, namun Sagara sendiri yang melarangnya untuk datang.

Hubungan Sagara dengan sang mama menjadi sangat merenggang. Semua itu di sebabkan oleh nyonya Fatimah yang selalu ikut campur selama pernikahannya dengan Anyelir. membuat Sagara menjauh berakhir sang mama yang kini tinggal di luar negeri ikut adik kandungnya, Tante satu satunya yang di miliki oleh Sagara.

"Sayang, jadilah seorang istri sholehah, setia, yang patuh akan perintah suamimu, selagi ia di jalan yang benar. semoga pernikahanmu di penuhi kebahagiaan, Nak."

Wejangan dari mama Nita, meruntuhkan pertahanan diri Senja, ia duduk bersimpuh beralaskan lantai, membenamkan kepalanya dalam pangkuan sang Ibu. hanya anggukan yang bisa Senja lakukan, tak ada sepatah katapun yang mampu keluar dari bibirnya.

Isak tangisnya terdengar lirih kala mengingat kedua almarhum orang tuanya yang sudah tiada. segala rasa bercampur menjadi satu, Sedih, kecewa, marah, sakit hati lebih mendominasi di hatinya.

"Mbak," Bintang tak mampu berucap, di peluknya kakak tercintanya. hatinya ikut merasakan segala rasa yang tengah melanda Senja. Ia tahu betul alasan terbesar di balik pernikahan sang kakak, tentu saja si kembar dan mama Nita yang menjadi alasan terbesar Senja.

Kakak beradik itu masih larut dalam tangisan saling memeluk. sedangkan di pojok ruangan tengah duduk dengan anteng dua bocah yang menjadi sumber kebahagiaan mereka. menyaksikan seluruh rangkaian acara pernikahan orang tua mereka.

"Sagara, saya tidak meminta banyak hal padamu, sekalipun kamu mau menghancurkan bisnis saya tanpa sisa, saya sangat ikhlas, asalkan jangan sekalipun kamu menyakiti hati Senja, tolong jaga perasaannya, selama ini dia sudah sangat menderita. Bertahan, berjuang serta bersahabat dengan takdir yang tidak mudah!"

"Baik ma, saya tidak bisa untuk selalu menjanjikan kebahagiaan untuk Senja, namun akan saya pastikan, ia tidak kekurangan sesuatu apapun. akan saya buktikan, jika pernikahan tanpa cinta darinya, akan membawa tawa untuknya serta kebahagiaan untuknya."

"Kak Sagara, saya titip mbak Senja kepadamu, saya mohon jangan sia-sia kan apalagi menyakiti hatinya, bila kakak tidak bisa memberikan kebahagiaan, janganlah memberikan penderitaan untuknya, sudah cukup perjuangannya selama ini, sudah cukup penderitaan yang ia tanggung selama ini. tolong jangan menambahi luka yang belum sepenuhnya sembuh!" mohon Bintang kepada sang kakak ipar.

"Kamu tenang saja Bintang, kakak akan berusaha untuk menjadi alasan utama di balik semua kebahagiaannya nanti. ucap Sagara sembari mengusap lembut kepala sang adik ipar. dulu ia menganggap Bintang seperti adiknya sendiri.

"Ayah, Bunda" kedua gadis cilik itu menghampiri orang tua mereka, memeluk erat Senja dan Sagara dengan erat.

Siapapun yang melihat keluarga yang sekarang lengkap itu ikut terharu, tak terkecuali kedua asisten dan sekretaris Sagara, yang sedari tadi mengusap air mata mereka.

"Malam ini, berarti kita akan tidur berempat kan, Yah?" tanya Mahira sembari memeluk leher Sagara, sedangkan Maysarah duduk di pangkuan Senja.

"Untuk malem ini, kita belum bisa tidur satu kamar ya Nak, karena Ayah dan Bunda, ada banyak hal yang perlu di bahas serta di kerjakan secara bersama, jadi nanti malam kakak May dan adik Hira, tidur bersama Eyang dan Tante Bintang dulu ya, Nak." ujar Sagara sembari menatap lekat manik terkejut Senja.

~ Bersambung ~

Mohon dukungannya ya kak🤗. Mohon Like Subscribe dan komentarnya 😍 terimakasih 🙏