"Aku tak peduli dengan masa lalu. Yang aku tahu adalah masa kini dan masa depan. Masa lalu hanya hadir untuk memberi luka, dan aku tak ingin mengingatnya!!" (Rayyan)
"Aku sadar bukan gadis baik baik bahkan kehadiranku pun hanya sebagai alat. Hidupku tak pernah benar benar berarti sebelum aku bertemu denganmu." (Jennie)
"Aku mencintaimu dengan hati, meski ku akui tak pernah mampu untuk melawan takdir."( Rani)
Kisah perjuangan anak manusia yang hadir dari sebuah kesalahan masa lalu kedua orang tua mereka. Menanggung beban yang tak semestinya mereka pikul.
Mampukah mereka menaklukkan dunia dan mendirikan istana masa depan yang indah dengan kedua tangan dan kakinya sendiri?
Atau kejadian masa kelam orang tua mereka akan kembali terulang dalam kehidupan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20.20. Bertemu Javier
Markas yang didirikan Javier berada di balik bukit. Jika berdiri diatas bukit tentu tak akan terlihat apapun dari sana. Akan tetapi, ada sebuah jalan rahasia yang sengaja mereka bangun dari sebuah cela batu cadas menuju ke sebuah hutan kecil yang berada dibalik bukit.
Tempat itu ditunjukkan oleh lelaki yang menyelamatkan dirinya dan sang adik kala itu. Bahkan Javier sempat tinggal disana bersama Frans yang kala itu masih berumur 16 tahun sedangkan Javier 23 tahun. Bersama seorang anak buah sang penolong yang hingga kini masih berada disana.
Dari bodyguard itulah, Javier dan Frans belajar banyak taktik dan strategi, berbagai macam ilmu bela diri dan juga cara pengintaian. Dari sanalah pasukan bayangan dibentuk.
Javier yang kala itu tak terlalu dikenal karena memang dirinya datang ke kota B untuk liburan masih bisa berkeliaran dengan bebas. Sampai suatu ketika dirinya mendapatkan serangan dari musuh sang dady. Malam itu, lagi dan lagi Javier menyaksikan bagaimana hidupnya terselamatkan melalui tangan dua orang yang berbeda usia namun memiliki satu aliran darah yang sama.
Pada awalnya, Javier bahkan tak mengenali pemuda tampan tersebut. Namun ketika dirinya tersadar kala itu, barulah dirinya menyadari siapa sosok Rayyan yang sebenarnya dialah Kevlin putra dari Kevlin Sanjaya lelaki yang telah menyelamatkan nyawanya juga sang adik.
Sejak saat itu, Javier selalu memantau perkembangan Rayyan dan merubah pemuda tersebut kembali ke jalan baik. Sampai akhirnya Javier harus kembali ke LA untuk melanjutkan bisnis sang kakek dari mendiang sang dady, dia menyerahkan urusan di ibu kota kepada Frans yang kala itu memilih menetap di ibu kota bersama omanya. Meski begitu, pasukan bayangan tetap ada dan di kota B Vino lah yang dipercaya untuk memegang kendali atas mereka. Dan bodyguard pengikut Sanjaya dulu tetap menjadi pembimbing mereka.
.
.
Keluar dari pemakaman, Javier dan Roy kembali duduk manis dalam mobil. Hingga mobil yang ditumpangi Javier melewati lokasi proyek pembangunan Cottages milik Raka. Javier meminta sang sopir untuk memperlambat laju kendaraannya.
Nampak Rayyan turun dari mobilnya dan berjalan hendak memasuki lokasi proyek. Tubuh tegap dengan kacamata hitam bertengger di hidung nya membuat penampilan Rayyan terlihat sempurna.
Javier membuka kaca mobilnya, kepalanya bahkan sedikit terjulur keluar guna bisa meneriakkan nama Rayyan.
"Rayy."
Rayyan menoleh setelah mendengar sebuah suara memanggilnya. Matanya terbelalak lebar kala melihat siapa orang yang berada di dalam mobil yang berhenti tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Tuan." Lirihnya dengan segera melangkah mendekat ke arah mobil dimana Javier berada, mengurungkan langkahnya yang hendak masuk ke lokasi proyek.
"Tuan." Rayyan mengulang kembali panggilannya ketika telah berada di hadapan Javier.
"Lama tak bertemu, kau semakin hebat saja.Ternyata Raka memperlakukan mu dengan baik ya." Kelakar lelaki tersebut sambil tersenyum.
"Tuan bisa saja, anda kenapa bisa disini bukankah berada di LA?"
"Hem, aku ingin berkunjung kemari. Nanti aku hubungi kembali ya, saat ini aku harus sampai ke rumah dulu. Badanku rasanya sedikit sakit terlalu lama duduk di pesawat."
"Baiklah tuan, selamat datang dan selamat beristirahat."
"Baiklah, kami pergi dulu. Sampai ketemu lagi Rayy." Javier menutup kembali kaca mobilnya. Lelaki tersebut memang tak turun dari mobil dan tetap duduk manis di tempatnya saat berbicara dengan Rayyan.
Rayyan masih berdiri di tempatnya hingga mobil yang membawa Javier hilang dari pandangannya barulah dia kembali melangkah masuk ke area proyek.
"Ada yang mengintai dari arah jarum jam 3,tuan." Roy yang sejak tadi terdiam membuka suara. Pemuda itu memang memiliki IQ diatas rata-rata. Roy bahkan telah menciptakan alat pendeteksi jarak jauh yang saat ini dia gunakan.
"Sudah ku duga, kita harus bertindak cepat sebelum semuanya terlambat." Javier memijit ujung hidungnya.
.
.
"Pak Yakup, bagaimana dengan hari ini?"
Pak Yakup namanya yang sedang disebut segera menghentikan kegiatannya. Lelaki 45 tahun tersebut sedang melakukan pengamatan dan juga memberi pengarahan pada para pekerja.
"Tuan, semuanya lancar seperti kemarin tuan. Dan mengenai bahan yang tuan tunjukkan saya sudah minta para pekerja untuk tak memakainya sementara waktu."
Rayyan menganggukkan kepalanya, mata tajamnya menatap jauh kedepan dimana dari tempatnya berdiri terlihat sebuah bayangan di balik sebuah tembok. Beruntung dia memakai kacamata hitam hingga pandangannya dapat mengecoh. Sambil terus berbincang dengan Pak Yakup, Rayyan memperhatikan gerak gerik orang tersebut.
"Pak, untuk sopir truk yang biasa mengantar barang baku apa sering datang kemari?"
"Mereka beristirahat disekitar proyek sehabis mengantarkan pesanan, Tuan. Di sebelah barat sana ada sebuah warung makan tempat para pekerja beristirahat bisanya dan disana jugalah para sopir berkumpul sebelum kembali bertugas."
Rayyan manggut-manggut, keduanya kembali berkeliling melihat proses pembangunan. Sesekali nampak Rayyan berbincang dengan para pekerja yang ditemuinya.
.
.
Di Villa.
Jennie memberanikan diri untuk keluar dari kamar. Meski tertatih dirinya berhasil mencapai ruang tengah. Ditemani Bu Tyo, wanita cantik tersebut terus berusaha melatih otot kakinya. Dokter telah menyatakan jika Jennie sudah sembuh, bengkak di kakinya juga sudah berangsur mengecil.
Jahitan di pelipisnya pun akan dibuka dua hari lagi, hanya beberapa memar yang masih terlihat dibeberapa bagian tubuh nya.
Huuft
"Capek juga ya bi, padahal jarak kamar kesini hanya beberapa meter saja tapi lama sekali rasanya." Keluh wanita cantik tersebut sambil mendudukkan dirinya perlahan diatas sofa.
"Pelan pelan saja non, jangan terburu buru yang penting sehat dulu."
"Iya bi, hanya saja terkadang aku tak sabar ingin cepat sembuh agar tak terus menerus berada di kamar, aku bosan bi." Cicitnya pelan sambil menampilkan senyum manisnya.
Wajahnya sudah tak sepucat dulu, Jennie juga sudah tak sering melamun lagi. Sepertinya apa yang dikatakan oleh Rayyan sangat membekas dihatinya hingga tanpa sadar dia melakukan sesuai yang Rayyan katakan.
"Rayyan bekerja ya bi, kok sepi?"
"Den Rayyan sedang meninjau pembangunan proyek, neng. Kalau Vino sepertinya tak datang hari ini." Bu Tyo menghampiri Jennie dengan nampan di tangannya.
Wanita paruh baya tersebut membawa potongan buah dan jus jeruk untuk Jennie. Keduanya menghabiskan waktu dengan mengobrol kesana kemari. Bu Tyo berkali-kali mengucap syukur atas kesembuhan dan perubahan Jennie dua hari terakhir. Wanita itu sempat merasakan takut saat melihat Jennie tak lagi memiliki semangat hidup. Karena itulah dia berinisiatif untuk bicara dengan Rayyan. Beruntung semuanya telah berubah saat ini, Jennie bahkan lebih banyak bicara dan juga tertawa. Tak terlihat lagi wajah tertekan dan pucat disana.
"Besok kalau aku bisa bangun pagi kita jalan jalan disekitar ya, bi. Aku pengen menghirup udara pagi, rasanya udah lama nggak ngerasain ketiup angin."
"Mau dibangunin atau gimana neng? Disini kalau pagi masih banyak embun dan dingin. Tapi kalau Den Ray mah tiap pagi buta sudah keluar olahraga."
"Benarkah bi"
"Heeem." Jennie tersenyum, matanya berbinar cerah.
Dirinya jadi semangat untuk cepat sembuh dan kembali bisa bergerak normal untuk menikmati pemandangan pagi hari.
karena mereka berdua sama-sama menempati posisi istimewa di hati Rayyan
yang penting Daddymu selalu bersikap baik padamu toooh
koneksinya gak main-main seeeh
aaahh aku telat bacanya ya, harusnya pas maljum kemaren 😅😅😅
pasti rayyan bahagia dpet.jackpot yg masih tersegel.
wkwkw bisa langsung hamil itu kan thor, kasian para orang tua pingin punya cucu, bakal jadi rebutan pasti.
ok lah makasih ry udah buat rayyan dan jenie bahagia disini