NovelToon NovelToon
Janji Yang Kau Ingkari

Janji Yang Kau Ingkari

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Wanita Karir / Penyesalan Suami
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: husna_az

Adisti sudah mengabdikan hidupnya pada sang suami. Namun, ternyata semua sia-sia. Kesetiaan yang selalu dia pegang teguh akhirnya dikhianati. Janji yang terucap begitu manis dari bibir Bryan—suaminya, ternyata hanya kepalsuan.

Yang lebih membuatnya terluka, orang-orang yang selama ini dia sayangi justru ikut dalam kebohongan sang suami.

Mampukah Adisti menjalani kehidupan rumah tangganya yang sudah tidak sehat dan penuh kepalsuan?

Ataukah memilih berpisah dan memulai hidupnya yang baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husna_az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Pemecatan Arsylla

"Mas, kenapa kamu malah membubarkan acara ini? Acara baru saja berlangsung sebentar, tapi kamu malah menghentikannya begitu saja. Percuma dong acara dibuat sebesar ini kalau hanya berlangsung beberapa menit saja," gerutu Sahna pada sang suami saat Adisti sudah pulang.

Tadi Bryan memang sengaja membubarkan acara karena baginya acara itu sudah tidak penting lagi. Dia juga membuatkan para tetangga yang membawa makanan yang tentu masih sangat banyak. Karir pria itu saat ini yang jauh lebih penting dari semuanya. Bryan tidak ingin kehilangan segalanya begitu saja.

Susah payah dia dapatkan agar bisa berada di titik ini, tapi sekarang hancur begitu saja tanpa bekas. Yang lebih tidak pria itu percayai adalah apa yang ada dikatakan Adisti. Tidak mungkin apa yang dia dapatkan selama ini dengan usahanya ternyata tidak ada artinya tanpa bantuan dari sang istri.

"Kamu diam saja! Dalam keadaan seperti ini, yang ada dalam pikiranmu hanyalah pesta saja. Tidakkah kamu memikirkan bagaimana masa depanku nanti? Aku sudah dipecat dari perusahaanku. Apa kamu tidak berpikir apa yang akan kita makan lagi nanti setelah aku tidak bekerja?" geram Bryan dengan menahan emosi.

"Mas, bukannya kamu punya tabungan? Kita masih bisa menggunakan uang itu sampai kamu mendapat pekerjaan."

"Tabungan? Siapa yang bilang aku punya tabungan?" tanya Bryan dengan mengerutkan keningnya.

"Mama Lusi. Mama selalu bilang kalau kamu punya tabungan yang banyak," jawab Sahna sambil melirik ke arah sang mertua.

Lusi yang di todong pun seketika melototkan matanya ke arah Sahna. Memang benar dia berkata demikian, tetapi tidak seharusnya juga menantunya membawa namanya saat berbicara dengan Bryan. Namun, saat melihat tatapan mata sang putra, nyalinya menciut seketika. Wanita itu tahu saat ini sang putra sedang marah besar, lebih baik diam saja.

"Kamu dengar ya! Aku sama sekali tidak memiliki tabungan selama ini. Bagaimana bisa aku punya tabungan saat gajiku semua kamu pakai berbelanja kebutuhanmu. Bahkan uang muka untuk rumah yang harusnya untukmu saja itu pakai uang Adisti. Maka sudah sepantasnya istriku mengambilnya kembali."

"Tidak bisa begitu dong, Mas. Pokoknya aku mau kamu ambil rumah itu lagi. Aku ingin menempatinya bersama dengan calon anakku." Sahna kekeh pada pendiriannya tanpa peduli bagaimana usaha dari sang suami. Jika dia tidak mendapatkan apa pun, percuma usahanya selana ini.

"Itu tidak akan terjadi karena Adisti bukanlah wanita yang bisa dibujuk, apalagi dirayu."

"Ya ... kamu sebagai seorang suami harusnya bisa tegas. Dia itu 'kan istrimu, seharusnya dia itu yang nurut sama kamu, bukan kamu yang malah nurut sama dia. Bagaimana kamu ini! Jadi suami nggak tegas sama sekali," ucap Sahna dengan nada ketus.

Tentu saja hal itu melukai harga diri Bryan sebagai seorang suami. Namun, dia tidak bisa menyanggah apa yang dikatakan Sahna. Pria itu takut jika dia berdebat, nantinya malah istrinya stress dan berpengaruh pada janinnya. Tanpa berkata apa-apa lagi, Bryan keluar rumah dan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

Saat ini dia ingin pergi ke rumah Adisti. Pria itu ingin berbicara dengan istri pertamanya, kalau perlu dirinya akan memohon. Apa pun akan dilakukan agar sang istri mau memaafkannya. Bryan juga perlu berbicara dengan atasannya di kantor mengenai apa yang dikatakan oleh Adisti.

Dia yakin jika sang istri hanyalah membual karena semuanya bersamaan dengan penghianatan yang dia lakukan. Pasti itu hanya untuk menyakiti hatinya saja. Motor yang dikendarai Bryan akhirnya sampai juga di depan rumah Adisti. Saat di depan pagar, satpam sudah melarangnya untuk masuk.

"Bagaimana bisa kamu melarangku masuk? Ini 'kan rumahku, kamu itu hanya bekerja di sini. Aku bisa memecatmu kapan saja kalau aku mau!" teriak Bryan sambil menunjuk ke wajah satpam itu.

"Maaf, Pak, tapi ini perintah dari Nyonya Adisti. Saya lebih takut dipecat Nyonya Adisti daripada Anda karena dari dulu saya memang bekerja pada beliau, jauh sebelum Anda datang ke rumah ini. Saya juga yakin jika Anda tidak punya kuasa lagi atas rumah ini," jawab satpam tersebut yang semakin menambah amarah bagi Bryan.

Namun, sepertinya saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk berdebat. Percuma juga bicara dengan satpam, yang ada malah bertambah emosi. Rumah juga sepertinya sepi, mobil Adisti tidak tampak di sana, pasti wanita itu saat ini berada di butik karena sebelumnya sang istri mengatakan sebentar lagi ada proyek. Tanpa banyak berkata, Bryan pun segera menaiki motor dan melajukannya menuju butik sangat istri.

Begitu sampai di sana, sama seperti saat di rumah, satpam yang berjaga pun melarang Bryan untuk masuk. Pria itu pun kesal karena mereka sama sekali tidak menghormatinya. Satpam pun mencoba untuk bicara pelan dan meminta agar pria itu segera pergi dari sana. Beberapa orang yang datang ke butik pun menatap heran karena memang tidak mengenal pria itu.

Bryan memang jarang datang ke butik, hanya saat ada acara tertentu saja jadi, dia tidak begitu mengenal para pegawai yang ada di sini, apalagi pel*ngg*n Adisti yang biasa datang. Tidak menyerah Bryan pun mencoba menghubungi Adisti lewat sambungan telepon. Namun, sayang nomornya tidak bisa dihubungi karena memang sang istri saat ini sedang bertemu klien dan tidak ingin diganggu. Adisti memutuskan untuk mematikan ponsel saja.

"Sial! Kenapa semuanya jadi seperti ini," gerutu Bryan yang kesal dengan tingkah Adisti yang selalu menghindarinya.

Ini juga sudah hampir sore, tidak mungkin juga dia pergi ke perusahaan untuk menanyakan tentang surat pemecatan untuk dirinya. Pasti ada sesuatu yang tidak beres. Sedari tadi pria itu memikirkan segala kemungkinan.

***

Hari ini Adisti begitu sibuk dengan pekerjaannya. Sudah beberapa hari ini dia menyerahkan semuanya pada Nadia. Kini wanita itu harus mengambil alih lagi pekerjaannya. Meskipun Nadia sudah bertahun-tahun bekerja padanya, tetapi Adisti tidak bisa percaya begitu saja pada orang lain.

Rasa percayanya sudah terkikis oleh waktu Semuanya hancur karena penghianatan suami dan sahabatnya. Meskipun dia orang baik, tidak bisa percaya begitu saja sepenuhnya. Wanita itu takut jika nantinya akan sama seperti sebelumnya.

Ponsel Adisti yang ada di atas meja berdering, tertera nama Arsyilla di sana, seketika wanita itu menyunggikan senyumnya. Ini pasti mengenai pekerjaan karena sahabatnya sudah dipecat.

"Kalau sudah seperti ini kalian semua muncul. Ke mana saja selama ini?" gumam Adisti dan membiarkan panggilan dari Arsylla hingga berhenti.

Arsylla yang berada di seberang tidak mau menyerah, dia tetap terus menghubungi Adisti kembali. Namun, tetap saja berkali-kali dia mencoba menghubungi sahabatnya, terus saja dibiarkan. Beberapa kali gadis itu mengumpat karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan.

"Bagaimana, Bu? Apa Anda sudah bisa menghubungi teman Anda? Sebaiknya Anda segera mengemasi barang-barang Anda dan segera meninggalkan kantor kami. Saya masih banyak hal yang harus diurus," ucap seorang pria yang bekerja sebagai HRD.

Arsylla terlihat kesal karena tidak berhasil menghubungi Adisti untuk meminta bantuan. Bagaimanapun juga saat itu dia bisa masuk ke perusahaan ini juga atas bantuan sahabatnya. Gadis itu yakin jika Adisti punya koneksi dan bisa membantunya, tetapi sekarang susah sekali dihubungi. Terpaksa harus mengalah daripada menimbulkan masalah.

"Baiklah, Pak. Saya akan segera pergi dari perusahaan ini."

"Tentu saja dan jangan lupa Anda juga harus mengganti uang perusahaan yang sudah Anda gelapkan. Jika tidak Anda tahu sendiri apa akibatnya."

Arsylla mengepalkan tangannya, dia tidak akan mungkin bisa mengembalikan uang dengan jumlah yang begitu besar. Namun, dalam hati wanita itu berjanji akan bisa kembali ke perusahaan ini, tanpa mengembalikan uang sepeser pun. Sudah ada Adisti yang kapan saja bisa dia manfaat. Tanpa menjawab ucapan dari pria yang ada di depannya, Arsylla berlalu begitu saja.

"Dasar orang tidak tahu terima kasih. Sudah bagus ada yang memberi pekerjaan, tapi bisa-bisanya dia memanfaatkan kebaikan orang lain," gumam pria yang menjabat sebagai HRD sambil menggelengkan kepalanya.

Sepanjang membereskan barangnya, Arsylla terus saja mengoceh tanpa henti. Dia kesal karena sudah diberhentikan begitu saja dari perusahaan, sekaligus kesal pada Adisti yang tidak kunjung mengangkat panggilannya. Padahal gadis itu sangat berharap bahwa temannya akan membantu seperti sebelumnya. Dia yang selalu membuat masalah, Adisti dengan sukarela datang dan membereskan masalahnya.

1
niktut ugis
security lebih waras otaknya daripada si bryan
niktut ugis
eh si pelakor uring²an
Soraya
mampir thor
Nurhayati Nia
pagar makan tanaman kamu mah arsyla
Nurhayati Nia
mampir thorr
Dini Mariani s
Buruk
Dini Mariani s
cerdik Adisti...lanjut thor
vi
karyamu bagus Thor
Iyas Masriyah
Luar biasa
Iyas Masriyah
Lumayan
C I W I
Luar biasa
abu😻acii
aku suka karakter wanita tanguh ngk lemah👍
Dewa Dewi
iya betul
Warijah Warijah
Terimasih Thor novelnya, tetap semangat ya /Drool//Drool//Drool/
Warijah Warijah
Terimasih Thor novelnya, tetap semangat ya /Drool//Drool//Drool/
Reader
knp mesti selalu drama 'nolak dibawa ke RS' sii, dah pingsan jugaaa🤭
Hanisah Nisa
thanks Thor...
Putu Suciptawati
lanjut lanjut
Putu Suciptawati
akhirnya yg ditunggu2 up juga🙏🙏🙏
Hanisah Nisa
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!