NovelToon NovelToon
Mengandung Benih CEO

Mengandung Benih CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Saudara palsu
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: I.U Toon

"Rachel dijodohkan demi mahar, lalu dibuang karena dianggap mandul. Tapi pelariannya justru membawanya pada Andrean Alexander—seorang CEO dingin yang tanpa sadar menanam benih cinta… dan anak dalam rahimnya. Saat rahasia masa lalu terbongkar, Rachel menyadari bahwa dirinya bukan anak kandung dari keluarga yang telah membesarkan nya.

Bagaimana kelanjutan kisah nya.
Mari baca!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I.U Toon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama Kembali Ke Kantor

BAB. 29

Denting sepatu Rachel menggema lembut di lantai marmer lobi kantor. Sudah hampir satu bulan sejak ia terakhir kali menginjakkan kaki di sini. Dengan perut yang mulai membulat dan cincin pernikahan yang kini terselip rapi di dalam tasnya, Rachel melangkah pelan menuju lift.

Semua terasa seperti dulu suasana sibuk, pegawai berlalu-lalang, suara panggilan telepon, hingga aroma kopi dari pantry lantai dua. Bedanya, kali ini Rachel bukan hanya seorang sekretaris. Ia adalah istri dari sang CEO, meskipun hanya mereka berdua dan nenek Andrean yang mengetahui kenyataan itu.

Pasca kejadian besar dalam hidupnya menikah secara diam-diam dengan Andrean, sang CEO muda dan dingin Rachel akhirnya kembali ke rutinitas semula

Rachel menatap bayangannya di pintu lift. Dandanan minimalis, blouse longgar berwarna pastel, dan raut wajah tenang yang ia paksa terlihat biasa saja.

“Harus bisa,” bisiknya pada diri sendiri.

Lift berbunyi ting saat tiba di lantai 25 lantai paling atas, lantai Andrean.

Beberapa rekan kerja langsung menoleh begitu Rachel keluar dari lift.

“Eh, itu Rachel? Bukannya dia cuti mendadak ya dulu?”

“Gila, dia balik lagi dong. Tapi... kayaknya makin cantik deh. Lebih... glowing?”

Rachel pura-pura tidak mendengar dan langsung menuju meja kerjanya.

Baru beberapa menit duduk, suara khas resepsionis lantai atas terdengar di pengeras suara kecil di mejanya.

Tidak ada yang tahu bahwa statusnya telah berubah. Ia kini istri sah dari Andrean Alexander, namun tetap berdiri di tempat yang sama sebagai karyawan biasa

Pandangan orang-orang masih sama. Beberapa menyapanya dengan hangat, tapi banyak pula yang hanya melirik sambil berbisik-bisik. Rachel tahu, gosip tentang dirinya belum benar-benar reda.

Dan seperti yang sudah bisa ditebak...

"Eh, lihat deh siapa yang akhirnya muncul setelah menghilang sebulan. Jangan-jangan abis melakukan aborsi ya?" sindir suara tajam yang tak asing di telinga Rachel.

Intan. Karyawan bagian keuangan yang sejak lama memang tak pernah akur dengannya. Perempuan itu berdiri di dekat meja pantry dengan dua orang temannya, melipat tangan di dada sambil tersenyum miring.

Rachel menghela napas pelan. "Pagi juga, Intan," ucapnya tenang sambil berlalu, memilih untuk tidak terpancing. Mengingat sekarang statusnya sebagai nyonya Andrean Alexander selaku CEO di perusahaan itu. Walupun semua belum tau tapi dia percaya cepat atau lambat semua pasti akan terbongkar. Sudah sepatutnya iya untuk menjaga sikapnya.

Namun Intan tidak berhenti. Ia berjalan mendekat, mengikuti langkah Rachel menuju meja kerjanya.

"Eh, tapi serius deh, Rachel. Kamu itu beruntung banget ya. Cuti lama-lama, balik-balik masih kerja di tempat yang sama. Nggak dipecat juga, padahal banyak yang ngantri mau jadi sekretaris Pak Andrean," desisnya dengan nada penuh sindiran.

Rachel menoleh pelan, menatap Intan dengan senyum yang hampir tak terlihat. "Mungkin karena aku kerja dengan baik. Bosku tahu siapa yang bisa diandalkan."

Intan mengangkat alis, matanya menyipit. "Atau mungkin... karena kamu punya hubungan khusus sama Pak Andrean?"

Rachel membeku sejenak, tapi cepat-cepat mengatur ekspresinya. Ia tidak boleh bereaksi. Rahasia mereka harus tetap aman setidaknya sampai mereka berdua siap mengumumkannya.

"Daripada berasumsi, mending fokus aja kerja, Intan," jawab Rachel dingin namun tetap sopan. "Toh, kita di sini digaji bukan untuk bergosip, kan?"

Intan memutar bola matanya, kemudian melengos pergi dengan desisan kesal. Tapi Rachel tahu, perang psikologis ini belum selesai. Status pernikahannya yang masih dirahasiakan akan terus menjadi senjata orang-orang seperti Intan untuk menjatuhkannya.

Baru beberapa menit duduk, suara khas resepsionis lantai atas terdengar di pengeras suara kecil di mejanya.

“Rachel, Pak Andrean memanggil Anda ke ruangannya sekarang.”

DEG!.

Wajah Rachel langsung memanas. Padahal belum ada satu jam duduk. Ia berdiri dan berjalan menuju ruang kaca di ujung koridor dengan langkah mantap namun detak jantung yang tak terkendali.

Ia membuka pintu ruang CEO dengan pelan.

“Pagi, Pak,” sapanya, menjaga formalitas.

Andrean mendongak dari balik meja kerjanya yang besar.

“Pagi. Tutup pintunya,” ucapnya datar, tapi matanya menghangat saat menatap istrinya itu.

Begitu pintu tertutup, Rachel menghela napas lega. “Jangan panggil aku seserius itu dong. Kayak nggak kenal.”

Andrean berdiri, lalu berjalan mendekatinya, berhenti hanya sejengkal. “Justru aku hampir lupa caranya nggak serius sama kamu,” ucapnya sambil menyelipkan helai rambut Rachel ke belakang telinga.

Rachel mencubit lengan suaminya. “Jangan genit di kantor. Kamu lupa? Kita sepakat buat merahasiakan semua ini dulu.”

Andrean tersenyum. “Iya iya, aku ingat. Tapi susah juga jaga jarak, tahu nggak.”

Rachel menatap Andrean, lalu berkata dengan serius, “Kamu CEO. Aku ini bawahan kamu. Kalau orang-orang tahu kita menikah... apalagi tahu aku hamil, mereka pasti pikir aku merebut kamu buat posisi dan harta.”

Andrean menunduk sejenak, lalu mengangguk. “Aku tahu. Makanya aku setuju untuk menjaga semuanya dulu. Tapi janji ya, kamu tetap cerita kalau kamu capek atau butuh apa-apa. Jangan tahan-tahan sendiri.”

Rachel mengangguk pelan. “Aku janji.”

Andrean menatap jam tangannya. “Oke, sekarang kembali kerja. Tapi sebelum itu...”

Ia menarik satu kotak kecil dari dalam laci dan memberikannya ke Rachel.

“Apa ini?”

“Buka saja nanti di mejamu. Jangan sekarang,” ucap Andrean sambil mengedipkan mata.

Rachel menggeleng geli, lalu keluar dari ruangan dengan senyum kecil. Saat ia kembali duduk di kursinya, ia membuka kotak itu secara diam-diam.

Isinya: sebotol kecil minyak aromaterapi untuk ibu hamil, cokelat favoritnya, dan secarik kertas kecil dengan tulisan tangan:

“Semangat kerja, Bu Istri. Jangan lupa makan siang".

Rachel menahan senyum, lalu cepat-cepat menyimpan kotak itu di lacinya saat seorang rekan kerja lewat.

Di Sisi Lain...

Intan wanita yang merasa Rachel adalah saingan nya di perusahaan. Ia berdiri dari kejauhan, memperhatikan tingkah Andrean sejak pagi.

Ada yang aneh.

Andrean, pria paling kaku dan dingin di kantor, hari ini tampak... lebih hidup. Bahkan sering kali memanggil wanita sialan itu untuk datang ke ruangan nya.

Dia mengepalkan tangannya. “Menarik... jadi ini alasannya dia membatalkan pertunangan nya dengan kakak ku".

Mika tersenyum licik. “Kalau begitu, kita main cantik saja. Aku akan buktikan... siapa yang lebih pantas berdiri di samping Andrean.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!