Chaterina Miranda, lahir dari keluarga sederhana yang miskin harus bekerja keras untuk memujudkan impian nya menjadi orang yang sukses dan membahagiakan keluarga nya. Cerita tentang ketangguhan seorang wanita yang harus menerima takdirnya sebagai pekerja keras demi menghidupi kebutuhan hidupnya sendiri.
Suaminya bernama Tomy Irawan, merupakan pria sukses yang memiliki bisnis dimana - mana, dia menghasilkan banyak uang, namun sangat perhitungan dengan sang istri.
Di tambah lagi mertua yang julid dan mendukung perselingkuhan sang anak dengan sahabat sekaligus mantan sejak masih sekolah dulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safarina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 20.
Assalamualaikum.
Mama Dinda membawa Diana ke tepi.
Wanita itu bertanya, "Siapa kamu? Jangan ikut campur dengan urusan kami berdua."
Mama Dinda mengaku sebagai calon mertua untuk Diana. Sontak Diana terkejut dengan pengakuan Mama Dinda.
"Kamu jangan bicara omong kosong. Diana itu menantu saya."
"Menantu? Menantu yang mana? Menantu yang sudah kamu sia - sia kan? Menantu yang sudah kamu buang demi sebuah wanita sampah, itu yang kamu sebut menantu?"
"Lebih baik kamu urus keluarga mu dan menantu miskin mu di rumah." ucap wanita itu tak mau mengalah.
"Pergi, pergilah." ucap Diana mengusir mantan ibu mertuanya itu.
"Gadis jahat. Aku akan pergi sekarang tapi ingat kita akan bertemu di lain waktu."
Akhirnya mereka pun pergi.
Mama Dinda menatap Diana. Diana mendadak pusing. Mama Dinda menatap kepergian mereka dengan tatapan heran. Diana masih menyembunyikan rahasia tentang keluarganya yang sebenarnya dari Mama Dinda.
Diana duduk termenung sendirian di apartemen nya. Diana kembali teringat kejadian beberapa tahun yang lalu.
Flashback ....
Diana baru saja pulang dari kuliah. Dia hanya bisa duduk terdiam di samping makam Ayah dan Ibunya.
Lalu wanita itu pun datang.
Tangis Diana pecah.
Nyonya Armada mendekati Diana.
"Jangan khawatir sayang, Mama akan menjadi Ayah sekaligus Ibu untukmu."
Tapi setelah Diana lulus kuliah, Diana malah dipaksa untuk menandatangani seluruh aset keluarga yang dimiliki keluarga Diana dan mengganti seluruh nama orang tuanya di dalam buku wasiat menjadi nama Nyonya Armada dan putranya yang saat itu sudah resmi menjadi suami Diana.
Diana jelas menolak.
"Orang tua ku berusaha matian - matian untuk membuat semuanya agar istri dan anak - anak nya mendapatkan penghidupan yang layak dengan darah dan keringat mereka berdua. Apa hak Mama untuk mengambil alih semuanya?"
"Aku dan suami mu akan mengelola semuanya. Kamu hanya akan menerima beres semuanya. Kamu di rumah aja jadi istri yang baik, melayani kami berdua. Dan aku akan bertindak sebagai wali sekaligus mertua yang akan menjaga mu."
"Menjaga? Untuk apa menjaga ku. Aku sudah besar dan sudah memiliki kehidupan sendiri."
"Kamu lupa, suami mu adalah putra ku. Dia akan melakukan apa saja yang aku perintahkan termasuk memaksamu untuk menyetujui permintaan ku. Atau..."
Diana menyembunyikan kedua tangannya. Dia tidak mau menandatangani surat - surat peralihan itu. Nyonya Armada memberikan aba - aba kepada kedua pengawalnya untuk memaksa Diana memberikan tandatangan nya.
Flashback end.
Diana menangis.
Tangisnya semakin deras saat dia menatap foto dirinya bersama orang tuanya.
Tak lama kemudian ponsel Diana berdering, pesan dari Mama Dinda.
❤️❤️❤️❤️❤️
Sesampainya Miranda di rumah, dia langsung menghubungi pelayan toko yang pernah dia tempati membeli perhiasan untuk kado Mama mertuanya itu.
"Kamu mengatakan padaku kalau perhiasan yang aku beli tempo hari limited edition dan hanya 2."
"Benar Bu perhiasan yang ibu beli toko kami, kami memperoduksinya hanya 2."
"Apa mungkin yang aku beli adalah palsu?"
"Itu tidak mungkin Bu. Ibu kan sudah mencek sama - sama keasliannya. Dan perhiasan yang ibu beli tempo hari kan sudah di lengkapi dengan sertifikat nya. Jadi keasliannya tidak perlu di ragukan lagi."
"Ok, terimakasih."
Sambungan telepon terputus.
Miranda kembali menghubungi seseorang.
"Jam berapa kamu pulang? Aku sudah memasak masakan kesukaan mu."
"Kamu makan saja duluan. Aku akan terlambat pulang, ada pertemuan yang di jadwal kan tiba - tiba."
"Benarkah? Sampai jumpa di rumah."
sambung cerita yang lebih bagus lagi ya kak. semangat kak.
mari saling mendukung. thanks