10 tahun lalu lab eksperimen manusia terbakar dan ditutup, sementara beritanya hilang begitu saja seperti ditelan oleh bumi.
10 tahun kemudian. Alexa yang di masa lalu berusia 5 tahun menjadi salah satu dari beberapa anak lainnya yang dijadikan eksperimen.
"Gadis bernama Alexa adalah yang paling kuat, dengan tubuh ini kamu bisa menjadi satu-satunya manusia yang sempurna, bunuh dia dan ambil tubuhnya."
Mendengar hasutan dari Profesor-nya membuat Aiden tanpa ragu begitu saja membunuh Alexa dan mengambil kekuatan Alexa untuk balas dendam atas keluarganya yang hancur.
Tapi tidak sampai di sana, karena Alexa dibangkitkan lagi oleh William si iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Everaynzcle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCIML BAB 20- Gitar
“Gak selera”. Hanya itu yang Alexa ucapkan dengan keadaan sekujur tubuhnya yang di tutupi oleh selimut.
Sudah susah payah Evan mencari kan bubur ayam untuk Alexa, tapi di saat dia kembali dengan bubur ayam Alexa malah mengatakan itu.
Evan menghela nafas lalu meletakkan bubur di atas nakas.
Dia berjalan ke arah kasur Alexa dan duduk di pinggir kasur.
“Kamu makan yah.. Pliss.. nanti kamu sakit, kamu mau sakit? nanti di bawa ke rumah sakit”. Bujuk Evan agar kekasih nya itu mau memakan bubur yang dirinya bawa.
Alexa menggeleng di dalam selimut, dia benar-benar tak selera makan.
“Sayang ih kalau gak di makan”. Bujuk Evan lagi.
“Yaudah, kamu aja yang makan“ Jawab Alexa.
Evan tak mengerti harus mengatakan apa lagi. Dia hanya bisa menghela nafas saja sekarang.
Evan berdiri dari kasur, mengambil jaketnya yang ada di atas sofa dan melangkah menuju pintu keluar kamar.
Alexa mendengar langkah Evan.
“Mau ke mana?”. Tanya Alexa setelah membuat selimut dan melihat ke arah Evan.
“Pulang”. Jawab Evan singkat.
“Eh? kenapa?”.
“Yah kamu gak mau makan, jadi ngapain aku di sini? mending aku pulang 'kan?”. jawab Evan lalu melanjutkan langkah nya.
“Eh jangan!! iya, iya aku mau makan! jangan pulang!!”. Alexa berteriak sekuat mungkin agar Evan mendengarnya dan tak pergi meninggalkan dirinya.
Ini lah yang mau Evan dengar, ternyata aksinya tak sia-sia.
Evan membalikkan badannya, tersenyum lebar ke arah Alexa.
“Bener yah”.
“Iya, iya! tapi kamu jangan pulang!”. Jawab Alexa cepat.
Evan tentu saja langsung menganggukkan kepalanya. Toh, dia juga tadi hanya bercanda dan jika Alexa membiarkan nya pergi dia pun akan kembali lagi, tapi ternyata Alexa masuk perangkap nya.
Evan mengambil bubur yang ada di atas nakas. Menuang bubur itu ke atas mangkuk, lalu menyuapi Alexa perlahan.
Semua yang terjadi itu di lihat oleh Andrean yang tak sengaja lewat di depan kamar.
Evan lupa mengunci kamar hingga pintu masih terbuka walau hanya sedikit.
Andrean merasa sedih melihat Alexa yang tak mau mendekat dengan dirinya, padahal dulu Alexa adalah adiknya yang paling dekat dengan dirinya di banding kembarannya.
Tapi sekarang, Alexa malah menjauh drinya dan dia malah lebih dekat dengan orang yang baru ia kenal beberapa bulan saja.
Andrean cemburu?
Tentu saja, itu adiknya. Dia cemburu di saat melihat Alexa tersenyum kepada Evan, tapi Alexa tak tersenyum kepadanya bahkan Alexa tak mau hanya melihatnya saja.
Tapi, Andrean merasa jika kedatangan Evan tidak terlalu buruk karena Evan lah kini yang me jaga Alexa.
“Lo ngapain rean?”. Tanya Andre yang tak sengaja lewat dan melihat Andrean yang sedang mengintip di pintu kamar Alexa.
Andrean kaget setengah mati, dia langsung melihat ke arah Andre dengan tatapan sinis.
“Liat apa Lo men?”. Tanya Andre setelah sampai di dekat Andrean.
“Bukan urusan Lo!”.
Andrean pergi meninggalkan Andre setelah mengatakan itu.
Andre langsung mengejar Andrean yang pergi dari sana. Toh, ngapain juga dia di sana kalau dia tak tahu apa yang Andrean lihat tadi.
...***...
Beberapa Minggu berlalu, kini adalah hari semua mahasiswa untuk ujian.
Evan mengikuti ujian seperti biasa.
“Van, gimana keadaan Lexa?”. Tanya Kenzo setelah duduk di kursinya dan menaruh teh kotak di atas meja Evan.
“Masih sama, gue juga bingung gimana caranya agar dia lupa dan mau balik sekolah lagi”. Gumam Evan sembari menusuk teh kotak dengan sedotan.
Kenzo menghela nafas, dia juga sangat ingin melihat Alexa kembali tersenyum dan mengobrol dengan dirinya seperti saat mereka masih kecil.
Tapi mungkin sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengenang masa kecil karena waktu tak bisa di putar kembali.
Setelah beberapa saat bel masuk berbunyi, semua murid langsung mengikuti ujian setelah guru masuk ke kelas dan membagikan lembar ujian.
Evan agak tak fokus bahkan agak susah untuk dirinya menjawab beberapa soal karena dia yang sudah lama tak belajar.
Triinggg..Triingg...Triinnggg..
Setelah beberapa saat yang sangat memusingkan otak akhirnya bel istirahat berbunyi.
“Van, tolong anterin ini ke ruang musik yah”. Guru menyodorkan beberapa lembar kertas kepada Evan.
Evan menerima kertas itu lalu pergi dari sana menuju lantai tiga untuk menaruh kertas tersebut ke tepat yang di suruh oleh guru tadi.
Ceklek..
Pintu ruang musik terbuka perlahan, tidak ada siapa-siapa di sana kecuali peralatan musik.
Evan menaruh kertas itu di meja depan, mungkin itu adalah meja guru pembimbing musik.
Evan hendak keluar, tapi dia melihat ada gitar yang nganggur di ujung ruangan.
“Punya sekolah 'kan?”. Gumam Evan setelah mengangkat gitar tersebut.
Evan duduk di salah satu kursi lalu hendak bermain gitar tersebut.
Dia kembali memastikan sekitar dan di saat menurutnya tidak ada siapa-siapa dia memainkan gitar itu sembari bernyanyi.
Evan dulu sangat sering bermain gitar, tapi sekarang dia sudah tak pernah bermain gitar lagi karena dia biasanya duet dengan Ivan.
Evan yang bernyanyi, Ivan yang bermain gitar. Atau sebaliknya karena mereka berdua memiliki hobi yang hampir sama, suka main gitar dan suka bernyanyi.
Setelah beberapa saat akhirnya Evan sampai di ujung lagu, entah mengapa tiba-tiba mood nya jadi tak stabil.
“Waw, sungguh menghayati lagu yah, keren-keren!!”. Tiba-tiba saja ada suara seorang wanita setelah dia menepuk tangan nya beberapa kali.
Evan kaget lalu membalikkan badannya.
“Lo siapa?”. Tanya wanita itu karena dia belum pernah melihat wajah Evan sebelumnya.
“Bukan urusan Lo”. Jawab Evan lalu hendak pergi dari sana setelah menaruh gitar di atas meja.
“Hmm~ galak amat sih”.
Evan tak memperdulikan perkataan wanita itu, dia langsung keluar dari sana dan hendak kembali ke kelasnya.
Wanita itu hanya tersenyum menatap kepergian Evan dari sana.
“Eh? nona keliy? kenapa masih di sini?”. Seorang guru masuk dan kaget di saat melihat wanita itu ada di dalam.
“Saya ngambil gitar saya yang ketinggalan”. Keliy mengambil gitar miliknya, itu adalah gitar yang Evan mainkan tadi.
Guru itu berdeoh dan duduk di kursi guru yang ada di depan, dia mengoreksi beberapa ujian yang berkaitan dengan musik.
“Saya permisi yah buk”. Pamit keliy. “Jangan pulang terlalu lama loh”. Ingatkan Keliy.
Guru itu hanya tersenyum saja lalu keliy pun langsung keluar dari sana dan mengunci pintu ruang musik.
“Walau anak orang kaya tapi sama manusia biasa kayak aku gini dia tetep baik, salut aku ngeliat nona dari keluarga Lorenzo, nona keliy Lorenzo benar-benar sangat cocok menjadi seorang nona yang di banggakan”. Gumam guru itu lalu kembali melanjutkan tugasnya mengoreksi ujian para murid.
misi udh selesaii
semoga aja dia ank Baek" n bisa gantiin Sinta yh🙏🏻
Akhrny cm bck jg Ivan ma Andrean
btw knp makin pendek yh nih cerita, lama” bisa mati penasaran nih gw gegara nanggung" begini🗿