PERNIKAHAN PALSU IVANA

"Ivana... Tunggu! Aku ingin bicara dengan mu!"

Tanpa peduli dengan teriakan laki-laki itu, Ivana menekan remote mobilnya. Dengan terburu-buru gadis itu membuka pintu mobil. Namun tangan kokoh telah menghalangi nya.

"Minggir!", Teriak Ivana kesal.

"Tidak. Aku tidak akan membiarkan mu pergi sebelum kau menjelaskan ada hubungan apa kau dan petani itu?"

Untuk sesaat Ivana memejamkan matanya. Kemudian membalikkan badannya dengan cepat. Ivana menegakkan tubuhnya dengan tegap. Mengangkat wajah dengan tegas, menatap tajam laki-laki yang ada di depannya.

"Bukan urusan mu! Sejak pengkhianatan mu dan wanita itu terjadi, kau bukan siapa-siapa lagi bagiku Marco Reus! Aku tidak berkewajiban menjelaskan apapun pada mu brengsek!"

"Maafkan aku Iv. Tapi aku sungguh-sungguh mencintai mu, sayang. Aku mengaku salah. Aku benar-benar jatuh cinta pada mu, Ivana".

"Kau tidak pernah mencintai ku Marco. Aku tidak akan pernah jatuh untuk kedua kalinya dalam permainan kalian. Kau dan Arciela pasangan serasi. Asal kau tahu, aku dan pemilik perkebunan ini akan segera menikah. Terimakasih karena kau yang telah membawa ku kemari", Ketus Ivana sarkas dengan tatapan tajam nya.

"Tidak mungkin. Kau pasti mengada-ngada. Mana mungkin secepat ini kau melupakan aku".

"Heh...Tidak ada yang perlu aku ingat dari pecundang seperti diri mu ini. Tidak ada!", Ucap Ivana dengan tegas. "Lagi pula Jose bukan laki-laki brengsek seperti mu, sangat mudah bagiku mengganti diri mu di hati ku",balas Ivana dengan sinis sambil menjentikkan jari tangannya tepat di hadapan Marco.

Ivana membuka pintu mobilnya.

"Aku tidak akan membiarkan mu menjadi milik orang lain Iv. Kau lihat saja", teriak Marco menatap mobil Ivana yang menjauh. Dari kaca mobil yang terbuka, Ivana bisa mendengar dengan jelas ucapan Marco yang tersirat ancaman itu.

*

Tidak butuh waktu yang lama Ivana sampai ke Nasviell. Dengan tergesa-gesa ia langsung masuk ke hacienda.

"Nona sudah pulang?", Lizzy menyapa.

"Iya. Kau tahu siapa yang baru saja aku temui di perkebunan Almirón. Marco dan Arciela. Sepasang pengkhianat itu bertemu dengan Jose", ucap Ivana mengebu-gebu sambil berkacak pinggang.

Dengan mulut terbuka lebar karena kaget, Lizzy cepat-cepat menuang jus lemon dan memberikan nya pada Ivana. "Tenangkan diri mu nona. Tarik nafas dalam-dalam".

"Aku tidak apa-apa Liz. Marco dan Arciela bukan siapa-siapa lagi bagi ku. Aku anggap mereka orang asing yang tidak pernah aku kenal", jawab Ivana sambil meneguk jus lemon yang di berikan Lizzy.

"Bagaimana bisa tuan Marco bertemu tuan Jose, apa mereka berteman juga? Seperti tuan Leonel?"

"Sepertinya bukan. Kelihatannya Marco dan Jose hanya berbisnis saja. Seperti yang kita tahu laki-laki itu memiliki banyak club malam, aku rasa ia memesan tequila produksi Almirón", jawab Ivana kembali meneguk minumannya.

"Tapi aku mengacaukan semuanya, Liz", lirih Ivana sambil memijat keningnya.

Lizzy menautkan alisnya. Yang ia tangkap dari wajah Ivana, seperti sedang menghadapi masalah besar.

"Ada apa nona, kenapa sepertinya anda sangat gugup?"

Ivana berjalan hilir mudik di ruang tamu hacienda. Ia terlihat sedang berpikir keras.

"Aku mengatakan Jose adalah kekasih ku. Dan aku mempertegasnya bahwa kami akan segera menikah ketika Marco mengejarku dan menanyakan hubungan ku dan Jose", ujar Ivana yang nampak kebingungan sendiri.

Cerita Ivana lagi-lagi membuat Lizzy kaget. Jujur ia tidak menyangka atasannya akan nekat seperti itu. Bahkan masalah yang semalam saja belum selesai. Dan sekarang Ivana malah melibatkan José dalam urusan ia dan Marco.

Kalau mau jujur, Lizzy juga bingung saat ini. Otaknya tiba-tiba blank.

*

Malam kian beranjak menjauh, jam di dinding sudah menyentuh angka sepuluh.

Setelah kejadian sore tadi Ivana langsung mengurung diri di kamarnya. Ia tidak mau di ganggu siapa pun.

Waktu di habiskan Ivana untuk berpikir. Semakin ia memikirkan peristiwa di ruang kerja Jose semakin membuat kepala Iv sakit.

Untuk menenangkan pikirannya, Ivana mengambil sebotol tequila dan meneguk secara langsung dari botolnya.

Beberapa menit berlalu, gadis itu melemparkan jubah tidur ke atas kursi. Dengan sedikit sempoyongan gadis itu menuju tempat tidur nya.

Tok..

Tok..

"Oh god, siapa yang berani mengganggu ku..."

Ivana mengurungkan niat ketempat tidur, ia membuka pintu kamarnya. menempelkan wajah di daun pintu.

"Oh my god...nona mabuk?", ucap Lizzy kaget melihat penampilan Ivana yang nampak kacau. Bahkan rambutnya acak-acakan.

"Sudah aku katakan jangan mengganggu ku. Aku mau tidur!"

"Tapi di ruang tamu ada tuan Jose ingin bertemu anda, nona", ujar Lizzy.

Ivana membelalakkan matanya. "J-ose?"

Lizzy menganggukkan kepalanya. "Calon suami anda..."

Ivana melebarkan kedua matanya menatap tajam asistennya itu. "Apa kau sudah bosan menjadi asisten ku, Liz", ketus Ivana melangkahkan kakinya.

"Nona Ivana, anda lupa–"

"Huhh...Bahkan ia lupa memakai jubahnya. Nona Ivana sangat menggoda dengan tubuh terekspos begitu", ucap Lizzy tersenyum membayangkan ketika Jose melihat bos-nya.

Dengan tubuh sedikit sempoyongan, Ivana menemui Jose yang masih berdiri. Ketika melihat Ivana laki-laki itu terdiam di tempatnya. Manik hitam, tajam menatap Ivana.

"Kau mabuk dan ingin menggoda ku, Ivana?"

Ivana berdecak kesal atas tuduhan Jose.

"Kenapa kau menemui ku. Sekarang sudah malam dan aku sedang tidak enak badan", ucap Ivana tidak bersemangat.

"Kalau kau sakit kenapa kau malah minum alkohol?", seru Jose menatap lekat wajah gadis di hadapannya yang terlihat berantakan sekali. Walaupun dengan kondisi seperti itu sebenarnya membuat Ivana semakin seksi. Bahkan Jose menatapnya tanpa berkedip barang sejenak saja. Laki-laki itu berulangkali mengusap tengkuknya.

"Kenapa kau mengatakan kita sebagai kekasih di hadapan Marco Reus, apa maksudmu, hah? Aku minta penjelasan mu sekarang juga, Ivana!", tuntut Jose dengan tegas.

...***...

Terjawab ya siapa Reus\=Marco Reus 😀