Niat hati, merantau ke luar negeri untuk merubah nasib. Namun karena suatu kejadian, dua pemuda polos nan lugu itu malah terlibat dalam kehidupan asmara enam janda muda. Mampukah mereka lepas dari jeratan janda yang penuh pesona? Atau mereka terjerumus dalam larutnya dunia para janda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kok Tidak Kuat
Suatu pagi, di saat Tito dan Yoyo sedang asyik ngobrolin sesuatu, keduanya dikejutkan dengan suara wanita dari kamar sebelah.
"Tolong!"
"Eh siapa itu yang minta tolong, Yo?"
"Sepertinya Miss A win. Suaranya berasal dari kamarnya."
"Mending kamu coba cek deh, Yo. Anak anak, biar aku yang jaga."
Tanpa membalas usulan Tito, Yoyo langsung berdiri dan berjalan cepat menuju kamar A win melalui pintu yang menghubungkan dua kamar itu. Kamar anak anak memang berada diantara kamar A win dan kamar A moy. Dengan adanya pintu penghubung, mereka jadi lebih mudah mengawasi atau ada keperluan lain yang berhunugan dengan anak anak.
"Miss!" teriak Yoyo begitu sampai di A win. Matanya mengedar mencari sosok majikannya, tapi Yoyo tidak melihat sosok yang dia cari. "Nggak ada orang," gumam Yoyo dengan rasa herannya. Saat Yoyo akan memutuskan kembali ka kamar anak anak. Suara itu terdengar lagi.
"Tolong!" suara itu berasal dari kamar mandi. Yoyo segera saja menuju ke kamar mandi yang ada di sana.
"Miss A win! Miss A win kenapa?" seru Yoyo begitu melihat A win terduduk di lantai. Sebenarnya bukan hanya kondisi A win yang membuat Yoyo terkejut, tapi keadaan A win yang tidak memakai apa apa dengan badan yang basah dan rambut penuh busa. Sepertinya A win sedang keramas. Yoyo sontak kesusahan menelan ludahnya sendiri memandang pemandangan yang sangat indah di mata laki laki.
"Tolong, Yo. Kakiku sakit banget," rintihan A win langsung menyadarkan Yoyo yang sempat terbengong dengan apa yang sedang dia lihat.
Yoyo mencoba menenangkan suasana hatinya yang tiba tiba bergemuruh. Dia berjongkok sambil memperhatikan kaki kiri A win yang pergelangannya agak memerah. Mata Yoyo benar benar tidak bisa fokus saat ini. Ada pemandangan Indah agak kehitaman yang tidak mampu dia lewatkan.
"Ini gimana caranya? Badan Miss masih basah dan rambutnya penuh busa. Aku bersihin dulu ya?" ucap Yoyo dengan sesekali melirik pemandangan indah di hadapannya.
"Iya, Yo, boleh."
Yoyo meraih shower yang tergeletak di lantai. Dengan tangan gemetar dan rasa canggung yang luar biasa, Yoyo mulai membasahi rambut A win untuk menghilangkan busanya. Pelan tapi pasti Yoyo membasahi tubuh A win dengan perasaan yang tidak karuan.
Setelah A win minta berhenti, Yoyo memapah tubuh wanita itu agar bisa berdiri lalu maraih jubah mandi dan dipakaikannya ke tubuh A win. Jangan ditanyakan bagaimana perasaan Yoyo saat ini. Sudah sangat tak karuan dengan sesuatu yang sudah menegang di dalam celananya.
"Bisa buat jalan nggak, Miss?"
"Sakit," rengeknya.
Yoyo pun menghembuskan nafasnya secara halus. Entah sudah berapa kali dia melakukan itu, yang pasti Yoyo benar benar dibuat resah saat ini. Daripada melihat A win kesakitan, Yiyo pun akhirnya membungkuk dan meraih tubuh A win serta membopongnya ala bridal.
"Yo! Kamu!" pekik A win.
"Biar kaki Miss nggak makin parah."
A win mengangguk pasrah. Tangannya memegangi jubah baju yang menutupi tubuh bagian bawah. Bagi Yoyo, percuma ditutupin, dia sudah lihat semuanya.
"Letakkan aku disana aja, Yo! Tubuhku masih basah," ucap A win sambil menunjuk ke arah sofa. Yoyo mengarahkan langkah kakinya ke tampat yang ditunjukkan A win. "Sekalian kamu panggilkan Bibi agar kesini ya?"
"Baik, Miss," balas Yoyo. Begitu meletakkan tubuh di atas sofa, dia bergegas keluar kamar melakukan perintah majikannya. Sedangkan A win langsung senyum senyum sendiri denyan kedua telapak tangan menutupi wajahnya. Tak lama kemudian terdengar rengekan suara bocah bangun dari tidurnya.
"Eh jagoan udah bangun?" sapa Tito begiu melihat salah satu dari dua bocah itu membuka mata.
"Si om mana?" tanya bocah itu saat menyadari orang yang menngendongnya tidak ada disana.
"Om Yoyo sedang keluar sebentar, Binbin sama Om Tito dulu yah?"
Anak itu mengulurkan tangan minta di gendong, Tito dengan senang hati meraih tubuh bocah itu ke dalam gendongannya. Beberapa saat kemudian, Zoe pun terbangun juga.
"Om," pannggil Zoe dengan mata yang belum terbuka sempurna.
"Eh, Zoe juga bangun."
Mata anak itu mengerjap ngerjap nampak lucu. "Gendong, Om."
Tito sontak mengulas senyum. "Sini, Sini."
Bocah lima tahun pun perlahan bangkit dan langsung menempel pada Tito. Saat itu juga, A moy yang seperinya habis mandi, kembali memasuki kamar anaknya.
"Astaga! Kenapa jadi pada manja banget sama Om nya?" tanya A moy. "Itu om Tito nggak kuat loh?"
Tito sontak tersenyum. " Nggak apa apa, Miss. Aku kuat kok?"
"Yakin kuat?" tanya A moy dan Tito mengangguk. "Tapi kok semalam, pas ngintip cuma sebentar, pasti nggak kuat ya?"
"Waduh!"
...@@@@@...
semangat
author bikin cerita nya nalar dikit
canda aja thoor