Bagaimana rasanya menjalani pernikahan tanpa adanya cinta? Hana terpaksa menerima tawaran seseorang untuk menjadi istri dari anaknya karena hutang-hutang sang Ayah. Reputasinya sebagai model hancur karena Ibu dan adik tirinya.
Belum lagi ketidak perawanannya yang menjadi duri tajam yang terus menerus diungkit Kenaan Atharis, suami arogan yang selalu berlaku sesuka hatinya.
Disaat Hana berharap menikah adalah jalan lepas dari derita, Kenaan justru menganggapnya bak kertas kotor yang pantas dibuang.
Bagaimana akhir kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - Clarine dipecat
Jakarta pagi hari.
Setelah keluar dari pesawat, Arka menyeret kopernya menuju ruang tunggu.
"Ma," sapanya saat wanita paruh baya itu berjalan penuh kerinduan menghampiri putranya.
"Bagaimana? Ada kemajuan?" tanya sang Mama.
Arka mengangguk, ia tak mungkin berkata jujur kepada sang Mama jika kepergiannya masih belum membuahkan hasil.
"Arka, beberapa hari yang lalu Papamu resmi menikah!" Sang Mama memaksa senyum. Kepergian Arka bukan semata karena kesembuhannya tapi juga upaya menghalangi pernikahan sang Papa.
Namun, mendengar kabar dari Sang Mama membuatnya menghela napas kasar.
"Itu artinya, aku dan Hana sekarang saudara."
"Bagaimana lagi!" Sang Mama turut prihatin dengan nasib percintaan putranya.
"Tapi aku harus tetap mencari Hana, Ma."
"Ya sudah, kita langsung pulang. Istirahat baru kamu boleh mencarinya," ujar Sang Mama menggandeng tangan Arka.
***
"Kalian ini, bisanya cuma bergosip saja? Apa gak ada kerjaan, mau saya pecat?" bentak Marvin saat melihat segerombolan wanita sibuk membicarakan Kenaan dan istrinya.
"Aduh Pak Marvin yang terhormat. Mana berani anda memecat saya tanpa persetujuan Tuan Kenaan!" dengan jumawa Clarine membalas bentakan Marvin.
"Kenapa tidak berani?" Marvin menaik turunkan alisnya.
"Ya, secara saya kan wanita kesayangannya Tuan,-" terjeda saat melihat Marry tau-tau berada di belakang Marvin menatap tajam ke arahnya.
"Kesayangan siapa, hah?" tanya Marry.
"Bukan, Bu!"
"Kamu ini, saya gaji kamu bukan buat ngomongin anak dan menantu saya!" Marry berkacak pinggang.
"Ampun, Bu!" Clarine menyenggol bahu teman-temannya, akan tetapi tak ada satupun dari mereka yang buka suara.
"Ampun-ampun! kamu saya pecat. Hari ini juga pergi ke bagian keuangan dan ambil gaji kamu," ujar Marry emosi. Ia melipat tangan di dada tanpa menghiraukan tatapan memohon Clarine.
"Bisa-bisanya kantor ini mempekerjakan orang seperti Clarine! Kalian, dengar baik-baik kalau tak mau bernasib seperti dia," tunjuk Marry pada Clarine yang masih berada di tempat dengan kepala menunduk.
"Jaga dengan baik mulut kalian! Jika sampai saya melihat kejadian seperti ini? Habis kalian, karena mulai sekarang perusahaan di bawah kendali saya! Marvin, kamu pecat semua yang tadi membicarakan Kenaan dan Hana."
Marry berlalu dan masuk ke dalam lift bersama Aiden di belakangnya.
"Bu," panggil Aiden.
"Biarkan saja, kamu pasti mau bilang kalau Kenaan sudah bertemu dengan istrinya kan?"
Aiden mengangguk.
"Tapi Marvin..."
"Apa?"
"Marvin adalah sepupu dari Reymond! Orang yang membantu Nona Hana kabur."
Marry mengangguk-ngangguk.
"Tak apa, tujuan Marvin mungkin sama sepertiku! Jika bukan begini, Kenaan akan sulit berubah. Ah anak itu benar-benar mirip Papanya," keluh Marry.
Di tempat lain, Hana sedang melakukan pemotretan di perusahaan Darwis. Pagi-pagi sekali ia berangkat karena takut terlambat. Beruntung, Surabaya tak semacet Jakarta. Jalanan di Kota kecil ini cukup lenggang dan santai.
"Wow, amazing! Benar-benar kau tak salah memilih model. Lihatlah hasilnya yang luar biasa," ujar fotografer memperlihatkan hasil fotonya pada Darwis.
"Parah sih ini, keren!" Darwis sampai dibuat berdecak kagum oleh pesona Hana.
"Kamu coba sini! Lihat ini," ujar Darwis pada Hana.
Hana pun mendekat, Darwis tak henti memujinya dan ia pun tersipu malu.
Meski bukan pertama kalinya ia mendapat pujian, bagi Hana pujian itu adalah hal paling berharga.
Tidak sombong, Hana menjadikan pujian orang-orang sebagai motivasi untuk terus mempertahankan eksistensinya sebagai model.
Selesai pemotretan, Hana mendapatkan honor pertamanya.
Ia pun pulang dengan membawa sekotak pizza jumbo sebagai perayaan.
"Hana?"
Hana menoleh, ia tersentak karena lagi-lagi harus bertemu dengan Kenaan di apartemen.
Hana menghela napas, lalu membiarkan Kenaan masuk ke apartemennya untuk bicara.
"Kenapa kamu bisa datang lagi kesini?" tanya Hana.
"Aku tinggal disini. Di sebelahmu!"
"Makanlah," ujar Hana setelah membuka bungkusan pizza yang tampak menggiurkan dengan toping lengkap.
"Makan?" tanya Kenaan.
"Iya, aku tahu kamu belum makan apapun!"
Deg.
Kenaan merasa malu karena yang dikatakan Hana memang benar adanya.
"Aku,--"
"Atau mau aku suapin?" tawar Hana dengan raut wajah datar.
Kenaan kebingungan, ia malah berfikir apakah Hana sudah memaafkannya sekarang?
"Ehm, aku makan sendiri." Kenaan meraih sepotong pizza ragu-ragu lalu menggigitnya.
Sungguh aneh, ia bahkan bisa makan dengan nyaman tanpa merasa mual. Lalu Kenaan mengambil lagi karena merasa masih lapar.
"Makan lagi, hari ini aku dapat honor model jadi anggap aja aku sedang mentraktirmu makan bersama!"
"Kenaan terdiam, ingatannya menerawang bagaimana ia telah meremehkan kemampuan sang istri waktu itu.
"Hana maafkan aku, aku sungguh menyesali semua perbuatan dan sikapku dulu. Bisakah kita kembali?"
"Akan aku pikirkan. Toh pernikahan kita bukan berlandaskan cinta kan? Jadi sebenarnya untuk apa kamu repot-repot mencariku ke Surabaya? Bukankah disana ada karyawan kesayanganmu yang akan menyemangatimu bekerja? Atau wanita malam yang dengan senang hati menemanimu semalaman di apartemen?"
"Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan mereka, jika kamu tidak suka aku tak akan mengenal lagi mereka. Aku akan menutup mataku rapat-rapat ketika ada wanita cantik selain dirimu."
"Benarkah? Kalau begitu buktikan!"
"Aku pasti akan membuktikannya, jadi apakah kamu mau memaafkan suamimu yang breng sek ini?" mohon Kenaan.
"Hm, tergantung! Aku tidak bisa memastikannya sekarang."
"Ayo pulang, kalau kamu tidak suka tinggal dengan Mama kita beli rumah bagaimana? Hanya akan ada aku dan kamu di dalamnya."
"Aku tidak sedang memikirkan itu. Beberapa hari setelah aku pergi, bagaimana rasanya?" tanya Hana tersenyum lebar.
Kenaan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia bahkan sudah habis dua potong pizza hanya karena bertemu dan bicara dengan Hana. Rasa mual yang sering kali datang seolah menemukan penawarnya.
Belum sempat ia menjawab, bunyi bell apartemen membuyarkan keduanya.
Ting tong...
"Ah sebentar..." Hana bangkit dan membuka pintu apartemennya.
"Rey..."
"Hallo, Hana. Bagaimana pemotretanmu hari ini? Maaf, aku ada jadwal bedah di rumah sakit jadi temanmu yang tampan ini tak bisa langsung menemani," ujar Rey panjang lebar.
"Ah iya, semua lancar. Mau masuk?" tawar Hana.
Kenaan yang mendengarnya hanya bisa menghela napas. Kenaan baru saja berbaikan dengan Hana jadi tak mungkin baginya menunjukkan sikap tak suka pada Rey.
"Ah ada..." Rey tak melanjutkan kalimatnya saat melihat Kenaan berada disana.
"Dia suamiku," aku Hana.
Rey tersenyum canggung lalu ikut masuk.
"Ken, dia Dokter Rey!" Hana memperkenalkan Rey kepada Kenaan.
Mereka bersalaman, akan tetapi mata seolah saling beradu bendera perang.
"Kenaan."
"Reymond!"
Hana tersenyum puas, ini kesempatannya membuat cemburu Kenaan.
"Kau bawa apa?" tanya Hana.
"Oh iya, makanan! Karena kau sedang hamil jadi aku pikir perlu asupan bergizi dan hya... Banyak!" Rey terkekeh, ia terlihat seperti seorang suami siaga yang tengah memperhatikan sang istri. Kenaan terbakar cemburu, akan tetapi ia hanya bisa mengepalkan tangannya di bawah meja.
"Kau mau ini?" tawar Hana pada Kenaan.
"Kalian sudah berbaikan?" tanya Rey.
"Belum."
"Sudah."
Sontak Kenaan menatap Hana tak mengerti, sang istri bersikap baik padanya akan tetapi mengatakan pada Rey jika mereka belum berbaikan, apa maksudnya?
BETUL KATA LO, LO HRS JGA PRASAAN KENAAN, JGN SMPE KENAAN YG SDH MULAI JDI BAIK, KMBALI JDI IBLIS KEJAM.. DN INGAT JUGA SLALU PESAN MMA MARRY....
SI ALBERT DPT SIAL DGN SELINGKUH DN MNIKAHI MELYSA
TPI GK APA2 ANAK PRTAMA NYA KGUGURAN,, KRN HSIL PERZINAHAN, DMN BENIH ARMAN BRCAMPUR ALKOHOL, DN HANA JUGA PNGARUH OBAT PRANGSANG, YG MNA MNGKIN BSA PNGARUHI TUMBUH KMBANG BAYI.. SKRG SDH SAH SUAMI ISTRI, JDI BSA BUAT KMBALI DGN HALAL..