Aku diasingkan layaknya debu tak berarti. Siapa pun yang mencoba mendekati ku, maka mereka ikut terkutuk. Akulah gadis berkacamata empat dengan segala kekuranganku, dan mereka semua menikmati menonton ku yang terkena bully tanpa peri kemanusiaan.
"Hey, Cupu! Tempatmu dibawah sana, bukan di atas bersama kami." seru Sarah di depan seluruh anak kampus.
Penghinaan dan kekejian para pembully sudah melewati batasnya.
"Don't touch Me!" seru Rose.
Tak ada lagi hati manusia. Semua hanyalah jiwa kosong dengan pikiran dangkal. Buta, tuli, dan bisu. Yah, itulah kalian. ~ Rose Qiara Salsabila.
Wanita berkacamata empat dengan julukan cupu sejak menapaki universitas Regal Academy itu berjuang mencari ketulusan seorang teman. Hingga pembullyan para teman seuniversitas membangkitkan jati dirinya.
Siapa sangka si cupu memiliki dunia lain di balik kepolosannya. Bagaimana cara Rose menghukum para pembully dirinya? Apakah ada kata ampun dan maaf dalam kamus hidup Rose?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asma Khan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: GENK CANTIKA VS ROSE II
"Hidup bebas, atau hidup dikendalikan mereka?" Rose tersenyum manis dengan lirikan mata ke Sarah.
Sarah bergerak tetapi ditahan kedua sahabatnya, sedangkan gadis yang ditawarkan pertemanan menerima uluran tangan Rose. Para mahasiswa yang melihat itu seakan ikut menentukan pilihan sebelum pemilihan dimulai. Tindakan yang dilakukan Rose dalam demo. Sungguh benar-benar mencuri perhatian semua orang. Termasuk para dosen yang ikut menjadi saksi atas kampanye dadakan gadis itu.
"Apa-apaan gadis itu? Aku harus menegurnya, dan memberikan sanksi." Ucap Rektor Wisnu melangkahkan kakinya berniat menyibak kerumunan, tetapi tiba-tiba ada tangan yang mencengkram tangan kirinya. "Kamu....,"
"Aku tahu kamu itu serakah. Diamlah! Tidak perlu ikut campur." ancam Vans dengan wajahnya yang datar.
Prook!
Prook!
Prook!
"Hari ini, dan detik ini juga. Aku ROSE QIARA SALSABILA mengumumkan SIAPAPUN YANG MENDUKUNGKU DALAM PEMILIHAN SENAT. AKU BERJANJI AKAN MENGHANCURKAN SEMUA BENTUK BULLY YANG MENJAMUR, DAN KEADILAN UNTUK SEMUA ORANG."
"Hey, CUPU!" Sarah menghempaskan kedua tangannya, lalu mengangkat tangannya menunjuk Rose. "AKU SARAH ATMAJA MEMASTIKAN KAMU TIDAK LAYAK MENJADI MAHASISWA KAMPUS ELITE KU....,"
Rose mengangkat tangan menghentikan Sarah yang langsung terdiam. "CUPU? YAH, AKU CUPU. LALU, SIAPA KAMU? RATU KECANTIKAN KAH? TIDAK SADARKAH KAMU, HATIMU TAK SECANTIK WAJAHMU."
"KAU!" teriak Sarah menghampiri Rose, tetapi karena terburu-buru justru kakinya tersandung dan akhirnya jatuh nyungsep di bawah kaki Rose.
"Ish, s!alan!" gumam Sarah.
Bisikan para mahasiswa dan sikap Rose yang langsung berjongkok mengulurkan tangannya. Semakin menambah rasa geram di hatinya. Bagaimana bisa disaat situasi sepenting itu. Justru keberuntungan tidak berpihak?
"Ayo! Aku tidak akan melepaskan tanganku. Jika kamu mau menerima bantuanku." ucap Rose masih menggantung tangannya di depan Sarah yang terjerembab di bawah kakinya. "Baiklah, kurasa kamu gengsi."
Prita dan Dela bergegas membantu Sarah bangun. Disaat yang sama, Rose ikut berdiri dengan senyuman tipis. Api yang menjadi saksi demo pun sudah padam menjadi abu. Tanpa menunggu, Rose pergi meninggalkan tempat yang kini sudah tak lagi panas. Tentu saja kecuali hati ketua geng cantika.
"BUBAR!" titah Rektor Wisnu setelah dilepaskan oleh Vans, membuat para mahasiswanya lari berpencar dengan wajah tegang, ada pula yang masih santai seperti dipantai.
Hitungan menit, ruang utama kampus menjadi sunyi. Kini yang tertinggal hanya geng cantika bersama rektor Wisnu. Dimana pria itu berjalan menghampiri Sarah dan gengnya. Kemudian mengulurkan sapu tangan dari saku jas.
"Bersihkan abu yang mengotori wajahmu! Jika kamu ingin menjadi pemimpin. Belajarlah cara mengendalikan keadaan dan amarah!" Rektor Wisnu menasehati Sarah, lalu berlalu meninggalkan ketiga gadis yang tertegun.
Sarah menatap sapu tangan putih di tangannya. "Rektor itu benar. Aku harus bisa mengendalikan, tetapi bukan keadaan atau amarah. Aku harus mengendalikan seisi kampus, meskipun itu dengan cara licik sekalipun....,"
"Sar, please. Stop!" pinta Prita yang semakin tak mampu melihat kegilaan sahabatnya, sedangkan Dela sibuk berpikir dengan bibir terkunci rapat.
"Prita, gue tidak butuh nasehat loe, tapi yang gue mau rencana. Satu bidikan yang bisa memusnahkan hama si cupu." balas Sarah menggenggam sapu tangan dengan erat.
"Gue ada ide, tapi ini cukup beresiko." celetuk Dela mengalihkan perhatian Sarah, dan membuat Prita menggelengkan kepalanya.
Sarah langsung memegang kedua bahu Dela dengan tatapan mata serius, membuat gadis rambut sebahu itu tersenyum nakal.
"Dengarkan, rencanaku kali ini....,"
Dela menjelaskan rencana tanpa ada kata yang disaring. Sarah menikmati setiap kata serta membayangkan bagaimana semua itu akan terjadi, dan apa hasilnya. Sementara Prita mengepalkan kedua tangannya menahan rasa sesak di dada, ia tak sanggup lagi meneruskan kegilaan kedua sahabatnya.
"Stop! Apa kalian ini waras?!" Prita mengusap wajahnya kasar. "Rencanamu itu bukan lagi sekedar bermain, tapi itu kejahatan. Apa kalian tidak sadar?"
Sarah menatap tajam Prita, tangannya terangkat dan hampir saja menyentuh wajah sahabatnya. Tetapi Dela menahan, "Sar, tenang! Prita, loe itu sahabat kita. Please jangan buat sahabat loe sendiri selalu emosi, bisa 'kan?"
"Ck! Kalian benar-benar, terserah! Aku mending cabut." Jawab Prita pergi tanpa ingin lagi mendengarkan kegilaan, membuat Sarah dan Dela saling pandang.
"Loe awasi Prita! Gue tahu dia mulai menjauh. Jangan sampai rahasia kita kebongkar." Ucap Sarah memberikan peringatan.
Dela mengangguk paham apa maksud dari sahabatnya. Apapun yang mereka lakukan tidak boleh terbongkar. Semua sudah dikubur tanpa seorangpun tahu kecuali orang-orang yang terlibat. Maka rahasia akan aman sampai kapanpun. Namun, jika Prita mulai angkat suara. Sudah pasti beda cerita lagi.
"Kalian itu terlalu pemarah. Bahkan tanpa kalian sadari, setiap gerakan dan pembicaraan bisa didengarkan tanpa harus bersusah payah. Welcome to my life....,"
"Setiap tindakan harus memiliki langkah cadangan. Apa kamu lupa itu?"
aku baca ulang lagi deh
maaf saya pembaca pendatang baru 🙏
dan akhirnya aku susah memahami....
sadis banget sampai memakan korban jiwa 😢😢