NovelToon NovelToon
AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Cintamanis / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:479.9k
Nilai: 5
Nama Author: 01Khaira Lubna

Karena sang putra yang tengah sakit, suami yang sudah tiga hari tak pulang serta rupiah yang tak sepeserpun ditangan, mengharuskan Hanifa bekerja menjadi seorang Badut. Dia memakai kostum Badut lucu bewarna merah muda untuk menghibur anak-anak di taman kota.

Tapi, apa yang terjadi?

Disaat Hanifa tengah fokus mengais pundi-pundi rupiah, tak sengaja dia melihat pria yang begitu mirip dengan suaminya.

Pria yang memotret dirinya dengan seorang anak kecil dan wanita seksi.

''Papa, ayo cepat foto aku dan Mama.'' Anak kecil itu bersuara. Membuat Hanifa tersentak kaget. Tak bisa di bendung, air mata luruh begitu saja di balik kostum Badut yang menutupi wajah ayu nya.

Sebutan 'Papa' yang anak kecil itu sematkan untuk sang suami membuat dada Hanifa sesak, berbagai praduga dan tanda tanya memenuhi pikirannya.

Yang penasaran, yuk mampir dan baca tulisan receh Author. Jangan lupa like, subscribe dan follow akun Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Surat Cerai

Malam hari. Setya keluar dari pagar rumahnya dengan diam-diam. Tanpa di ketahui oleh Arumi. Arumi dan Caca sedang bermain di kamar Caca. Setya melangkahkan kakinya cepat dengan percaya diri menuju rumah yang berjarak beberapa rumah dari rumahnya. Ketika sudah sampai di tempat tujuan, Setya ingin membuka pintu pagar. Namun tiba-tiba saja langkah nya terhenti, seseorang menahan langkahnya.

''Maaf, Pak. Anda siapa dan ada perlu apa?'' tanya security tersebut dengan wajah tegas.

''S-saya suaminya Hanifa. Saya ingin bertemu dengan istri dan anak saya.'' jawab Setya sedikit kaget karena di cegat. Ia merasa kesal karena sekarang Hanifa dan Abdillah telah memperkerjakan seorang security untuk menjaga rumah. Langkahnya sekarang sudah terbatas untuk menemui Hanifa.

''Suami? Setahu saya Nyonya Hanifa tak punya suami. Dia hanya tinggal bersama Kakak dan Anaknya di rumah ini.'' ucap security dengan tersenyum sinis. Padahal sebenarnya security itu sudah mengenal siapa Setya dari penjelasan Abdillah. Security hanya berusaha menahan langkah Setya agar tidak masuk kerumah, dan tidak menggangu Hanifa, sesuai sama yang Abdillah perintah.

''Itu karena kamu baru di sini. Makanya kamu tak mengenali aku. Minggir! Saya mau masuk! Saya mau ketemu sama anak dan istri saya!'' ujar Setya angkuh dengan mendorong tubuh security yang di dekat bajunya terdapat tulisan nama. Security itu bernama Agus.

''Anda jangan kurang ajar!'' Pak Agus mendorong balik tubuh Setya yang ada di luar pagar.

''Saya tidak suka ribut. Lebih baik kamu cepat buka pintu pagar ini. Saya hanya ingin ketemu Hanifa dan Abdillah. Ada sesuatu hal yang ingin saya bicarakan dengan mereka.'' seru Setya lagi tak mau mengalah. Tapi Pak Agus akhirnya memilih pergi dari pintu pagar yang masih di gembok. Ia tak memperdulikan Setya lagi. Sesuai sama perintah sang majikan. Yang selalu berpesan agar tak membuka pintu pagar untuk pria yang mempunyai ciri-ciri wajah seperti Setya. Setya sebenarnya malam ini ingin melancarkan aksinya. Ia ingin meminta maaf kepada Hanifa dan Abdillah sesuai sama yang ia rencanakan kemarin.

Setya menendang besi pagar berulang kali. Ia merasa amat kesel karena tidak di pedulikan.

''Heh security. Sana panggil majikan mu, katakan kepadanya, saya Setya, ingin bicara sama mereka!'' teriak Setya tak tahu malu. Tapi tetap saja Pak Agus tak mengabaikan teriakan Setya. Untung saja Abdillah dan Arif sedang tidak ada dirumah. Kalau sampai Abdillah mendengar itu, bisa-bisa Setya dihajar lagi. Abdillah dan Arif sedang berkunjung ke rumah Malik, atas permintaan Mama nya Malik. Karena Mama nya Malik mengatakan kalau ia sedang merindukan Arif. Bocah mungil yang di anggap nya sudah seperti cucu sendiri.

''Dasar security belagu!'' umpat Setya lagi setelah itu ia berlalu pergi dengan rasa kesalnya karena terus di cuek.

Hanifa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah pria yang telah memberikan nya seorang anak. Hanifa berdiri di dekat jendela kamarnya yang berada di lantai atas. Dari tadi ia bisa melihat dan mendengar dengan jelas tingkah konyol Setya. Hanifa menolak untuk ikut sang Kakak, karena ia merasa tubuhnya sedikit meriang.

''Apa pukulan dari Mas Abdillah kemarin telah membuat otaknya semakin error. Heh, Dasar pria tak tahu malu! Seharusnya ia berhenti mengganggu aku, bukannya sekarang ia sudah mendapatkan semuanya. Istri, anak perempuan dan harta yang membuat ia lupa diri dan mengabaikan aku dan putra ku dulu.'' gumam Hanifa miris, sudut bibirnya sebelah di tarik keatas. Hati Hanifa benar-benar sudah membeku, tiada lagi rasa cinta dan pedulinya terhadap Setya.

***

Pagi hari.

Suara denting jam memecahkan keheningan. Hanifa duduk di sofa di depan telivisi seraya mengupas buah apel dan pir. Televisi di depannya tak di nyalakan. Ia sendiri di rumah. Arif sudah mulai sekolah dengan diantar oleh Pak Agus dan istrinya. Sedangkan Abdillah sudah berangkat bekerja. Hanifa terpaksa menitipkan Arif pergi kesekolah di hari pertema dengan di temani pembantu dan security nya. Karena hari ini ia sedang tidak enak badan. Ia sedang datang bulan. Tubuhnya terasa begitu lesu dan tak bersemangat.

''Auh ...'' Hanifa sedikit mengaduh sambil memegang bagian perutnya. Saat sedang datang bulan, Hanifa memang sering merasakan perutnya sedikit nyeri. Tapi di sela rasa sakitnya, Hanifa bersyukur, karena buah dari perbuatan Setya waktu itu tidak tumbuh di rahimnya. Padahal beberapa hari ini Hanifa di landa rasa was-was, ia takut ada mahluk kecil bernyawa hidup di rahimnya.

***

Dikediaman Setya dan Arumi. Arumi melambaikan tangan nya ke arah sang suami. Arumi hendak berangkat bekerja mengecek rumah makannya. Sedangkan Caca sudah berangkat sekolah dengan di temani pembantu rumah tangga.

''Aku pergi. Kamu di rumah jangan nakal ya, istirahat yang cukup supaya lekas sembuh dan bisa menemani aku kemana-mana lagi.'' pesan Arumi kepada Setya seraya mengecup pipi Setya.

''Iya Sayang. Kamu tenang aja, Mas akan beristirahat yang cukup.'' jawab Setya balas mengecup kening Arumi. Setelah itu mobil yang di kendarai Arumi melaju membelah jalanan. Hubungan Setya dan Arumi sudah kembali membaik. Hanya dengan sekali rayuan saja, sikap Arumi yang dingin terhadap Setya kembali menghangat. Karena Arumi sangat mencintai Setya. Setya tersenyum penuh arti melepas kepergian Arumi. Ia sengaja tidak mau menemani Arumi hari ini, dengan alasan masih sakit. Padahal ia ingin berusaha menemui Hanifa lagi. Rasa rindunya terhadap Hanifa menggebu-gebu, seakan sudah tak terbendung. Tapi, ia sama sekali tidak merindukan putranya, Arif. Aneh memang.

Setelah kepergian Arumi, Setya berlalu masuk kerumah, ia ingin mengecek penampilannya di depan cermin. Sudah rapi kah atau belum.

Saat penampilan nya sudah di rasa pas, Setya memakai sendal dan dan berlalu keluar pagar. Tapi, saat langkah sudah mencapai ambang pintu pagar. Ia berpas-pasan dengan seorang kurir pos yang motor nya berhenti tepat di depan pintu pagar.

''Selamat pagi. Apakah ini rumahnya Pak Setya?'' tanya kurir itu saat sudah turun dari motor. Tangannya nampak memegang amplop putih.

''Iya. Ini dengan saya sendiri.'' balas Setya dengan tatapan heran. Ia melihat kurir itu dengan kening berkerut.

''Oh ... Kebetulan sekali. Ini, Pak. Untuk Bapak.'' kurir itu memberikan amplop yang di pegang nya kepada Setya. Setya mengambil amplop itu dengan sedikit ragu.

''Apa ini?'' tanya Setya.

''Buka sendiri Pak. Amplop itukan sudah berada di tangan Bapak. Saya hanya di tugaskan untuk mengantarkan nya saja.'' sahut kurir itu ramah dengan senyum simpul. Setelah itu ia naik ke motor nya kembali, menyalakan motor, lalu melesat lagi meninggalkan Setya yang diam terpaku di ambang pintu pagar. Setya mengurungkan niatnya untuk pergi kerumah Hanifa. Ia kembali masuk ke dalam rumah. Saat sudah berada di dalam, ia duduk di sofa ruang keluarga, lalu setelah itu dengan cepat ia membuka amplop yang membuatnya merasa penasaran. Karena selama ini tidak pernah sekalipun ada orang yang mengirimkan amplop kepada nya.

Setya menarik ujung amplop dengan kasar, saat sudah terbuka. Setya mengambil kertas yang terdapat di dalam.

Setya membaca kertas tersebut dengan teliti.

''Surat gugatan cerai dari pengadilan,'' gumam Setya dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia melihat nama yang menggugat, di sana tertulis nama Hanifa. Tiba-tiba saja tubuh Setya terasa lemas, ia merobek cepat surat tersebut, lalu melemparnya secara asal. Setya menundukkan kepalanya, kedua tangan memegang kepalanya yang seketika pusing.

''Tidak. Hah, Hanifa kenapa kamu tega! Haruskah hubungan kita yang sudah kita jalani selama enam tahun lamanya berakhir dengan cara seperti ini?! Padahal aku hanya sedikit khilaf saja.'' gumam Setya terlihat putus asa.

''Aku tidak ingin kehilanganmu, Hanifa. Tapi ... Aku juga tidak mungkin melepaskan Arumi! Aku merasa nyaman seperti ini, punya istri dua.'' racau Setya lagi.

''Argh ...'' Setya berdiri, ia berjalan mondar-mandir di ruang keluarga, mencari cara agar Hanifa mengurungkan niatnya. Tapi bagaimana caranya? Buat ketemu dan berbicara sama Hanifa saja ia tak bisa.

''Seharusnya aku merasa senang. Karena hubungan aku dan Hanifa akan berakhir dan setelah ini aku bisa hidup bahagia bersama Arumi. Tapi, kenapa hati aku merasa sakit. Semuanya serba salah.'' lagi-lagi Setya berbicara sendiri seperti orang stres.

Setya merupakan contoh lelaki yang tak pandai bersyukur dan gampang tergoda. Ia tak berpendirian teguh. Serakah, mau enaknya saja untuk dirinya, tetapi ia tak memikirkan perasaan orang lain. Cepat atau lambat, Setya akan mendapatkan balasan dari keserakahan nya itu.

Saat Setya tengah pusing memikirkan hubungannya dengan Hanifa yang akan berakhir. Tiba-tiba saja ponselnya yang ada di saku celana berdering. Setya mengambil ponsel, lalu ia melihat siapa yang menghubungi dirinya.

''Ibu?'' gumam Setya dengan mata menyipit. Tidak biasanya Ibunya menghubungi dirinya. Selama ini sang Ibu selalu bersikap tak peduli terhadap dirinya. Karena sang ibu yang masih tak merestui hubungan dirinya dan Hanifa. Bahkan selama Arif lahir kedunia, tidak sekalipun Ibunya menanyakan Arif. Hanya Ayah nya saja yang sering menghubungi dirinya dan menanyakan Arif, sang cucu. Setya mengangkat cepat.

''Hallo Setya. Apa kabarmu, Nak? Ini beneran, i-ini, maksud ibu, kamu beneran udah punya wanita lain selain si Hanifa? Ibu baru saja melihat vidio kamu di ponsel Adik mu. Kamu kenapa udah punya istri baru yang cantik dan kaya tidak mengabari Ibu? Ibu bangga sama kamu, ternyata kamu sudah sadar.'' cerocos Ibunya Setya begitu panggilan di angkat. Setya sedikit menjauhi ponselnya dari telinga, karena suara sang Ibu sedikit memekakkan telinga.

''Kabar aku baik, Bu. Ibu apa kabar?'' jawab Setya singkat. Ia senang sang ibu sudah mau menghubungi dirinya, tapi di satu sisi, ia masih merasa nelangsa, karena ia tidak ingin kehilangan Hanifa. Sang istri yang dulunya merupakan kembang desa. Dan sekarang sang istri yang pernah di sia-siakannya semakin terlihat cantik dengan penampilan apa adanya.

''Ibu juga sehat. Bagaimana, kamu belum menjawab pertanyaan Ibu yang tadi lho?!''

''Emm .... Iya Bu, semua itu benar. Aku udah punya istri dua sekarang.'' jawab Setya bangga.

''Punya istri dua? Maksud kamu, kamu belum menceraikan Hanifa? Kenapa? kamu sudah mempunyai istri yang lebih cantik dan kaya dari Hanifa, kenapa kamu masih mempertahankan dirinya?''

''A-ku masih sedikit mencintai Hanifa, Bu''

''Alaahhh ... Cinta apaan! Kalau cinta itu, tidak akan mungkin kamu mendua. Ceraikan dia segera! Dan kirimkan alamat kamu tinggal sekarang kepada Ibu. Ibu, Ayah dan Adik mu ingin menemui kamu ke Jakarta. Ibu sudah tidak sabar lagi ingin melihat dan bertemu dengan menantu baru Ibu yang cantik dan modis. Dan satu lagi .... Ibu sudah tidak sabar lagi ingin melihat penderitaan Hanifa. Hahaha .... Rasain tuh.'' lagi-lagi Ibu nya Setya berkata dengan girang.

Bersambung.

1
Muhyati Umi
jodohkan Hanifah dengan Malik
Ameera sama Abdillah ya thor
Muhyati Umi
semoga aja Malik suka ke Hanifa
Dian Rahmi
Thor ..buatlah Malik berjodoh dengan Hanifa
Dian Rahmi
Thor.....Hanifa sama Malik ya
guntur 1609
llha ternyata oh ternyata
guntur 1609
dasar ayah biadab
guntur 1609
tega setya sm anaknya
guntur 1609
kok sampai diulang lagi thor bab ni
guntur 1609
,apa yg istrimu lakukan dulu akhirnya kau jalani juga akhrnya setya. ni nmnya hukum tabur tuai
guntur 1609
ameera sm abdilah saja
guntur 1609
cie..cie hakimmm gercep juga
Samsia Chia Bahir
woaaalllaaahhhh, ma2x rian bebaik2 rupax da udang dibalik U 😂😂😂😂😂😂😂 laaahhh harta pa2x rian i2 milik istri k duax loohhh ma2 😫😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaaaaahhhh gimana critax kong rian udh nikah ma intan 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Penyesalan slalu dibelakang, klo didepan namax pendaftaran 😄😄😄😄😄😄😄😄
Samsia Chia Bahir
Haaaaahhhhh, penjara t4mu shanum N setya 😄😄😄😄😄😄
Samsia Chia Bahir
Cari gara2 kw setya, g ada tobat2x 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
wooaàlllahhhh arif kok sembarangn ngikut2 org 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaaaahhhh, pengulangn lg 😫😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaahhhh, diulang lg 🤔🤔🤔😫😫😫
Kar Genjreng
satu istri ga di urus.. pekerjaan nya ojeg online..supri mau beristri dua laki laki ga bershukur 😚😚😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!