NovelToon NovelToon
Luka

Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Trauma masa lalu
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: oland sariyy

Segala derita dan air mata di masa lalu berhasil menjadi kan sosok Naima Maheswari menjadi wanita mandiri.

Kata malas dan malas sudah menjadi makanan sehari - hari yang di cap sang bapak kepada ibu nya.Naima bukan lagi bayi kecil yang tidak mengerti keadaan di sekitar nya.
Akan kah Naima membenci pernikahan atau malah sebaliknya dan bertemu lagi dengan sosok pria yang mirip dengan kelakuan Ayah nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sudah Bolong

Sebelum berangkat ke rumah sakit,Bagas memaksakan diri untuk mampir ke rumah Naima.

Sebelum turun dari mobil,Bagas terlebih dahulu memperbaiki penampilannya.setelah di rasa cukup baru lah dia turun dengan membawa beberapa macam bingkisan untuk calon pendamping hidup nya.

Belum sempat Bagas mengetuk pintu,dari dalam Bu Maryah sudah muncul menyambut nya dengan senyuman hangat.

" Astaga nak Bagas! Ibu pikir siapa yang datang ke sini pagi-pagi." seru Maryah karena mobil yang Bagas gunakan berbeda dengan mobil yang kemarin.

Bagas pun ikut tersenyum,tidak seperti kemarin yang selalu menampilkan wajah datar sama sekali tidak bersahabat kepada siapapun yang dia temui.bahkan asisten pribadi nya selalu kena marah oleh Bagas.

" Maafkan Saya yang sudah menggangu waktu Ibu,ini ada sedikit oleh-oleh untuk Ibu ,Naima dan Dito." ujar Bagas sambil menyerahkan oleh-oleh itu ke tangan Dito yang baru keluar dari kamar nya.

" Sama sekali tidak menggangu Nak, memang nya Nak Bagas dari mana sampai repot-repot bawa oleh-oleh segala untuk Kami?" tanya Bu Maryah bukan bermaksud kepo tapi lebih ke tidak ingin merepotkan Bagas.

Bagas lalu menjelaskan secara rinci kemana dia pergi selama satu bulan ini,apa saja yang di lakukan nya sampai membuat Bu Maryah terheran-heran.namun Bagas tidak mengatakan kalau rumah sakit tempat Bu Maryah di rawat kemarin juga milik keluarga nya.kalau sampai Bu Maryah tahu semua aset yang dimiliki oleh keluarga nya, pasti Bu Maryah akan pingsan di tempat.mencegah itu semua Bagas memilih menutup rapat identitas asli keluarga nya dari Bu Maryah.

Meskipun demikian,Bu Maryah bisa menilai sendiri seperti apa Bagas,semua tercermin dari cara berpakaian dan mobil yang sering di gunakan ke sini.

" Ternyata Nak Bagas memang berasal dari keluarga kaya." batin Maryah mulai ragu menerima kebaikan Bagas takut di tagih kembali padahal kan Bagas tidak seperti itu.

Kedekatan di antara mereka terjalin begitu saja,Bagas sering datang ke rumah dengan alasan ingin mengontrol langsung kondisi Bu Maryah, padahal seharusnya Bagas tidak perlu capek-capek datang karena Bu Maryah masih untuk kontrol kesehatan ke rumah sakit.

" Jangan sampai orang tua nya marah atau salah sangka melihat kebaikan nak Bagas terhadap kami." sambung Maryah lagi.

Dari arah dapur datang Dito membawakan segelas teh hangat dan sepiring bakwan jagung yang baru saja di goreng oleh Bu Maryah.Dito sudah memakai seragam sekolah tapi masih mau membantu ibu nya membuat kan teh untuk Bagas,didikan Maryah sangat berhasil.Bagas menepuk bangga bahu Dito yang berpamitan kepada nya.

" Naima kemana Buk?" tanya Bagas sejak tadi menunggu Naima keluar entah itu dari kamar atau dapur tapi sudah setengah jam dia duduk di sini, orang yang ingin sekali di temui belum juga kelihatan.

Rasa rindu Bagas semakin besar, Bagas juga bingung dengan apa yang di rasakan nya.mau bilang cinta takut di tolak,mau langsung melamar gimana cara ngomong nya?

Bagas yang gugup lalu mengangkat gelas berisi teh untuk menutupi kegugupannya, padahal selama ini Bagas paling tidak suka minum teh di pagi hari, takut perut nya sakit,tapi jika berada di rumah Naima semua pantangan yang di hindari tetap di lakukan demi meraih simpati pemilik rumah ini.

" Naima sudah berangkat ke kota melanjutkan pendidikannya, sudah dua hari dia di sana." jawab Maryah membuat Bagas syok.

Kepala Bagas seketika pusing,belum lagi perut nya juga mulai terasa tidak nyaman akibat meneguk air teh sampai habis.

Bagaimana mungkin Naima pergi tanpa berpamitan kepada dia? Eh tunggu dulu,kenapa harus pamit,kan di antara mereka tidak ada hubungan spesial?

Bagas memastikan kembali kepada Bu Maryah universitas apa yang Naima tuju di ibukota, agar nanti bisa mempermudah nya untuk mencari Naima.

" Naima tinggal sama siapa Buk?" tanya Bagas sambil meremas-remas perut nya.

Seperti nya dia harus segera pamit, takut sakit perut nya kebablasan dan menimbulkan bunyi yang tidak sedap.

Keringat dingin sudah memenuhi wajah Bagas, untung saja Bu Maryah tidak menyadari nya.

"Sendirian Nak,tapi di sana dia punya teman dekat,Lara nama nya." balas Bu Maryah tanpa curiga.

Bagas yang tidak tahan lagi dengan rasa sakit pada perut nya, akhirnya memutuskan untuk segera pamit dari rumah Naima.

Wajah Bagas sedikit pucat dengan perasaan yang hampa karena tidak berhasil bertemu dengan Naima.

Bagas mengendarai mobil dengan kecepatan yang luar biasa,berulangkali dia mengusap wajah supaya tetap sadar dan tidak tumbang di pertengahan jalan.

Mana berani Bagas menolak suguhan teh dari keluarga Naima,ia takut di cap sombong dan di anggap tidak menghargai perasaan mereka.

" Akhirnya sampai juga." Bagas bergegas turun dari mobil lalu berjalan tergesa-gesa menuju ke ruangan nya.

Pergerakan lift yang normal malah menjadi bahan umpatan Bagas yang sedang terdesak.

Dimas yang berada di belakang nya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Bagas.

Brak...

Bagas menutup pintu dengan kasar, hampir saja pintu itu menyentuh hidung minimalis Dimas Jika pria ini tidak segera mundur.

Begitu masuk ke dalam ruangan kerja Bagas,Dimas tidak melihat keberadaan Bos nya.tapi suara gemericik air dari kamar mandi mampu menjawab rasa penasaran Dimas.

Ruangan ini di desain sangat luas atas permintaan Bagas langsung.jadi siapapun yang berada di ruangan ini akan merasa nyaman.

" Dim! Ambilkan obat sakit perut di apotek depan." titah Bagas tidak tahan lagi kalau tanpa minum obat.

Hari ini jadwal nya padat, setelah makan siang dia harus meeting dengan rekan bisnis Hastura grup berlanjut hingga sore.

Kalau sampai kondisi nya terus seperti ini,Ia yakin akan menimbulkan kekacauan yang parah.

Pasti di hari Esok dia wajib lembur untuk menyelesaikan kekacauan yang di perbuat hari ini.

" Kenapa dengan perut mu?" tanya Dimas menatap penuh tanya Bagas.

Pasal nya dia tahu Bagas selalu sarapan tepat waktu,jika pun tidak punya banyak waktu pasti ada sesuatu yang di gunakan untuk mengganjal perut nya.

Kemeja putih yang Bagas gunakan sudah basah oleh keringat.dua kancing teratas sengaja di buka sampai membuat pegawai rumah sakit menjerit-jerit akan ketampanan sosok Bagas.tapi Bagas sama sekali tidak perduli kepada pegawai nya.

" Jangan banyak tanya, cepat ambil apa yang Aku minta." titah Bagas sambil merebahkan tubuh lemas nya di sofa.

Bukan nya beranjak keluar,yang ada Dimas malah tetap berdiri di tempat karena belum puas dengan jawaban dari Bos nya.

" Kamu habis minum teh ya?" tanya Dimas penuh selidik karena hanya minuman itu yang mampu membuat perut Bagas tidak baik-baik saja.

Entah kenapa bisa seperti itu dia pun tidak tahu, beda lagi jika Bagas menikmati teh di siang hari maka perut nya akan biasa saja tanpa ada keluhan.

Kejadian seperti ini sudah berulang kali terjadi,ia tahu ini bukan karena tidak sengaja tapi lebih ke menghormati si pemberi teh.

Jika berada di apartemen ataupun rumah orang tua nya,Bagas sudah membuat peraturan khusus untuk para pelayan.jadi sampai sekarang mereka tidak pernah melanggar peraturan itu.

" Kamu minum teh di mana?" tanya Dimas lagi meskipun pertanyaan yang tadi belum mendapatkan jawaban dari Bagas.

Huft...Huft..Huft..

Bagas berulang kali mengatur nafas menyamar kan rasa sakit yang kembali menyerang Perut nya,jika tidak mengalami sakit perut mungkin sejak tadi sudah dia bungkam mulut Dimas yang suka kali bertanya banyak hal.

" Mana obat nya?" tanya Bagas dengan tatapan tajam nya.

" Iya...Iya sebentar Aku ambil dulu." meskipun merasa kesal dan jengkel Dimas tetap mencari obat yang di butuhkan oleh Bagas.

Sementara di dalam ruangan nya,Bagas kembali bangkit dan berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan sisa teh yang masih tersimpan di perut nya.

" Sial! Naima nggak ketemu yang ada malah sakit perut." gumam nya sambil meninju tembok kamar mandi.

Prtttt....Prt....Prt...

" Bunyi apaan itu! Coba cek deh mungkin saja itu mu sudah bolong." kekeh Dimas dari luar.

Bersambung.

Jangan lupa like, bantu rate ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar ya guys.

1
ChikoRamadani
siapa yang menolong naima??? apa dokter bagas???
Sudah gila saraf otak pak rudi, dia yang menghabiskan uangnya demi si neneng itu malah balik menyalahkan naima... tega banget seorang ayah tanpa memberi nafkah dan kasihsayang ingin menukarkan harga diri anaknya buat orang lain karena demi uang...
oland sariyy: perlu di kutuk kayak nya si Rudi ini ya kakak 😁😁
total 1 replies
oland sariyy
selamat membaca teman-teman semua nya.jangan lupa.tinggalkan jejak kalian di kolom komentar ya
ChikoRamadani
kira" apa yang dilakukan naima yah ??? jadi penasaran 🤔
lanjut dong thor
oland sariyy: tunggu di bab berikutnya kakak 😁😁
total 1 replies
ChikoRamadani
Mereka selalu diuji mulai dari tidak diberikan kasih sayang seorang ayah, tidak diberi nafkah dan saat mereka dalam situasi terpuruk pun ayahnya tidak peduli sama sekali...
naima dan dito sangat menyayangi ibunya,
tapi bagaimana mereka bisa mendapatkan biaya untuk operasi? apakah ada yg membantu mereka? semoga saja ada orang baik yang bsa menolong ibunya...


sepertinya dokter bagas dia tertarik pada naima tetapi dia sadar diri, naima masih bocah....
ChikoRamadani
lanjut kakk,,
oland sariyy: siap kak
total 1 replies
oland sariyy
terimakasih sudah setia di cerita terbaru author,maaf kalau agak lama update nya kakak, author lagi kurang fit 🙏🙏
ChikoRamadani
Sedih banget loh jadi mereka, tidak diberikan kasihsayang sama sekali... hanya luka dan trauma yang diberikan oleh pak rudi...
bu maryah sudah pasrah dengan tindakan kasar pak rudi tapi dia selalu percaya pak rudi setia...
setelah ini, apakah bu maryah tetap bertahan dengan segala cobaan rumahtangga mereka, dan apakah naima dito masih mau menerima perilaku buruk pak rudi kepada mereka....
ChikoRamadani
miris banget lihat keadaan mereka, apalagi pak rudi tidak ada rasa peduli kepada keluarganya sendiri. mana kakak pak rudi merendahkan bu maryah bilangin miskin dan banyak hutang eh gak sadar dia adiknya saja tidak pernah memberikan nafkah untuk keluarganya malahan bu maryah yang berjuang keras untuk membiayai kehidupan anaknya...
naima,punya teman yang baik , selalu bantuin ketika lagi kesusahan dengan cara diam" memasukkan selembar uang ke dalam tas naima. tapi naima susah dia tidak pernah memanfaatkan temannya itu karena dia anak yang tulus...
oland sariyy: hai kakak terimakasih sudah mampir di karya terbaru author 😊🙏
total 1 replies
oland sariyy
Hai semua nya selamat datang di karya terbaru author 😊😊😊🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!