Seorang wanita yang berjuang hidup sendiri. di tengah padat penduduk real estate. Dengan perut yang mulai mbuncit.
Semua itu berawal dari kecerobohannya. Dia harus di usir oleh kedua orang tuanya karena hamil.
Di usia yang masih muda Adinda Dermawan harus hidup serba susah. Mencari ayah dari anak yang ada dalam perutnya.
mau tau kisah selanjutnya..?
yukk.. ikuti kisahnya.
⚠️⚠️ Cerita ini mengandung keHALUan akud
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Mama Alex
PERMISII..!!
"Ada tamu.. " ucap Neni. Neni segera keluar dan melihat tamu yang datang. begitu juga dengan ibu Halimah. sedangkan Dinda segera masuk ke kamar dengan membawa Arsha.
"Mamaa kangen banget sama kamu nak. " Ucap Dinda saat sudah berada di kamar.
Dinda segera memberi ASI pada Arsha. Dinda menatap wajah putrinya. teringat kembali akan wajah ayah kandung putrinya. Dinda masih ingat wajah pria itu. benar benar masih ingat.
"Bagaimana dengan pria itu? apakah dia tau jika malam itu dia telah meninggalkan benih di rahim ku? siapa namamu dan di mana kamu tinggal? " Gumam Dinda.
"Apa kau tau jika kau sudah memiliki seorang putri cantik sekarang? apakah kau sudah menikah? dan memiliki kehidupan yang bahagia dengan keluargamu? jika belum Kenapa kau tak mencariku? " Gumamnya lagi. Airmata kembali menetes saat mengingat kejadian itu. Dinda mencium kening putrinya.
"Maafin mama sayang. jika memang kau di takdirkan untuk hidup tanpa mengenal papamu. Semua ini di luar kuasa mama. jika saja mama tau nama pria itu dan tau tempat tinggalnya. sudah tentu mama akan memintanya untuk bertanggung jawab." gumamnya begitu lirih karena menahan agar tak rapuh. Sudah cukup kesedihan itu. sudah cukup dirinya mengingat kesedihannya.
"Sayang.. biarpun kau tak punya papa tapi mama tetap akan berusaha memberi yang terbaik untukmu. mama janji akan berjuang untuk bisa, membuatmu selalu tersenyum. " Ucap Dinda pada putrinya
"wawaa.." celotehan Arshavina yang membuat Dinda semakin gemas. dan tak ingin kehilangan.
"Tidak menyangka.. Aku sudah memiliki anak perempuan secantik kamu sayang." ucapnya sembari mengelus pipi lembut sang putri yang gembul.
"Mama.. papa.. bagaimana kabar kalian? Tau kah kalian jika cucu kalian telah lahir? apakah papa masih marah sama Dinda? mama... Dinda tau mama sangat mencintai Dinda. Dinda yakin mama selalu mikirin Dinda. Maaa.. Dinda baik baik saja. mama juga yaa.. mama jangan sakit." ucapnya begitu lirih. "MULAI SEKARANG TIDAK ADA LAGI DINDA YANG CENGENG. TIDAK ADA LAGI DINDA YANG LEMAH. Tapi SEKARANG HANYA ADA AYUNDA LARASATI YANG KUAT. " Gumamnya
Di ruang tamu
"Ehh tuan Ghani Silahkan duduk." ucap Ibu Halimah mempersilahkan Ghani untuk duduk.
"Ini Buu.. dari bos kami. Bos kami tidak bisa mengunjungi panti ini. karena sangat sibuk. " ucap Ghani.
"Oohh.. terimakasih tuan Ghani. Saya titip salam buat bos besar." jawab Bu Halimah.
"Iyaa nanti saya sampaikan. dan saya langsung permisi karena harus kembali kekota." pamitnya.
"Terimakasih sekali lagi tuan." ucap bu Halimah.
Ghani segera pergi meninggalkan panti. karena harus segera kembali ke kota.
"Bunda.. pak Ghani ganteng yaa? " ucap Nina pasa bunda Halimah
"hussttt.. kau menyukainya? " tanya bunda
"Hehe.. nggak papa kan bunda. menyukai pria. daripada menyukai wanita. " jawab Nina
"Kamu ituu.. sudah sana adek adekmu suruh cepat mandi. udah sore ini. " ujar Bu Panti
"Siap bunda ku yang cantik." jawab Nina
"Hloohhh.. Arsha udah mandi.. cantik banget. " puji Nina saat melewati kamar Dinda yang bau minyak seger
"Udah dong tantee. " jawab Dinda
"Siapa tamu tadi kak? " tanya Dinda
"Biasa orang kepercayaan tuan Alex. " jawab Nina
"Owhhh.. " jawab Dinda singkat. Dinda tak mengenal pria itu. dan tidak ingin tau tentangnya. dalam hidupnya hanya ingin fokus untuk ARSHAVINA DINDA DARMAWAN sang putri.
...****...
Di rumah sakit.
Vita sudah sampai di rumah sakit. dan saat ini sedang bergantian menjaga Mama Dinda.
"Tantee.. tantee cepet sembuh yaa.. Vita nggak bisa liat tante kayak gini. " ucap Vita sembari mengelus tangan mama Dinda
"Vita sedih melihat keadaan keluarga tante. selama ini Vita tidak tau ada masalah apa Hingga Dinda pergi. yang Vita tau semua itu adalah kesalahan Om Mawan. namun Vita tak ingin tau masalahnya. yang Vita ingin. semoga semuanya cepat berlalu. dan kembali baik. " ucap Vita pada Tantenya
"Vit.. terimakasihh yaa kamu mau membantu om. " ucap papa Dinda yang sedah berada di belakangnya.
"Eehhh om.. Sejak kapan om di sini? " tanya Vita.
"Om hanya mampir sebentar. Om ada meeting sama pak Alex." jawabnya.
"Ma.. cepet sehat yaa.. papa meeting dulu." pamitnya lalu mengecup kening Sang istri. Papa Dinda melirik Vita sekilas. lalu segera meninggalkannya. "Om titip istri om ya... " pesannya . Vita pun mengangguk.
Papa Dinda segera meluncur ke tempat dirinya akan meeting besama rekan rekan bisnisnya. kali ini yang memimpin meeting adalah Alex. CEO dari pengembang tempat pariwisata dan Properti.
Di tengah tengah meeting ponsel Alex berdering.
Tertera di sana Namanya "Johan" .
Alex segera izin untuk mengangkat ponsel dari Johan. Johan adalah orang yang di percaya untuk mencari keberadaan Dinda. Alex yakin jika kali ini Johan akan memberi kabar baik.
"Haloo.. Jo.. bagaimana? " tanya Alex
^^^"Bos.. saya sudah mendapatkan alamat gadis itu tinggal." jawabnya^^^
"Kalo begitu.. cepat kirim alamatnya. dan kita segera meluncur kesana. " jawab Alex.
Setelah pembicaraan selesei Alex segera melanjutkan meeting nya.
Namun lagi lagi ponsel Alex berdering. kali ini dari Telpon rumah orang tuanya.
"Tuan.. Nyonya Tuan Muda.. Nyonya jatuh di kamar mandi." ucap Bik Mar begitu gugup.
"Papa.. di mana? " tanyanya
"Tuan besar tidak bisa di hubungi Tuan. saya takut terjadi sesuatu pada Nyonya Tuan. " ucapnya lagi.
"Yaa sudah. saya segera pulang. " jawabnya
Alex segera masik kembali ke ruang meeting.
"Saya mohon maaf bapak bapak semua. meeting hari ini saya serahkan pada pak Dion. karena Saya harus pulang sekarang. ada keadaan yang sangat urgent. sekali lagi saya mohon maaf. " ucapnya. Dan Alex pun segera pamit pada Rekan rekan bisnisnya. sebelumnya sudah menyerah meeting ini pada Dion.
Alex segera berlari menuju parkiran dan segera menuju mobilnya. Alex segera menyalakan mesin mobilnya. Biarpun sang mama sering bikin Jengah karena soal perjodohan. Namun saat mendengar sang mama jatuh Alex begitu sangat hawatir.
Alex mengemudi dengan kecepatan tinggi. tak ingin terjadi sesuatu pada sang mama. Sang papa yang jarang pulang karena istri keduanya membuat Alex tak bisa abai dengan sang mama.
Sampai di rumah Alex segera berlari menuju kamar sang mama. dan terlihat sudah ada dokter syaraf yang menangani.
"Bagaimana keadaan mama saya dokter? " tanya Alex
"Mama anda tidak apa apa hanya terkilir. dan ini sudah saya buatkan resepnya. agar cepat sembuh. " jawab Dokter
"terimakasih dokter." ucap Alex. dan dokternya segera pamit untuk pulang.
"Mama.. mama ini kenapa nggak hati hati? " tanya Alex
"Lantainya licin nak. mama lupa meminta bik Mar membersihkan. " jawabnya.
"Tantee.." panggil Sandra. Sandra langsung berhamburan ke pelukan Alisia.
Jika sudah ada Sandra Alex jadi enggan berdekatan pada sang mama. Alex sangat membenci Sandra. Yaa Sandra dan Alex adalah sahabat dari kecil. tapi Alex sangat kecewa pada Sandra karena Sandra lah dirinya kehilangan cinta Farida.
Sandra mengatakan jika Alex adalah calon suaminya. dan Sandra lah yang membuat Farida berpaling dari Alex.
Alex yang begitu sangat mencintai Farida. Namun Farida malah menghianati Alex. dan itu semua karena ulah Sandra.
"Al... Bisa kita bicara sebentar? " tanya Sandra
"Maaf aku harus ke luar kota nanti sore. " jawab Alex
"Apa Al.. kau mau keluar kota? kapan kau ada waktu untuk mama nak? " tanya sang mama.
"Mah.. Al itu seorang CEO jadi Al tidak bisa berleha leha di rumah tanpa melakukan sesuatu. " jawab Alex
"Al.. sekali ini saja turuti kata mama nak." tambah sang mama
...Bersambung...
kok arsha ga ada crt nya lg sekolah