NovelToon NovelToon
Kaisar: Dewa Immortal

Kaisar: Dewa Immortal

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kisah cinta masa kecil / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Langit senja berwarna jingga keemasan, perlahan memudar menjadi ungu lembut. Burung-burung kembali ke sarang, sementara kabut tipis turun dari gunung di kejauhan, menyelimuti desa kecil bernama Qinghe. Di ujung jalan berdebu, seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun berjalan tertatih, memanggul seikat kayu bakar yang nyaris dua kali lebih besar dari tubuhnya.

Bajunya lusuh penuh tambalan, rambut hitamnya kusut, dan wajahnya dipenuhi keringat. Namun, di balik penampilan sederhananya, sepasang mata hitam berkilau seolah menyimpan sesuatu yang lebih besar daripada tubuh kurusnya.

“Xiao Feng! Jangan lamban, nanti api dapur padam!” teriak seorang wanita tua dari rumah reyot di pinggir desa. Suaranya serak tapi penuh kasih. Dialah Nenek Lan, satu-satunya keluarga yang tersisa bagi bocah itu.

Xiao Feng menyeringai meski peluh bercucuran.
“Ya, Nenek! Sedikit lagi! Kayu ini lebih keras kepala dari banteng gunung, tapi aku akan menaklukkannya!”

Nenek Lan hanya mendengus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 – Berburu, Alkimia, dan Tribulasi Pertama

Langit pagi di kota Hongya masih pucat. Kabut tipis turun dari pegunungan, membawa aroma tanah basah dan dedaunan. Burung-burung berkicau pelan, seakan mencoba menenangkan hati warga yang masih trauma setelah pertempuran malam itu.

Di salah satu jalan kecil, Xiao Feng memanggul tombak sederhana, sementara Ling’er menenteng keranjang bambu di punggungnya. Mereka berdua melangkah menuju hutan lebat di luar kota.

“Xiao Feng, kau yakin tubuhmu sudah pulih? Luka kemarin belum lama sembuh,” tanya Ling’er dengan nada cemas.

Xiao Feng menoleh, menampilkan senyum nakal. “Kalau aku terus diam di kota, tubuhku malah makin kaku. Lagi pula, bukankah kau ingin bunga spiritual yang hanya tumbuh di hutan kabut? Aku akan menemanimu.”

Ling’er mendengus kecil. “Hmph, jangan pura-pura. Kau hanya ingin alasan untuk latihan, kan?”

Xiao Feng tertawa. “Kau terlalu pintar, Ling’er. Tapi tidak salah. Aku memang ingin melatih jurus baruku.”

Hutan kabut terkenal berbahaya. Pohon-pohon menjulang setinggi menara, akar-akarnya meliuk bagai ular raksasa. Kabut putih menutupi pandangan, membuat mudah tersesat. Namun di sinilah banyak binatang roh tingkat rendah hidup—tempat ideal bagi seorang kultivator muda untuk mengasah diri.

Tak lama, seekor serigala roh berwarna perak melompat dari balik semak. Matanya merah, giginya tajam, dan tubuhnya memancarkan aura ganas.

“Berhati-hatilah!” seru Ling’er.

Xiao Feng maju, tombaknya menyapu. Namun kali ini, ia tidak hanya mengandalkan tenaga biasa. Tangannya berkilau emas—ia menggunakan Cakar Naga Surya. Serangan itu menghantam rahang serigala roh, membuatnya terlempar dan mengerang kesakitan.

Ling’er terpana. “Itu… jurus baru?”

Xiao Feng mengangguk, wajahnya serius. “Aku masih belajar. Tapi cukup untuk menghadapi mereka.”

Pertarungan berlangsung singkat. Meski masih lemah dibandingkan kultivator sejati, Xiao Feng berhasil menumbangkan dua serigala roh dengan kombinasi tombak dan jurus naga emas. Ling’er membantu dengan busur kecilnya, anak panahnya melesat mengenai titik lemah lawan.

Setelahnya, mereka duduk di bawah pohon besar, mengatur napas.

“Kita dapat banyak daging roh, tulang, dan kulit. Semua ini berharga,” kata Xiao Feng sambil mengusap peluh.

Ling’er mengangguk, lalu matanya berbinar. “Lihat! Bunga kabut ungu! Itu bisa digunakan untuk obat luka dalam.”

Ia berlari kecil, memetik bunga berkelopak ungu bercahaya samar. Xiao Feng tersenyum, melihat gadis itu begitu bahagia. Dalam hatinya, ia merasa hangat. Jika aku bisa menjaga senyum ini selamanya… betapa indahnya.

Saat mereka kembali ke kota, Xiao Feng membuka giok naga emas. Cahaya samar muncul, lalu sebuah cincin perak sederhana melayang ke tangannya.

“Pewarisku… ini adalah Cincin Naga Ruang. Dengan ini kau bisa menyimpan hasil buruan dan harta, tanpa beban di punggungmu.” Suara naga emas bergema di kepalanya.

Xiao Feng menatap cincin itu kagum. Ia menyalurkan sedikit energi, dan sebuah ruang kosong sebesar gudang kecil muncul dalam pikirannya. Ia mencoba memasukkan tombak, dan senjata itu langsung lenyap, masuk ke ruang cincin.

Ling’er menatap dengan mulut terbuka. “Astaga… jadi sekarang kita tidak perlu membawa karung besar?”

Xiao Feng tertawa. “Benar. Mulai sekarang, aku bisa menyimpan semua hasil buruan dengan mudah.”

Malamnya, di rumah sederhana Nenek Lan, Xiao Feng mengeluarkan sebuah tungku kecil yang ikut tersimpan dalam cincin. Tungku itu kuno, dengan ukiran naga melilit di permukaan.

“Ini… tungku alkimia,” gumamnya.

Ling’er yang duduk di sampingnya bersorak kecil. “Jadi kau benar-benar ingin belajar membuat pil obat? Bukankah itu sangat sulit?”

Xiao Feng tersenyum percaya diri. “Aku harus mencobanya. Dengan pil, aku bisa mempercepat pemulihan dan membantu banyak orang.”

Mereka mulai dengan bahan sederhana dari hasil buruan dan bunga kabut ungu. Xiao Feng menyalurkan aura naga emas ke tungku. Api emas menyala, memanaskan bahan di dalamnya.

Namun—BOOM! Tungku kecil itu mendadak meledak, mengeluarkan asap hitam pekat. Wajah Xiao Feng gosong, rambutnya berdiri ke atas. Ling’er terbatuk keras sambil menutup hidung.

“Xiao Feng! Kau… kau terlihat seperti ayam panggang!”

Xiao Feng menghela napas, lalu tertawa geli. “Hahaha, ternyata lebih sulit dari yang kukira.”

Setelah beberapa kali percobaan—dan beberapa ledakan kecil—akhirnya mereka berhasil. Sebuah pil kecil berwarna hijau giok terbentuk di dasar tungku.

Ling’er menatapnya kagum. “Itu… pil pemulihan tingkat rendah. Kau berhasil!”

Xiao Feng menggenggam pil itu erat. “Ini baru awal. Suatu hari aku akan membuat pil yang bisa menyembuhkan ratusan orang sekaligus.”

Beberapa hari kemudian, setelah berlatih jurus-jurus baru dan menguatkan tubuh dengan pil buatan sendiri, Xiao Feng merasakan energinya mendidih. Ia berada di ambang naik tingkat ke tahap kultivasi berikutnya.

Malam itu, ia duduk bersila di tepi sungai, Ling’er menemaninya. Aura emas berputar di sekeliling tubuhnya, semakin padat.

Tiba-tiba langit berubah gelap. Awan hitam berkumpul, angin kencang bertiup. Petir berkilat, menyambar-nyambar di langit. Warga yang melihat dari kejauhan ketakutan.

“Petir surgawi…” bisik Ling’er, matanya melebar.

“Setiap kali naga sejati naik tingkat, langit akan menguji. Ini adalah tribulasi. Bertahanlah, atau mati,” suara naga emas bergaung di benak Xiao Feng.

Petir pertama jatuh, menyambar tubuhnya. Tubuh Xiao Feng bergetar hebat, darah memancar dari bibirnya. Namun ia menggertakkan gigi, tidak bergerak sedikit pun.

Petir kedua menyusul, lebih kuat. Ototnya sobek, tulangnya berderak. Ling’er menjerit, ingin berlari ke arahnya, tapi dinding cahaya emas menahannya.

Xiao Feng berteriak, suara bercampur sakit dan amarah. “Aku… tidak akan kalah! Kalau langit ingin menguji, maka aku akan menantang langit!”

Petir ketiga, keempat, kelima menghantam bergantian. Tubuhnya nyaris hancur, tapi cahaya emas semakin terang, naga emas muncul di belakangnya, meraung menantang.

Ketika petir terakhir menyambar, Xiao Feng memusatkan semua energinya, menyalurkan Perisai Sisik Naga. Cahaya emas menyelimuti tubuhnya, menahan sambaran. Petir itu akhirnya mereda, awan hitam perlahan menghilang.

Xiao Feng jatuh berlutut, tubuhnya penuh luka, tapi auranya jauh lebih kuat. Ia telah naik tingkat, melewati tribulasi pertamanya.

Ling’er berlari memeluknya, menangis. “Bodoh… kenapa selalu menyakiti dirimu sendiri seperti ini…”

Xiao Feng tersenyum lemah, menyeka air matanya. “Karena… kalau aku tidak kuat, aku tidak bisa melindungimu… dan kota ini.”

1
Nanik S
Lanjutkan dan Gas Poool
Nanik S
Warisan Darah... apakah Xiao Feng bisa menyelamatkan Ling er
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Bikin cerita lebih hidup Tor
Nanik S
GO Liang ternyata punya niat jahat
Nanik S
Benarkah Ling er bukan manusia
Nanik S
siapa sebenarnya Ling er
Nanik S
Cengeng sekali Lin er
Nanik S
Gagal membuat pil pertama 🤣🤣🤣
Nanik S
Kapan selesai petirnya
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Harusnya Mcnya Masuk Gua sendiri
Nanik S
Ceritanya kurang hidup dan hanya berkutat didesa saja
Nanik S
Oewaris Naga...
Nanik S
Ling er harusnya tdk mengekor... biar tidak jadi sasaran
Nanik S
Harusnya Xiao Feng secepatnya pergi dari penginapan
Nanik S
Maaantaaap
Nanik S
kenapa Shen Lao tidak membawa Xiao Feng pergi
Nanik S
NEXT
Nanik S
Orang2 sekte tidak malu mengeroyok anak kevil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!