Mengejar Cinta Om Jutek

Sore hari Caca kembali ke apartemen miliknya, dia mengambil beberapa buah baju dan buku bukunya. Setelah semuanya beres, Caca kembali mengunci pintu dan berjalan keluar.

Di dalam lift tanpa sengaja dia bertemu James, Pria muda yang juga seorang pengusaha sukses. Mereka tinggal di apartemen yang sama hanya berbeda lantai saja.

"Hai sweety, lama tak bertemu!" sapa James ramah.

"Hai dude, pa kabar!" balas Caca

Caca dan James sudah lama saling kenal, Caca gadis yang ceria dan James pria yang ramah, sebagai tetangga mereka sering bertemu dan menjadi akrab.

"Wow, apa kamu akan kembali ke Indonesia?" tanya James melihat tas yang dibawa oleh Caca.

"Oh, No. Aku hanya ingin menginap di rumah temanku,"

"Apa kamu akan pindah? Oh so sad, kita akan jarang bertemu." goda James.

"Ayolah kak, aku hanya menginap di rumah temanku, dan kita bisa bertemu kapan pun, karena aku pasti akan kembali kesini." balas Caca tersemyum lebar.

"Aku akan sangat merindukanmu, sweety."

Ting....lift berbunyi. Keduanya melangkah keluar dan berjalan menuju parkiran. Caca mengeluarkan mobil merah kesayangannya, James juga masuk ke dalam mobilnya. Mereka berangkat dengan tujuan masing masing.

Caca melajukan mobilnya menuju kediaman barunya, yaitu rumah Al. Dijalan dia singgah sebentar ke mini market, gadis itu berbelanja banyak makanan, cemilan dan bahan makanan.

Setelah selesai dia kembali melanjutkan perjalanan pulangnya.

Caca membuka pintu apartemen dengan kunci yang sudah diberikan oleh Al. Melangkah masuk dengan menentang tas dan keranjang belanjaan nya.

Caca meletakkan belanjaan di meja, melenggang menuju kamar. Tubuhnya sudah terlalu gerah dan ingin segera berendam dalam bath up.

Setengah jam kemudian dia keluar dan memakai pakaiannya, hot pants dengan kaos oblong kedodoran. Pakaian kesukaan nya ketika berada di rumah.

Perutnya terasa lapar, segera dia berjalan ke ruang tamu, membuka kantong belanjaan dan mengeluarkan roti serta susu kemasan. Gadis itu makan dengan lahap. Tak lupa dua menyalakan televisi, untuk menemaninya.

Menjelang malam Al pulang ke apartemen nya. Baru saja masuk dia sudah marah melihat pemandangan di depan matanya.

Gadis itu tidur dengan gaya malasnya di atas sofa dengan televisi yang masih menyala, bukan hanya itu yang membuat Al marah. Ceceran bungkus jajanan berserakan di lantai, tumpahan minuman juga terlihat jelas diatas meja.

"Kau!" bentak Al dengan wajah penuh amarah.

Gadis itu tersentak dan bangun.

"Oh Om Gi sudah pulang."

"Bersihkan semuanya, apa kau lupa, apa yang aku katakan kemarin, jika-"

"Aku ingat, nggak usah marah marah Om, nanti lekas tua," lagi Caca menyulut emosi Al dengan mengatainya tua.

"Kau!" Tanpa banyak bicara lagi Al menarik lengan Caca sekuatnya. Hingga gadis itu tersentak dan berdiri, tubuh mungilnya menabrak tubuh sang suami, gadis itu merasakan debaran yang luar biasa.

"Bersihkan atau kau akan tidur diluar malam ini!" ancam Al.

"Iya, iiya aku bersihkan. Bisa nggak sih ngomongnya nggak usah nge gas." ucap Caca tak mau kalah.

"Seperti nya aku sudah terlalu baik, hingga kau melunjak dan bersikap kurang ajar." ucap Al tersemyum miring. Ada nada ancaman dalam kalimatnya, Caca sedikit gemetar namun dia tetap berusaha bersikap sewajarnya.

"Apa ini trik yang kau gunakan untuk menarik perhatian ku, "Ucap Al dengan memindai seluruh pemanpilan Caca dari atas ke bawah.

"cih trik murahan, dan sayangnya aku tidak tertarik." ucap Al lagi dengan nada penuh ejeken.

Gadis itu awalnya berdebar namun saat Al menghinanya debaran itu berubah menjadi amarah, dia tidak terima dengan tuduhan Al padanya."Jangan terlalu percaya diri, Om. Aku tidak berniat menggoda mu, dan kenapa dengan pakaianku ini biasa dan normal. "

"Aku tahu betul model gadis seperti mu, ini. Dan-"

"Dan Om mau bilang jika aku murahan!" potong Caca lantang

"Om yang terlalu picik, apa karena aku berpakaian terbuka, berbeda dengan mama dan mikayla? jangan hanya menilai dari penampilan saja Om, jika semua yang berpakaian terbuka itu wanita murahan, lalu bagaimana dengan pacar Om yang seorang model. Bahkan semua orang bisa bebas memandang tubuhnya. Semua mata bisa menikmati keindahan tubuhnya dengan tatapan lapar, bahkan mungkin..." Caca sengaja tak meneruskan ucapannya.

"Aku hanya memakai ini di rumah, dan di depan suamiku, apa itu salah? jika iya, berarti otak Om yang korslet dan perlu di cuci."

Al terkejut mendengar penuturan Caca, gadis itu segera mendorong Al menjauh dan berjalan menuju kamar. Gadis itu berhenti sejenak.

"Aku akan kembali ke apartemen ku, saja. Sebaiknya kita tinggal terpisah."

"Tidak bisa, aku tidak mengijinkannya!" bentak Al.

"Aku tidak mau sekamar dengan Om, dan di tuduh wanita murahan karena berusaha menggoda Om."

"Lusa kita akan kembali ke Indonesia, aku harap Om memenuhi janji dengan bersikap manis dan baik selama disana, setelah kita kembali kesini, aku akan kembali ke apartemennya ku sendiri."

Setelah bicara Caca masuk ke dalam kamar, dia memilih tidur di sofa.

Sedangkan Al masih diam di tempatnya, beberapa saat dirinya bingung, antara setuju berpisah dan takut dengan ancaman papanya. Tapi bagaimana dengan Cintya.