Novel Noda Merah Pernikahan adalah webseries Novel Pertama yang tayang di Genflix dengan judul "Cinta Albirru" yang dibintangi oleh Michelle Joan dan Kiki Farel.
Zeya gadis yatim piatu yang terpaksa karena keadaan membuat dirinya terjun ke dunia hitam menjadi seorang wanita penghibur.
Suatu hari tanpa di duga ia bertemu dengan seorang pria yang bernama Albirru anak seorang ustad.
Tak lama berkenalan Albirru mengajak Zeya menikah, Zeya yang memang ingin bebas dari dunia hitam menerima tawaran Albirru untuk menikah dengannya walaupun hanya secara siri.
Belum genap setahun pernikahan mereka, Zeya harus menerima kenyataan jika suami yang ia harap dapat membimbingnya menjadi wanita yang lebih baik ternyata telah menikah lagi dengan jodoh dari kedua orang tuanya.
Apakah yang akan Zeya lakukan. Apakah ia bisa menerima pernikahan suaminya.
Siapkan sapu tangan dan tisu. Novel ini akan banyak menguras air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Baby twins.
Azril dan Zeya pergi ke kota untuk mencari toko yang letaknya sangat strategis untuk membuka usaha toko roti.
Azril dan Zeya berencana akan membuka sebuah kafe sekalian. Biar pembeli lebih ramai.
Kemarin Zeya telah meminta Azril mencoba masakannya. Menurut Azril makanan yang Zeya masak sangat enak. Cocok di lidahnyam
Azril meminta bu Nur sekalian untuk membuka kafe. Bu Nur setuju saja asalkan Zeya sanggup untuk mengelola. Keuntungan akan mereka bagi tiga setelah dikurangi seluruh pengeluaran.
"Mas, bisa berhenti." pinta Zeya tiba-tiba.
"Kenapa .... " ucap Azril sambil menepikan mobilnya dipinggir jalan.
Zeya keluar dan mencari tempat sedikit tersembunyi, ia memuntahkan seluruh isi perutnya. Ia sudah merasakan mual saat awal perjalanan tadi.
"Kamu masuk angin," ujar Azril.
"Bukan, aku sudah katakan denganmu, jika aku sedang hamil muda."
"Kita periksa ke dokter aja dulu sebelum melanjutkan perjalanan."
Zeya mengambil tisu dari dalam tas, ia membersihkan mulutnya.
"Nggak usah, ini biasakan bagi wanita hamil."
"Kamu udah pernah hamil sebelumnya?"
"Pernah, tapi keguguran."
"Kamu juga mengalami muntah-muntah begini."
"Aku tau dari omongan orang."
"Kamu nggak boleh hanya berdasarkan kata orang. Harus diperiksa. Jika kata dokter itu biasa baru bisa dipercaya."
"Besok aja aku periksa."
"Mumpung kita di sini, aku ada kenalan dokter kandungan. Kita periksa di sana aja."
"Aku nggak bawa uang," gumam Zeya.
"Astaga Zeya ... jadi karena masalah uang kamu nggak mau periksa ke dokter. Kamu nggak ingin terjadi sesuatu dengan bayinya, kan?"
Air mata Zeya tanpa bisa ditahan menetes membasahi pipinya. Ia memang tak membawa uang banyak saat kabur dari Albirru. Dan ia tak ingin boros agar saat nanti melahirkan ia masih ada simpanan.
"Bukannya aku sayang keluarin uang, tapi aku harus berhemat buat lahiran kelak." Zeya berucap disela tangisnya.
"Maaf, bukan maksud aku membuat kamu tersinggung. Tapi kamu tak boleh anggap enteng semuanya. Kamu harus menjaga kesehatan karena saat ini kamu tengah berbadan dua."
"Aku tau .... "
"Kita periksa dulu, setelah itu baru lanjutkan mencari tempat usahanya. Jangan kamu pikirkan biaya, anggap aja ini sebagai awal kerja sama kita. Dan kamu jangan sungkan, mulai hari ini kita rekan kerja."
"Aku akan menggantinya saat galian."
"Zeya ... udah aku katakan jangan kamu pikirkan biayanya."
"Kamu bukan suamiku."
"Apa aku harus jadi suami kamu dulu baru boleh menolong. Di mana suami kamu saat ini? Apakah kamu akan mempertaruhkan kesehatan bayi dalam kandunganmu."
"Nggak, aku tak mau keguguran lagi. Baiklah, aku akan periksa."
"Masuklah, aku hubungi dokternya dulu."
Zeya masuk ke dalam mobil, sementara itu Azril tampak sedang menghubungi seseorang.
...........
Dikediamannya Zahra, tampak Albirru sedang melamun. Pandangan matanya tampak kosong.
Zahra yang melihat itu menjadi heran, tak biasanya Albirru menjadi pendiam begini.
"Mas ... mas .... " panggil Zahra.
Albirru menjadi kaget mendengar suara panggilan dari Zahra.
"Ada apa Zahra," ucapnya gugup.
"Apa yang mas pikirkan, dari malam aku lihat mas selalu melamun!"
Albirru berjalan mendekati ranjang tempat Zahra berbaring. Ia duduk ditepi ranjang dan menghadap Zahra.
"Zeya pergi ... !"
"Pergi! kemana mba Zeya , mas?"
"Mas nggak tau. Ia banyak membawa pakaian. Mas merasa sangat bersalah. Apakah selama ini Zeya tak pernah bahagia sejak menikah dengan mas? Apakah selama ini ia sangat kecewa dengan ,mas?"
"Kenapa mas berpikir begitu?"
"Tante Angel, kenalan Zeya mengatakan jika selama ini Zeya sudah terlalu bersabar atas sikap mas. Tante Angel juga bilang jika Zeya tak akan pergi jika mas tak melakukan kesalahan fatal. Katakan Zahra, menurut kamu kesalahan apa yang mas lakukan sehingga Zeya begitu kecewa pada mas."
"Apakah selama ini sebenarnya mbak Zeya tidak menerima pernikahan kita?"
"Kamu benar Zahra. Zeya sempat mengutarakan jika ia tak bisa menerima jika mas lebih banyak menghabiskan waktu bersama kamu. Ia juga mengatakan jika mas tak adil. Tapi setelah itu ia juga mengatakan jika ia memaafkan semuanya."
"Berarti selama ini mbak Zeya hanya pura-pura menerima. Aku jadi merasa bersalah. Memang tak seharusnya aku meminta waktu lebih. Aku yang seharusnya mengerti mbak Zeya. Mas, coba cari ke kampung asalnya."
"Mas nggak tau Zeya berasal dari daerah mana."
"Kenalannya udah mas cari."
"Ia hanya memiliki satu kenalan, tante Angel. Dan mas sudah mencari kesana. Tapi Zeya tak berada di situ. Kemana lagi mas harus mencari? Zeya itu yatim piatu. Dan selama ini ia tak pernah mau menerima uang yang lebih jika mas beri. Mas yang sering memaksa ia untuk menyimpan uang buat kebutuhannya. Walau awalnya menolak, mas tetap masukan kerekeningnya. Dan itu tidak banyak. Bagaimana ia bisa bertahan hidup hanya dengan uang segitu. Mas takut ia kembali ke lembah hitam lagi. Zahra, mas kuatir."
"Coba aja mas cari-cari dulu, siapa tau ia masih di kota ini."
"Besok mas akan keliling kota mencari keberadaan Zeya. Semoga ia masih berada di kota ini juga."
...................
Azril dan Zeya memasuki sebuah klinik ibu dan bayi. Kliniknya tidak terlalu besar, tapi tampak sangat bersih dan nyaman.
Azril langsung masuk dan mengatakan pada resepsionis jika ia telah janji untuk bertemu dokter Febby.
Setelah mengetuk pintu ruang praktik dokter, Azril dipersilakan masuk. Azril menyalami dokter Febby.
"Ada yang bisa tante bantu."
"Ini teman yang aku katakan tadi di telepon. Aku ingin tante memeriksa kandungannya."
"Teman apa teman."
"Tante jangan mengada-ngada. Zeya ini hamil anak suaminya. Bukan anak aku."
"Tante kira anakmu."
Zeya yang mendengar percakapan antara Azril dan dokter itu menjadi heran. Azril yang menyadari itu menjelaskan siapa dokter Febby.
"Maaf Zeya. Tante Febby orangnya suka bercanda. Tante Febby ini adalah adik kandung ibuku. Jadi kamu tak perlu sungkan."
"Selamat siang, tante. Kenalkan namaku, Zeya"
"Zeya, tante rasa-rasa pernah mendengar nama kamu. Di mana ya?"
"Tante, tolong periksa Zeya. Aku ke sini buat periksa bukan mengobrol."
"Ini wanita yang kamu cari itu," bisik dokter Febby.
"Kamu cantik banget, Zeya."
"Terima kasih."
"Tanggal berapa kamu menstruasi."
"Satu bulan ,dokter."
"Jangan panggil dokter. Panggil saja tante seperti Azril."
"Baik, tante."
"Kamu udah pernah periksa sebelumnya."
"Sudah sekali, tante. Di bidan .... "
"Sekarang kita periksa dengan USG untuk bis melihat letak bayi kamu."
Zeya diminta berbaring. Dan gel diberikan perawat yang membantu dokter Febby di perut Zeya. Tante Febby menutup tirai tempat Zeya berbaring.
"Kamu lihat di monitor, ada dua titik dirahimmu."
"Itu pertanda apa, tante."
"Kamu saat ini sedang hamil bayi kembar."
"Kembar tante."
"Ya, kamu bisa lihat ini." Tante Febby menunjuk ke monitor. " Dan saat ini kehamilan kamu telah memasuki minggu kedelapan. Kamu pasti salah menghitung hari terakhir menstruasi kamu."
Zeya tak bisa membendung air matanya. Ia terharu mendengar kabar jika ia mengandung bayi kembar.
Maafkan bunda sayang, bunda telah menjauhkan kamu dari ayahmu. Kalian yang sehat di dalam perut bunda. Apapun akan bunda lakukan untuk kalian berdua.
Bersambung
****************
Terima kasih