Armell, mahasiswi semester 6 yang mempunyai kehidupan pas-pasan dan tinggal di sebuah kamar kost yang sempit. Berbekal otak yang cerdas, dia berhasil mendapatkan beasiswa di sebuah universitas ternama di ibukota. Di suatu pagi, ia menemukan seorang bayi lucu di depan kostnya.
Bayi itu membuatnya bertemu dan berkenalan bahkan menikah dengan seorang polisi tampan meski dia masih berstatus mahasiswi.
Bagaimana jadinya jika ternyata sang polisi tampan telah memiliki kekasih? Akankah sang polisi meninggalkan kekasihnya dan bertahan untuk tetap menjadi suami Armell? Akankah ada cinta di antara mereka? Atau justru perpisahan yang akan mereka hadapi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alarice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di jodohkan
" Ada apa pa? Malam-malam begini minta El pulang? " tanya Seno ke papanya.
" Ada hal penting yang mau papa sama Mama bicarakan sama kamu. " ucap papa Seno dengan nada bicara yang serius. Sang istri duduk di sampingnya.
" Jangan bilang papa mau meminta El bergabung di perusahaan secepatnya. Untuk satu hal ini, El jawab not right now pa. Jika saatnya tiba, El pasti bergabung di perusahaan. Gantiin papa memimpin perusahaan. Masih ada hal yang harus El selesaikan sebelum El mundur dari kepolisian dan menggantikan papa memimpin perusahaan. " jawab Seno dengan pasti.
" Ck. " papa Seno berdecak. " Kalau orang tua bicara, jangan asal menyela. Siapa juga yang mau nyuruh kamu bergabung di perusahaan? " lanjutnya.
" Kalau bukan itu, ada hal apa lagi papa manggil El ke rumah?" tanya Seno dengan malas.
" Makanya di dengerin dulu. Papa mau ngenalin kamu sama seseorang. " ucap sang papa kembali ke mode serius.
" Siapa? Buat apa El di kenalin ke rekan bisnis papa kalau El saja belum siap masuk ke perusahaan. "sahut Seno.
" Ini anak. Bisa nggak jangan mikirin semua dengan pemikiran kamu sendiri? " ucap papa Seno kesal.
" Dengerin papa bicara sampai selesai El. " ucap sang mama.
" Habisnya papa lama ngomongnya. El hari ini sangat sibuk. El mau cepet-cepet istirahat. Apalagi malam ini. El benar-benar sibuk pa, ma. " ucap Seno sambil menyunggingkan senyum tipis mengingat dirinya hari ini sudah mempunyai istri. Rasanya dia sudah tidak sabar ingin segera pulang untuk tidur sambil memeluk guling barunya.
" Ngapain kamu senyum-senyum gitu? Kayak lagi jatuh cinta aja. " ledek sang mama.
" Mama bisa aja. " sahut Seno sambil tersenyum. " Ya udah pa, ada apa? Cepetan bilang. El harus segera pulang. " lanjutnya sambil melihat jam tangan yang melingkar di tangan kanannya.
" Papa mau ngenalin kamu sama cewek. " ucap papa Seno.
" Jadi, papa mau jodohin El gitu? " tanya seno. Dan dijawab anggukan oleh sang papa.
" Siapa pa? Anak temen bisnis papa? " tanya Seno lagi dengan jengah
" Bukan. Dia pegawai papa. " jawab sang papa .
" Papa sama mama tahu kan alasan El belum bergabung di perusahaan? Alasan lain kenapa El masuk kepolisian selain memang El ingin merasakan hidup seperti orang biasa. Bagaimana mungkin papa sama mama mau jodohin El sama pegawai papa. Sama juga bohong dong, El hidup di luar selama ini. " tegas Seno.
" El, trust us. She is a good girl. Mama udah ketemu dan ngobrol sama dia. Mama yakin, dia gadis yang baik. Dia tidak seperti gadis-gadis matre penyuka harta. " ucap sang mama
" Ma, tetap saja El nggak yakin. Semua perempuan itu sama." ucap El serius.
' Tentu saja gadis yang aku pilih tidak sama. Dia gadis yang berbeda. ' ucap El dalam hati.
" Setelah dia tahu siapa El, maka cintanya tidak akan sama lagi. Dia hanya akan mencintai harta kalian. " ucap El.
" Sayang, tidak semua perempuan sama seperti Kylie. " ucap sang mama.
Seno mendesah sambil memejamkan matanya. Kemudian dia mengusap wajahnya. Dia menjadi teringat dengan masa lalunya. Kylie adalah cinta pertama Seno. Dia adalah teman sekolah Seno saat dirinya bersekolah di Amsterdam, kota kelahiran sang mama. Mereka berpacaran cukup lama. Saat Seno berniat serius dengan sang kekasih, ternyata sang kekasih hanya ingin bersamanya karena harta yang di milikinya. Sedangkan sang kekasih mempunyai laki-laki lain.
Dan semenjak saat itu, Seno tidak pernah menjalin hubungan dengan perempuan manapun. Bahkan untuk menikah saja dia malas memikirkannya. Baginya, semua perempuan sama seperti mantan kekasihnya. Tapi entah kenapa, saat mengenal Armell, Seno tanpa ragu-ragu ia memutuskan untuk menikahinya meskipun belum ada cinta di antara mereka.
" Papa sama mama sudah ingin meminang cucu. Umurmu juga sudah tidak muda lagi sayang. " ucap sang mama saat ia tidak mendengar jawaban dari sang anak.
" Ayolah El. Papa sama mama sangat menyukai gadis itu. Papa yakin dia tidak akan seperti mantan kamu. " sahut sang papa
" Pa...." protes El
" Paling tidak, berkenalan dululah sama dia. Setelah kamu bertemu, kamu bisa menilai dia. Papa yakin, kamu juga pasti suka. " rayu sang papa.
Berat Seno harus menjawabnya. Melihat wajah orang tuanya yang begitu mengharapkan dia mau dijodohkan dengan gadis pilihan mereka, Seno merasa bersalah. Tapi di sisi lain, saat ini dia adalah suami seseorang. Tidak mungkin dia bertemu perempuan lain dan mengkhianati perempuan yang baru ia nikahi.
Tapi untuk berkata jujur kepada kedua orangtuanya tentang pernikahannya, ia belum siap. Dia belum siap memperkenalkan Armell ke kedua orang tuanya. Dia takut dan khawatir jika pernikahannya tidak berjalan sesuai keinginannya. Tidak adanya cinta diantara mereka membuatnya belum meyakini pernikahannya. Dia butuh waktu untuk meyakinkan dirinya juga Armell.
" El minta waktu. Kasih El waktu satu tahun. Jika setelah satu tahun El belum menemukan sendiri calon istri, maka El siap dijodohkan dengan perempuan manapun pilihan papa sama mama. " jawab El pada akhirnya.
" Satu tahun? Lama sekali itu El. Mana mungkin gadis itu mau papa suruh satu tahun nunggu kamu yang nggak jelas. " protes papa Seno.
" Berarti gadis itu dan El tidak berjodoh. " jawab El santai.
" Enam bulan. " celetuk sang mama. " Mama mau nunggu. Tapi cuma enam bulan. Lebih dari enam bulan dan kamu masih tetap tidak menikah, maka kamu siap-siap untuk mama jodohin dengan gadis pilihan papa sama mama. Siapapun dia. " lanjutnya dengan tegas.
' Tenang aja ma. Jangankan enam bulan, sekarang aja El sudah menikah. Bersabarlah sebentar lagi ma. El akan membawa istri El pulang ke rumah ini. ' ucapnya dalam hati.
Seno mengangguk dengan pasti permintaan sang mama.
" Sudah kan? Kalau sudah selesai, El harus pulang sekarang. " ucap Seno sambil memasukkan ponselnya ke saku celananya bersiap untuk meninggalkan rumah orang tuanya. Seno sudah sangat ingin pulang dan bertemu dengan istri barunya. Dia ingin melanjutkan kegiatannya menggoda Armell. Suatu kesenangan baru buat Seno menggoda Armell yang masih begitu lugu. Padahal ia sudah berusia 21 tahun. Usia yang semestinya sudah merasakan indahnya berpacaran dan indahnya jatuh cinta.
" Buru-buru banget. Seperti lagi di tunggu istri saja di rumah. " ejek papanya
' Papa belum tahu. El memang sedang ditunggu istri El di rumah. Sudah pasti El harus buru-buru. ' jawab Seno dalam hati.
Seno tersenyum mendengar ejekan papanya. " Pa, gimana seandainya dalam waktu satu tahun kedepan, El bisa kasih cucu papa sama mama? " tantang Seno dengan penuh keyakinan.
" Ha....ha...ha..." papa dan mama Seno malah tertawa bersamaan.
" Jangan bercanda kamu El. Pacar saja tidak punya. Sok mau kasih cucu dalam waktu satu tahun ke depan. Ha ..ha...ha..." ejek papanya.
" El serius pa. Papa bakalan kasih El apa jika itu terjadi? " tanya Seno.
" Jika memang itu terjadi, papa bakal kasih apapun yang kamu inginkan. Termasuk semua harta papa. " jawab papa Seno dengan mimik wajah yang berubah serius.
" Kalau itu sih udah pasti pa. Emang mau di kasih ke siapa harta papa kalau nggak ke El? El kan anak papa sama mama satu-satunya." ledek El.
" Bisa saja harta papa, papa sumbangin ke yayasan sosial. Kalau kamu tidak mau menikah, maka semua harta papa bakal papa kasih ke yayasan sosial. " ucap sang papa.
" Sepertinya itu tidak akan terjadi. " jawab Seno pasti.
***
bersambung
