Gema adalah seorang Manajer Pemasaran pada salah satu perusahaan di Jakarta. Kerja keras dan semangatnya untuk meniti masa depan melupakannya untuk mencari pasangan.
Beberapa kali ia bertemu wanita, tetapi selalu saja ia tolak. Standar yang terlalu tinggi untuk mencari wanita yang sempurna, membuat dirinya belum bisa menikah.
Sampai akhirnya mama Gema menjodohkannya dengan seorang gadis desa bernama Ratih. Ratih sendiri merupakan gadis polos dan cantik, yang baru saja pindah ke Jakarta beberapa bulan lalu karena berhasil diangkat menjadi PNS di Tanggerang Selatan.
Awalnya hubungan mereka selalu dihiasi dengan adu mulut dan saling benci satu sama lain. Perilaku tidak senonoh Gema kepada Ratih juga membuat Ratih semakin tidak menyukainya.
Namun siapa sangka, mereka seperti menjilat ludah sendiri, ketika sebuah rasa hadir dalam hubungan mereka. Membuat mereka sadar bahwa menikah dahulu dan pacaran setelahnya adalah jalan terbaik yang Tuhan berikan kepada mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Adek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
Suara dering ponsel terdengar di pagi hari buta. Gema yang masih setengah tertidur meraba-rab a berusaha mencari ponselnya. Karena setengah raganya masih mengawang-awang dia menjawab panggilan tidak karuan.
"Halo pak, iya siap saya hari ini akan balik kembali ke Jakarta"
"Lho kok pak sih. Ini Ratih, kamu udah bangun belum? Jangan sampai shubuhnya telat."
"Eh iya, ni udah bangun kok, hehe. Makasi ya." Gema langsung berdiri dari tempat tidurnya ketika nama istrinya itu disebut.
"Oke, jangan tidur lagi lo. Kan katanya mau balik, nanti ketinggalan pesawat lagi.
"Iya...iyaa..." Jawab Gema menggaruk-garuk perut.
Percakapan di akhiri sebuah salam dari Ratih, diiringi Gema yang membalas salam Ratih seraya menutup telepon di pagi buta.
Semenjak teleponan mereka yang berawal beberapa hari yang lalu, Ratih sekarang sering menelpon Gema. Sekedar menanyakan kabar, atau memastikan suaminya itu masih berada di bumi.
Biasanya Gema tahu dan mengenali suara istrinya itu. Tapi hari ini karena ia sangat kecapekan dan terbayang wajah direktur perusahaan, membuatnya terbawa mimpi. Bahkan tadi pun ia mengira yang menelpon adalah pak direktur, saking menghayati dengan sangat dalam pekerjaannya.
"Woi, bangunn!" Gema menghempaskan kakinya ke bokong Adam.
Adam yang kaget terperanjat dari kasurnya. Sebuah kaki membangunkannya dengan kasar.
"Apesih lo Gem! Ganggu aja orang tidur". Adam membuka mata. Wajahnya terlihat kesal dengan mata yang masih menyipit.
"Ya bangunlah! kata lo mau beli sesuatu sebelum balik."
"Nanti kan juga bisa, lo ga liat tu masih gelap." Menujuk ke luar jendela.
Dengan cepat Gema menarik baju Adam yang masih menggunakan kaos. Membuat pria malang yang masih sempoyongan itu terjatuh dari kasurnya.
"Emang lo ye, bukan manusia setengah setan lagi, tapi emang setan!!" Adam mendengus jengkel.
"Lah, niat gua kan baik. Mau bangunin lo sholat shubuh, berarti gua malaikat dong." Balas Adam menyilangkan tangan dengan telunjuk ke arah pipi. Ia mencoba terlihat imut di depan Adam.
"Serah lo dah! Eh btw, yang bangunin lo siapa?"
"Oh tadi yang bangunin bini gua."
"Jadi ceritanya udah ada rasa ni?"
"Rasa apa? Enggak kok, gua cuman berusaha nutupin rasa bersalah gua sama-"
"Alah lo ngeles mulu, bilang aja lo udah mulai suka mungkin cinta ama bini lo. Kemaren lo cerita kaya bencilah sama dia, males lah ngeliatnya. Coba sekarang aja, ditelepon aja wajah lo kesengsem. Tuh liat sekarang aja masih kayak gitu, idihh..." potong Adam.
"Ya gua kan niatnya cuman mau buat dia seneng dan minta maaf" Gema menggaruk kepalanya.
"Ah munafik lo...Makanya jangan bilang ga suka apalagi benci sama orang lain, kemakan omongan sendiri kan lo. Nih hadiah untuk cowok ga gentle kaya lo."
Adam kemudian dengan cepat menyentil adik kesayangan Gema. Kemudian ia berlari dengan secepat kilat menuju kamar mandi. Meninggalkan Gema yang meringis kesakitan memegangi si kecil yang telah dianiaya.
...****************...
"Keripik buah khas Malang." Gema membaca sebuah tulisan yang tersemat di sebuah bungkusan makanan.
"Malang strudel." Ia mengalihkan matanya ke produk lain yang terpampang di toko.
"Apa aja boleh lah ya, lagian dia ga nolak," gumam Gema.
Gema memasukan oleh-oleh yang ada di toko tersebut ke keranjang belanjanya. Berharap apapun yang ia bawa istrinya akan suka dan menerimanya.
"Woy, nyari apa lo." Adam berteriak di kuping Gema sambil menepuk bahunya.
"Heemm." Menatap tajam Adam yang mengganggunya.
Padahal beberapa menit yang lalu, Adam masih berada di toko seberang jalan. Mencari sebuah baju yang katanya akan ia berikan kepada istrinya di rumah.
"Hehe, sorry Gem. Lo bilang gamau cari oleh-oleh. Tapi keranjang lo berisi tu?"
"Iya untuk Bokap sama Nyokap gua di rumah, dan gua juga mau ngasih oleh-oleh buat bini gua, untuk permintaan maaf. Semoga dia seneng ama yang gua kasih."
"Oh, sekarang udah sering ngomongin istri." Adam memegangi dagunya.
"Berisik banget sih lo Dam, gangguin hidup gua mulu." Gema mendengus jengkel.
"Ya gua cuma mau ingetin, kemaren-kemaren ada orang yang katanya ga sukalah, bencilah, ehh tau-taunya..." sindir Adam.
Gema meremas bungkusan yang sedang ia pegang. Ia meninggalkan Adam dan membayar barang belanjaannya ke kasir. Setelah pembayaran selesai Gema dengan cepat keluar toko dengan wajah yang masam, sementara Adam membuntuti Gema dengan cekikikan, menertawakan ke-plin plan-an rekan kerjanya tersebut.
Kini meraka bertolak dari Malang ke Surabaya. Menuju bandara Juanda untuk kembali lagi ke Jakarta. Dalam perjalanan menuju bandara Gema beberapa kali memeriksa ponselnya untuk melihat apakah ada pesan masuk atau tidak.
Biasanya Ratih mengirimkan beberapa pesan untuk menanyakan kabarnya. Tapi sekarang, sepertinya satu pun belum Gema terima. Padahal hari ini adalah hari Sabtu, dimana Ratih juga libur bekerja karena akhir pekan.
Apa jangan-jangan terjadi sesuatu ya? pikir Gema. Lamunan tentang istrinya ternyata membawanya terlelap sehingga saat ia membuka mata kembali, Gema sudah sampai di depan Bandara Juanda.
Kali ini ia terlihat resah, setelah check in ia mondar-mandir di ruang tunggu keberangkatan sambil menelepon istrinya. Namun, kali ini ponsel Ratih tidak aktif. Gema semakin risau, sehingga keinginannya untuk bisa sampai ke Jakarta semakin besar.
"Muahh." Adam mengerucutkan jari-jarinya dan menempelkannya ke pipi Gema.
"Ngapain sih lo brengs*k?" Gema mengusap pipinya. Padahal ia hanya diberi kecupan palsu dari tangan Adam.
"Itu kecupan Adam, supaya Ema lebih tenang. Yayanknya di rumah gapapa kok, percaya deh." Jawab Adam dengan nada yang imut. Matanya berkedip-kedip manja.
"Ema Ema bapak kau lah Dam!"
"Ihhh Ema kasar deh, Adam ga suka!"
Adam masih meledek Gema dengan bernada manja. Kemudian ia tertawa dan Gema hanya bergidik geli melihat kelakuan rekan kerjanya itu.
...****************...
"Gem, gua duluan ya..."
"Gemaa, hati-hati!"
Sepasang suami istri itu serempak berbicara kepada Gema. Adam dan istrinya Winda. Saat tiba di Jakarta Winda langsung menjemput suaminya dan kini meninggalkan Gema seorang diri.
Dalam hati Gema, ia juga ingin dijemput oleh istrinya. Padahal beberapa hari sebelumnya ia sudah memberitahu Ratih. Apa istrinya itu lupa? Ah sudahlah kenapa ia mengharapkan wanita itu datang dan khawatir sekali saat ia tak ada kabar, padahal saat ia masih bujangan semuanya Gema lakukan sendiri, Gema membatin dalam hati.
Saat ia mencari kendaraan sebuah tangan menarik jacketnya dari belakang. Tangan orang itu berada tepat di dekat saku jacket yang Gema gunakan.
"Woy, lo copet ya?" Mencengkeram tangan orang tersebut dengan secepat kilat.
"Ahhh sakit..." Orang itu meringis kesakitan karena cengkraman tangan Gema yang kuat.
Orang yang mencurigakan itu menggunakan topi baseball bewarna hitam. Kaos dalam bewarna putih dan jacket jeans bewarna hitam. Wajahnya ditutupi masker sehingga Gema tidak tahu pelakunya.
Tapi saat sosok misterius itu membuka topinya dan melepaskan masker. Gema berkata.
"Aduh pen berak."
hi kak Rifky
salken yaa..
salam buat urang minang, salam utk urang kampuang awak...
urang minang nihh.. othor orng mana nih??
jd kangen main ka taplau😄
astaga
soalnya jarang bgt Nemu novel othornya cowok..ceritanya mnarik, rapih lg,,ga tw dh slanjutnya..
lanjut ja dh,,smangat KK othornya y..
waduuuh nanggung amat yaa
IYA wanita jantan ✅
salken yaa