Ditindas, dijual oleh keluarga sendiri, dimanja dan dibela oleh keluarga suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20. Apa Boleh
Disisi lain juragan Sofyan sedang menghitung uang yang dia dapatkan dari lelaki tua.
Uang itu hasil dia menjual Ayu, kedua anak buahnya juga ikut menghitung.
"Tidak sia-sia aku meminjamkan uang ke Alan, aku untung banyak." Ujar juragan Sofyan begitu gembira bersama kedua anak buahnya.
"Benar juragan, tapi bagai mana dengan wanita yang bernama April itu apa kita masih perlu mencarinya ?" tanya salah satu anak buahnya.
"Bodoh, tetap cari, gadis itu begitu cantik, aku ingin dia menjadi istriku, kalau kalian bisa membawanya kesini, aku akan memberikan kalian bonus." Ujar juragan Sofyan.
Kemudian ketiga orang itu saling tertawa, tangan ketiganya masih sibuk menghitung uang dengan gembira.
"Jangan senang dulu, kembalikan uang itu !" titah seseorang didampingi lima lelaki bertubuh tegap dan berwajah sangar.
Juragan Sofyan termasuk kedua anak buahnya menoleh ke asal suara, betapa terkejutnya mereka saat melihat lelaki tua itu sudah berada tidak jauh dengannya.
"Apa maksud anda, bukankah uang ini sudah menjadi hak ku, dan aku sudah menyerahkan gadis itu padamu ?" juragan Sofyan tidak terima kalau uang itu di ambil kembali.
"Gadis itu sudah kabur, aku mau uang ku kembali." Ujar lelaki tua itu egois, padahal jelas-jelas Ayu kabur saat dirinya ingin menikmati, sedangkan juragan Sofyan sudah mutlak menyerahkan Ayu padanya.
"Tidak bisa, uang ini sudah sah menjadi milikku, anda jangan curang ." Juragan Sofyan tetap mempertahankan uang yang sudah menjadi miliknya.
"Aku tidak mau tau, kalian ambil uang itu !" titah lelaki tua pada lima bodyguardnya.
"Siap Tuan." Jawab kelima bodyguard itu kompak. Kelima bodyguard itu langsung memaksa juragan Sofyan menyerahkan uang itu pada mereka, juragan Sofyan tetap tidak mau, pada akhirnya perkelahian antara bodyguard lelaki tua itu dan kedua anak buah juragan Sofyan terjadi beberapa saat.
Tentu saja pemenangnya kelima bodyguard lelaki tua, karena mereka berlima, sedangkan anak buah juragan Sofyan hanya dua orang saja, akhirnya kedua anak buah juragan Sofyan tergeletak kesakitan dilantai.
Juragan Sofyan yang melihat kedua anak buahnya sudah tidak berdaya, dia ingin secepatnya kabur, namun kelima bodyguard lelaki tua itu langsung menangkap juragan Sofyan dan mengambil uang itu.
Juragan Sofyan juga dihajar, sehingga tubuh juragan Sofyan jatuh dan dia sangat kesakitan.
Sedangkan lelaki tau itu dan kelima bodyguardnya, pergi meninggalkan rumah juragan Sofyan setelah mendapatkan uangnya kembali.
"Kurang ajar, aku rugi besar, kalian tidak berguna, masa kalah sama mereka." Maki juragan Sofyan setelah lelaki tua dan kelima bodyguardnya pergi.
"Mereka lima orang, kita hanya berdua, jadi kita kalah orang." Kedua anak buahnya tidak mau disalahkan, karena memang benar seperti itu.
"Kurang ajar, anaknya si Alan, satupun tidak ada yang benar, kalian cari sialan, habisi dia, dan cari juga kedua anaknya itu, aku akan buat perhitungan dengan mereka !" Juragan Sofyan kali ini benar-benar sangat marah, dia tidak akan bernegosiasi lagi dengan Alan dan kedua anaknya.
Walaupun April bukan anak kandung Alan tapi juragan Sofyan mengira kalau April anaknya Alan.
"Baik juragan, kami akan pergi sekarang." Jawab kedua anak buahnya, mereka walaupun kesakitan, dan wajah semua sudah penyok, mereka berdua tetap melakukan apa yang diperintahkan oleh juragannya, dari pada gaji mereka di potong.
"Pergi cepat, jangan kembali sebelum ada hasil." Ujar juragan Sofyan sembari mengibas ngibaskan tangannya.
***
"Mas, silahkan mandi dulu, airnya sudah aku siapkan, oh ya, mas mau baju apa ? Biar aku siapkan." Tanya April karena belum hafal kebiasaan Juni.
"Apa aja boleh, yang penting baju santai." Jawab Juni sembari berjalan ke kamar mandi.
Setelah menyiapkan baju untuk Juni, April keluar dari kamar itu, dia masuk ke kamarnya disebelah kamar Juni, disana dia juga membersihkan diri.
Juni yang sudah siap mandi, dia keluar dari kamar mandi, hatinya menghangat saat melihat baju yang telah disediakan oleh April diatas tempat tidur.
Juni melihat kesemua arah, tidak ada April lagi disana. " Kemana perginya, apa dikamar sebelah ?" tanya Juni tentu saja pada diri sendiri karena hanya dia sendiri dikamar itu.
Selesai memakai baju yang disiapkan April Juni keluar dari kamarnya, dia berniat kekamar April.
April yang sedang melihat-lihat baju yang dia beli tadi, dia terjingkat saat pintu kamarnya terbuka.
April segera menyembunyikan beberapa paper bag kebelakang nya, dia tidak mau Juni melihat, kalau dia banyak membeli baju menggunakan uang Juni tanpa sepengatahuan Juni, tapi itu semua bukan kemauannya, tapi kemauan Ibu mertuanya.
"Sedang apa ?" tanya Juni melihat April seperti terkejut.
"Ti, tidak apa-apa, kenapa kesini, apa ada yang mas butuhkan lagi.
"Tidak, aku hanya mencari mu, aku ingin mengatakan, mulai sekarang, semau pakaianmu pindahkan saja kekamar kita."
"Iya, besok aja, sekarang sudah malam." Jawab April.
Juni merasa ada sesuatu yang disembunyikan April darinya, dia melihat tangan April yang masih dibelakang.
"Kamu sedang menyembunyikan sesuatu ?" tanya Juni sembari mendekat dan menarik tangan April untuk melihat apa yang disembunyikan April darinya.
"Kamu belanja banyak ?" tanya Juni saat melihat ternyata yang disembunyikan April ada banyak paper bag yang berisikan pakaian.
April gelapan, dia takut Juni marah karena sudah banyak menghabiskan uang Juni.
"Ma, maaf mas, aku banyak menghabiskan uang mu, ini kartu mu." April menyodorkan kartu kredit Juni kembali.
"Maaf untuk apa, kartu itu untuk mu, dan setiap bulan aku akan mengisi kartu itu sebagai nafkah suami untuk istrinya." Jawab Juni.
April langsung menatap Juni, mata keduanya bertemu, April segera mengalihkan tatapannya, dia tidak sanggup lama menatap mata teduh suaminya.
"Mas tidak marah ?" tanya April pada Juni karena biasanya lelaki akan marah kalau kalau istrinya menghabiskan banyak uang.
"Ngapain marah, kamu membeli baju, itu wajar, aku malah senang karena istriku akan semakin cantik dengan baju-baju ini."
April kembali menatap Juni, mata keduanya lagi-lagi bertemu, namun kali ini dia tidak bisa mengalihkan lagi karena Juni sudah menahan dagunya.
Juni semakin mendekatkan wajahnya ke wajah April, April yang pertama kali, dia menahan nafasnya, jantungnya berpacu terlalu kencang.
Cup, Juni mengecup singkat bibir ranum nan manis April. " Aku mencintaimu." Ujar Juni kembali mengecup bibir April, namun kali ini ciuman itu tidak singkat.
Juni melumat bibir itu, dan kemudian ciuman itu terus berlanjut, April juga sudah tidak tahan, dia membalas dan mengimbangi ciuman yang sudah menjadi ciuman panas.
Ciuman itu terlepas saat keduanya hampir kehabisan nafas. "Apa boleh aku meminta hak ku ?" tanya Juni sudah menginginkan lebih.
April terdiam, dia tidak tau harus menjawab apa, tapi sebagai istri dia sudah sewajarnya memberikan hak untuk suaminya.
"Kalau kamu belum siap juga gak apa-apa." Ujar Juni ingin bangkit, tapi tangannya langsung ditahan oleh April.
"Mas," Ujar April mengangguk.
"Beneran ?" tanya Juni lagi memastikan.
April mengangguk lagi.
Bersambung.
kisah nya sama dengan April karena April juga awal nya ditolong sama Juni dan akhirnya mereka menikah ibu Juni pun sosok yang baik dan sayang serta perhatian sama April.. semoga ibu nya Agus pun demikian juga dengan Ayu
Blum y thor..🤣🤣🤣