menceritakan tentang seorang murid pindahan yang bernama Kim hyun yang pindah ke sekolah barunya yang bernama sekolah SMA CSB (CENTRAL SPORT BUSAN), awalnya kehidupannya lancar namun tampaknya dia tidak terlalu mengetahui tentang sisi gelap sekolah ini beserta kota ini maka dari itu kim Hyun mau tak mau harus mencari tahu tentang sisi gelap sekolah ini dan kota ini agar dirinya bisa menjalani kehidupan yang normal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilwa nuryansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
Kim Hyun dan Min-ho berjalan santai keluar dari gimnasium. Min-ho masih cemas, sesekali menoleh ke belakang seolah-olah Lee Gyu-won akan bangkit dan mengejar mereka.
Min-ho:"Hyun-ah, kau seharusnya tidak usah seganas itu. Sekarang kau mengalahkan Jin-seop dan Gyu-won dalam satu hari. Kelas Dua dan Kelas Satu akan bersatu melawannya. Kau terlalu menarik perhatian."
Hyun:(Menggelengkan kepala, menyentuh hidung yang masih sakit) "Jangan khawatir berlebihan, Min-ho. Bersikap biasa saja. Aku hanya membela diri. Kalau aku tidak menghentikan mereka, aku yang babak belur. Lagipula, mereka yang melanggar aturan."
Min-ho:(Menghela napas) "Itu mudah bagimu. Tapi... jika masalah ini sampai ke telinga Lee Jae-hwan, dia pasti tidak akan tinggal diam. Ini masalah harga diri Geng Kelas Satu."
Hyun mengerutkan kening. "Lee Jae-hwan? Siapa dia? Bukannya pemimpin Geng Kelas Satu itu si Kepala Botak itu?"
Min-ho: "Kepala Botak, Kang Min-soo, memang pemimpin yang berkuasa, tapi... Jae-hwan adalah orang terkuat mereka. Dia Raja tanpa Mahkota Kelas 1. Dia pendiam dan tidak tertarik pada urusan kekuasaan. Kabarnya, dia hanya ingin menjalani kehidupan sekolah yang damai hingga lulus."
Kim Hyun merasa terkejut. Seorang petarung terkuat yang hanya ingin hidup damai? Aku bukan satu-satunya.
Hyun: "Menarik. Memangnya seperti apa dia?"
Min-ho terdiam, berpikir keras. "Dia tidak terlalu tinggi. Sekitar 167 cm? Pendek untuk petarung. Dia selalu memakai jaket putih longgar dan membiarkan kaos CSB-nya terlihat. Rambutnya dicat pirang terang, seperti karakter manga."
Pendek, pirang, jaket putih... persis seperti deskripsi karakter Crow Zero, Kagami Ryohei, pikir Hyun, geli.
Hyun: "Dia pasti sangat kuat, ya?"
Min-ho: "Sudah pasti. Kudengar dia berlatih Taekwondo dan Kyokushin Karate Ada rumor, saat SMP, dia pernah mengalahkan tiga puluh preman gangster sekaligus sendirian."
Hyun: (Tertawa terbahak-bahak) "Tiga puluh preman? Itu terlalu berlebihan, Min-ho! Kau pasti melebih-lebihkan!"
Min-ho: (Ngotot) "Aku serius! Awalnya hanya tiga preman yang memalaknya. Dia menghajar mereka dengan mudah. Teman-teman mereka datang, lalu teman dari teman mereka, dan boom tiga puluh preman tumbang! Dia tidak pernah mencari masalah, tapi dia adalah tembok yang tidak bisa ditembus."
Hyun hanya tersenyum. Jika rumor itu benar, Lee Jae-hwan adalah lawan yang jauh lebih berbahaya, tetapi setidaknya dia tidak haus kekuasaan.
Tiba-tiba, Min-ho melihat ponselnya dan melompat terkejut.
Min-ho: "Gawat! Aku ada urusan mendadak dengan klub! Aku pergi dulu, Hyun-ah! Sampai jumpa besok!"
Min-ho langsung berlari kencang tanpa sempat ditanyai. Hyun hanya menggelengkan kepala. Sekarang ia sendirian, tidak tahu harus melakukan apa.
Hyun melihat mesin minuman otomatis di koridor. Dia merasa haus. Ia memasukkan uang koin dan memilih \*\*Cola\*\*.
\*\*CLANK!\*\* Botol cola dingin itu keluar.
Saat Hyun mengambil minumannya dan mulai berjalan, ia tanpa sengaja menabrak seseorang\>
\*\*BLUK!\*\* Botol cola-nya terlepas dari tangan dan terguling di lantai.
Hyun: "Astaga! Maafkan aku! Aku tidak lihat jalan!"
Orang yang ditabrak itu mengambil botol cola-nya dan menyerahkannya.
Pria Asing: "Tidak apa-apa. Aku juga tidak melihat jalan. Maaf."
Hyun menerima botol itu dan mendongak.
Seketika, Kim Hyun terdiam. Di depannya berdiri seorang pria "pendek, dengan rambut pirang terang, mengenakan jaket putih longgar, dan kaos CSB putih di dalamnya."Ciri-ciri itu sangat familiar.
\*...Pendek, 167 cm... Jaket putih... Rambut pirang... Raja tanpa Mahkota Kelas 1, Lee Jae-hwan!\*
Kim Hyun menatapnya dari jaket hingga sepatu dan kembali ke wajahnya, mencoba membandingkan rumor dan realitas.
Jae-hwan: (Mengerutkan kening) "Ada yang salah? Kenapa kau menatapku seperti itu?"
Hyun: (Tersadar) "A-ah! Tidak ada! Tidak ada apa-apa! Terima kasih untuk minumannya."
Jae-hwan hanya mengangguk dan pergi, berjalan tenang menjauhi Hyun.
Hyun memperhatikan kepergiannya. "Apakah ini takdir? Kami bertemu tanpa bertarung, kami berdua hanya ingin damai. Semoga aku tidak pernah berurusan dengannya."
Hyun membuka botol cola-nya. Karena botol itu baru saja jatuh dan terguling, minuman berkarbonasi itu seketika meledak dan muncrat, menyemburkan setengah isinya ke wajah dan seragam putihnya.
Hyun: (Menghela napas panjang, menatap sisa cola) "Ya, memang hari sial."
Waktu menunjukkan pukul **15:55**. Beberapa siswa sudah pulang, tetapi sebagian besar masih ada di area sekolah karena ini hari bebas.
Hyun berjalan keluar gerbang. Pakaiannya kini hanya kaos putih CSB dan celana olahraga, jaketnya dimasukkan ke tas karena robek dan kotor akibat pertarungan.
Dia sedang berjalan pulang sambil memikirkan masalahnya: Guru Olahraga memberinya peringatan keras. Jika ia tidak memilih ekskul bulan ini, dia akan mendapat nilai F dan diskors. Saat ia sedang diceramahi tadi, Guru Sejarah Korea datang dan ikut mengomelinya habis-habisan karena insiden lari di koridor.
Saat ia sedang menggerutu dalam hati, matanya melirik ponselnya. **15:56**.
Tiba-tiba, ia teringat janjinya.
*Astaga! Janji dengan Ji-soo!*
Hyun segera berlari kencang. Dia sudah cukup membuat marah guru, dia tidak ingin membuat Han Ji-soo menunggu.
Beberapa menit kemudian, pukul **15:58**, Kim Hyun tiba di depan minimarket dekat gang insiden kemarin.
**Han Ji-soo** sudah berdiri di sana, mengenakan seragam SMA Seni Hanbit-nya, terlihat elegan dan sabar. Dia memegang tas sekolahnya.
Hyun lega, masih ada dua menit. Dia mendekati Ji-soo.
**Hyun:** "Ji-soo-ssi! Maaf membuatmu menunggu. Aku sedikit terlambat."
Ji-soo berbalik, dan senyumnya merekah saat melihat Hyun.
**Ji-soo:** "Kim Hyun-ssi! Kau datang! Aku baru sampai, kok. Pukul 15:58 tepat. Kau adalah orang yang sangat tepat waktu."
Bersambung...