Beni Candra Winata terpaksa menikah dengan seorang gadis, bernama Viola Karin. Mereka dijodohkan sejak lama, padahal keduanya saling bermusuhan sejak SMP.
Bagaimana kisah mereka?
Mari kita simak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seksi
Sampai di rumah Viola berpikir bagaimana caranya untuk segera menyelesaikan pernikahannya dengan Beni, ia merasa semua harus segera diakhiri.
"Ben, kemarin gue diberi berlian sama nyokap lo." Viola mengeluarkan berlian pemberian mertuanya di atas meja.
"Pakai aja!" seru Beni.
"Lo simpan aja, gue gak pantas menerima apapun," kata Viola mendudukkan diri di sebelah suaminya.
"Dasar bodoh!" umpat Beni.
Beni masih kesal dengan sikap istrinya, justru lebih memilih menerima pemberian dari orang lain dibandingkan dirinya yang memberi atau keluarganya. Ia tidak mengambil berlian yang diberikan untuk Viola oleh Mama Sintia.
"Ben, ternyata oleh-olehnya belum kita antar ke rumah orang tua kita. Gimana ini?" tanya Viola, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Lo anterin aja sendiri." Beni tidak peduli.
"Camilan yang gue beli kok gak ada?" Viola mencari kantong yang berisi camilan pedas miliknya.
"Cari di tong sampah pasti ketemu." Beni sengaja berkata jujur, agar istrinya tahu kalau makanan pedas tidak baik untuk kesehatan.
Viola memejamkan matanya, ia berusaha menahan amarah. Akhir-akhir ini sikap Beni sangat menguji emosinya. Tangan Viola bergetar, jantungnya berdetak kencang, menahan air mata yang hendak jatuh. Karena merasa lelah, Viola mengirimkan oleh-oleh untuk mertua dan orang tuanya lewat jasa online.
Membiarkan Beni dan mendiamkan mungkin akan membuat suaminya sadar, betapa pentingnya sebuah komunikasi. Malam ini Viola tidak ingin menganggu Beni, ia memilih menyendiri tidur di sofa ruang keluarga. Selain lebih bebas, ia juga tidak melihat wajah suaminya yang membuatnya kesal.
Viola ternyata tidak bisa tidur, ia membuka laptopnya mencari tahu tentang perusahaan papanya kenapa bisa bangkrut secara mendadak. Sedangkan perusahaan kecil miliknya, baru beberapa minggu dipegang papanya sudah ada kemajuan.
"Kalau gue gak kerja uang bisa habis," gumam Viola dalam hati, tabungannya sudah mulai menipis.
Pagi hari setelah bangun tidur, Viola berdandan rapi. Mulai sekarang ia berencana untuk kembali ke perusahaan, demi tujuannya tercapai. Viola sengaja menelpon Indra, untuk menjemputnya.
"Berani lo minta dijemput selingkuhan di rumah gue!" Beni merebut ponsel Viola.
"Kembalikan ponsel gue, Ben. Indra bukan selingkuhan gue, dia teman," ujar Viola, berusaha merebut ponselnya yang ada di tangan Beni.
Tenaga Viola yang tidak seberapa, membuatnya gagal merebut benda pipih itu. Beni segera mengirimkan pesan ke Indra, lalu memblokir nomor ponselnya. Dengan begitu Viola tidak akan bisa berhubungan lagi.
Viola memilih segera pergi dari rumah suaminya, ia membiarkan ponselnya dibawa Beni. Ia juga memilih berjalan kaki, untuk menuju kantornya. Ketika hampir sampai, ia melihat Desy dan Rani sedang duduk di kursi dekat toko bunga.
"Desy, Rani!" teriak Viola.
"Vio, lo mau kemana?" tanya Rani.
"Gue mau ke kantor, kalian ngapain di sini?" Viola mengerutkan dahinya.
"Ceritanya panjang, Vio. Ayo duduk dulu," ajak Desy.
Rani dan Desy sedang menunggu kekasih Rani yang baru menyatakan cinta tadi malam, rencananya mereka akan bertemu di depan toko bunga. Akan tetapi, pacar Rani tidak datang. Kebetulan Desy baru saja lewat, dan mampir untuk menemani Rani.
"Gue heran sama laki-laki, tidak bisa dipercaya," ucap Rani, hatinya sedikit terluka.
"Lo gak usah ngeluh. Daripada gue, punya suami cuek, kasar, tidak perhatian," kata Viola wajahnya terlihat sedih.
"Nasib kalian menyedihkan sekali. Gue jadi takut pacaran," timpal Desy sampai sekarang masih menjomblo sendiri.
"Gue sebenarnya dijodohkan sama Beni, teman SMA kita," ungkap Viola dengan nada pelan.
"Apa!" kaget Rani dan Desy.
Rani dan Desy saling bertatapan, mereka tidak percaya apa yang dikatakan Viola. Dulu Beni sebagai kaka kelas, dan ketua osis selalu menindas Viola hingga keduanya saling bermusuhan. Ternyata mereka malah berjodoh, sayangnya tidak bisa akur.
Tentu saja Rani dan Desy sudah bisa menebak bagaimana kondisi rumah tangga Beni dan Viola, pasti selalu cekcok setiap hari. Apalagi Beni kalau bicara ketus, sombong, dan sangat arogan di mata mereka berdua.
"Gue ada ide, Vio. Gimana kalau lo buat Beni tertarik sama lo," ujar Desy memberikan saran.
"Udah gue pikirin sejak beberapa hari lalu," kata Viola, tidak yakin akan berhasil. Sikap Beni terlalu menyakitkan untuknya.
Rani menyarankan agar Viola mengubah penampilannya, setidaknya bisa membuat Beni sedikit tertarik. Ia menyarankan Viola berpenampilan feminim, dan mengubah gaya bicaranya lebih halus. Dilihat dari penampilan Viola, Rani, dan Desy, Viola sudah paling cantik.
Kendala Viola belum mempunyai uang banyak untuk digunakan ke salon, tetapi Rani dan Desy siap menanggung biayanya. Viola sangat berterima kasih kepada kedua sahabatnya, mereka bisa diandalkan dan paling mengerti kondisinya.
"Hari ini lo gak usah kerja, Vio. Kita langsung ke salon dekat toko buku sebelah sana," tunjuk Desy.
"Oke!" Viola setuju dengan ide kedua sahabatnya.
Mereka bertiga langsung menuju ke salon kecantikan, demi membuat Viola cantik seperti bidadari yang turun dari langit. Tidak menunggu waktu lama, kini penampilan Viola sudah berubah cantik.
"Tunggu dulu, Vio! Lo udah punya baju seksi belum?" tanya Rani.
Biasanya Viola lebih suka menggunakan outfit simple, tidak suka berpenampilan feminim seperti layaknya wanita lainnya. Kini ia harus memaksakan diri, dan berusaha nyaman berpenampilan seksi.
Desy dan Rani menarik tangan Viola masuk ke dalam butik langganan mereka, banyak sekali pakaian seksi yang membuat Viola merinding.
"Gue gak mungkin berpakaian seperti patung di depan kalian," kata Viola.
"Laki-laki arogan seperti Beni pasti punya kelemahan, Vio. Dia akan luluh dan terpana melihat perubahan istrinya yang seksi seperti selebritis," ujar Desy lalu terkekeh pelan.
Rani tidak membutuhkan persetujuan Viola, ia mengambil sepuluh potong atas dan bawahan pakaian seksi agar digunakan untuk Viola sehari-hari.
"Vio, sebentar lagi Beni akan menyatakan cinta buat lo. Setelah dia tergila-gila sama lo, lo harus jual mahal." Rani ternyata mempunyai ide yang cukup cerdik.
Diantara Viola, Rani, dan Desy yang paling banyak mempunyai mantan pacar adalah Rani. Ia juga pintar berdandan dan menarik perhatian lawan jenis, walaupun sering dicampakkan.
Hampir seharian Viola, Rani, dan Desy menghabiskan waktu untuk mengubah penampilan Viola menjadi lebih menarik. Kini saatnya mereka bertiga pulang ke rumah masing-masing.
Sampai di rumah Viola langsung mandi, dan berdandan sesuai saran kedua sahabatnya. Penampilannya saat ini begitu seksi, menggunakan atasan kaos ketat dan rok pendek di atas lutut. Walaupun merasa tidak nyaman, Viola berusaha menahannya.
Viola mondar-mandir di dalam kamar, menunggu kedatangan Beni. Ia sudah tidak sabar, melihat reaksi suaminya ketika melihat perubahan pada dirinya.
"Beni ke mana saja sih! Udah jam segini belum juga pulang," gumam Viola dalam hati, sambil menatap jam dinding.
musuh jadi cinta😍😍😍🥳🥳🥳🥳