Langit di atas Lembah Seribu Pedang selalu berkabut, seolah-olah para roh pedang zaman kuno sengaja menutupinya dari mata dunia luar. Di balik kabut itu, terdapat sebuah lembah yang luas, terjal, dan dipenuhi bangunan megah terbuat dari batu hitam. Di puncak-puncak tebingnya, ratusan pedang kuno tertancap, bersinar samar seperti bintang yang tertidur. Konon, setiap pedang telah menyaksikan darah dan kemenangan yang tak terhitung jumlahnya sepanjang ribuan tahun sejarah klan ini.
Di tempat inilah, klan terbesar dalam benua Timur, Klan Lembah Seribu Pedang, berdiri tegak sebagai simbol kekuatan, kejayaan, dan ketakutan.
Klan ini memiliki struktur kekuasaan yang ketat:
Murid luar, ribuan pemula yang menghabiskan waktunya untuk latihan dasar.
Murid dalam, mereka yang telah membuktikan bakat serta disiplin.
Murid senior, para ahli pedang yang menjadi pilar kekuatan klan.
Murid elit, generasi terpilih yang berhak memegang pedang roh dan mempelajari teknik pamungkas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Junot Slengean Scd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB.19Kematian Sosok Di Balik Awan
Kabut gelap menyelimuti langit yang robek. Pedang Kegelapan masih meneteskan aura mematikan ketika Dewa Perang berdiri berhadapan dengan sosok berjubah hitam yang masih melayang tinggi.
Mereka membisu.
Sampai akhirnya…
Suara berat dan purba menggema dari tubuh Xio Lun yang kini dikuasai sepenuhnya oleh Dewa Perang:
“Pak Tua…”
Nada suaranya lirih, namun tekanan dalam setiap katanya bak gunung runtuh.
“Jika kau hanya sekadar lewat… kau tak akan repot repot menyembunyikan auramu, bukan?”
Sosok misterius itu—tetua dari klan besar jauh di Barat—terpaku sejenak.
Lalu ia menghela napas panjang—tenang, namun getir.
“Aku tak menyangka kau menyadarinya secepat itu…” ucapnya datar.
Dewa Perang tersenyum tipis, dingin.
“Aku menyadarinya sejak tubuh ini bertarung dengan bidakmu… Tiandu.”
Sosok itu mengepalkan tangan, lalu menggeleng pelan.
“Aku bukan ingin melawanmu, Aku hanya mengamati, dan memastikan bawahanku selamat, akan tetapi dia telah tewas di tanganmu, Kini urusanku di sini sudah selesai.”
Tubuhnya mulai memudar—akan pergi.
Namun…
CRAAAK!
Ruang membeku.
Hahaha....
Dewa Perang tertawa sinis sudah muncul tepat di depannya dalam satu langkah kecil.
Tatapan Dewa Perang seperti pisau menembus jiwa.
“Siapa yang mengizinkan kau pergi?”
Sosok itu menelan ludah—ketakutan yang sangat jelas kini tampak.
“Aku…”
Ia akhirnya membuka identitasnya.
“Aku Yualian. Tetua Kedua Klan Bintang Langit. Salah Satu Dari Tiga Pilar Tetua
Nama itu menggema bersama keangkuhan..
Namun Dewa Perang…
tidak terlihat tertekan
Tetua itu melanjutkan dengan nada ancaman:
“Jika kau membunuhku…
Klan Bintang Langit tidak akan diam!
Mereka akan memburu tubuh bocah itu sampai ke ujung dunia!”
Alih-alih takut…
Dewa Perang tertawa kecil.
Pelan.
Namun tawa itu lebih menyeramkan dari kilatan guntur yang menyambar
Dan kemudian…
BUUUUM!!!
Aura Dewa Perang meledak!
Ranahnya melampaui definisi kekuatan dunia fana.
Ranah Dewa Ilahi!
Tekanan turun dari langit seperti 10 gunung raksasa disatukan.
Yualian langsung terdorong jatuh dari udara, tubuhnya bergetar hebat—lututnya menghantam tanah hingga membentuk kawah.
“Arghhh!!”
Kelopak matanya hampir pecah oleh tekanan itu.
Dalam hati ia mengumpat keji:
“SIAL! gara gara kau tiandu, mengaktifkan token sinyal bahaya,karena itu patriak mengirimku kesini,,,
Sebelum Tiandu melawan xio lun, Tiandu memecahkan bola kecil berwarna biru langit, bola itu merupan token sinyal bahaya, jika seseorang memecahkan bola itu, maka pilar energi yang berada di klan bintang langit akan menampakan nama pengguna dan lokasinya secara akurat,, Tiandu menyadari tidak mudah untuk melawan xio lun makanya dia memecah kan token itu,,,,
Dewa Perang menatap Yualian yang terjepit dan hampir kehilangan napas.
Lalu ia mengangkat Pedang Kegelapan yang kini memanjang seperti bayangan iblis.
Dan berkata pelan… tapi itu adalah vonis kematian:
“Jika kau datang untuk menyaksikan…
Maka saksikanlah kematianmu hari ini juga.”
ZLAAZZZZZ
jurus ke empat pedang kegelapan tangisan kegelapan, Siluet badai kegelapan keluar dari bilah pedang kegelapan, secepat kilat badai tangisan kegelapan melesat kilat menghantam tubuh yualian tengah menahan tekana dari aura dewa perang ,,
Namun sedetik kemudian ,,,
Trangggg benturan benda keras terdengar, yualian mengeluarkan artefak untuk menahan keganasan pedang kegelapan,,
Setelah benturan kedua pusaka tersebut badai energi menggila berputar di pusat benturan mengakibatkan kawah besar menganga, ,,
Lalu pusaran energi itu meldak mengakibatkan yualian terpental ratusan meter dari tempat semula,,
Sedangkan xio lun yang kesadaranya di ambil alih dewa oerang masih berdirikokoh ditengah kawah bekas ledakan energi dari kedua benturan pusaka,,,,,
Yualian berusaha bangkit dan mengumpat lirih
Bedebah bajingan kecil ini,,,