Dua remaja tsundere yang beranjak dewasa, memiliki cerita hidup yang kelam masing masing dan dipertemukan oleh takdir.
Dengan status sosial yang bagaikan langit dan bumi, melewati lika liku percintaan di sekolah yang bergejolak.. akankah mereka berakhir bahagia?
Selamat menikmati kisah mereka !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElizabethMelyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tersesat
Siang hari di kantin saat jam makan siang..
Seperti biasa Anna makan menyendiri, sedangkan dari kejauhan tampak Lexi terus melihat Anna karena khawatir.
Namun perkataan Anna kemarin membuatnya ragu untuk mendekat..
Ia merasa bingung, apakah perundungan yang semakin menjadi jadi ini adalah akibat dari perbuatan nya yang bersikap baik kepada Anna sejak awal.
Tak lama kemudian sekelompok siswa baik laki laki maupun perempuan berjumlah 6 orang mulai mendekati Anna tentu nya dengan tujuan tidak baik.
" Hmm.. " Anna pun menghela nafas mempersiapkan diri dalam diam nya.
" Wah wah wah.. Lagi enak makan ya. "
" Makan yang banyaak Anna.... " Kata seorang murid pria menumpuk makanan dengan tidak sopan di piring Anna.
" Benar.. Selagi bisa makan enak, makan yang banyak. "
Semua pun menertawakan Anna yang dipermalukan.
" Ah.. Jangan lupa, kuah nya. "
Lanjut seorang murid lain menuangkan softdrink di nasi Anna hingga mengotori seragam Anna.
Dan Anna hanya bisa menahannya.
" Aku tidak peduli, aku sudah tidak tahan lagi. " Gumam Lexi mengambil langkah berani menghampiri mereka yang sedang bersenang senang merundung Anna.
Dengan geram nya, Lexi mencengkeram tangan siswi yang sedang menumpahkan softdrink ke piring Anna.
" Hentikan !!! " Sahut Lexi dengan wajah menahan emosi nya.
" Kalian ingin berurusan dengan ku ya? " Ancam Lexi dan langsung mengintimidasi mereka.
" Kali ini aku tidak akan diam.. Jangan menguji ku. " Lanjut Lexi mengancam demi melindungi Anna.
PRaanggg
Terdengar suara seseorang melempar piring dengan santai nya.
Robi si perundung telah kembali dari hukuman skors nya.
" Ternyata.. bajingaan ini masih saja jadi sok pahlawan. " Sahut Robi menghampii mereka memperkeruh suasana.
Lexi pun tersenyum sinis melihat kedatangan Robi.
" Apa sebenarnya yang membuat mu istimewaaa.. " Gumam Robi sambil menatap tajam ke arah Anna.
Dan seketika Lexi bergeser menutupi Anna dengan tubuh atletis nya.
" Bicara saja dengan ku. Jangan berulah. " Kata Lexi memperingatkan.
Namun hal ini semakin menarik bagi Robi, ia pun seperti melihat sebuah celah baru untuk mengganggu Lexi.
Robi tanpa ragu dan dengan cepat menarik tangan Anna mendekat padanya.
" Brengseeekk. " Umpat Lexi marah.
Robi pun menjauh beberapa langkah dari Lexi sambil merangkul tubuh Anna dari belakang seperti menjadi sandera.
" wow.. wow.. wow... Keren sekali. " Ejek Robi.
Ia pun semakin memancing kemaran Lexi, tangan nya dengan lancang mulai melecehkan Anna.. Dan perlahan meraba bagian tubuh Anna, yaitu bagian dada.
Melihat perbuatan yang mulai keterlaluan, Anna yang sangat muak pun tidak tinggal diam..
Ia menggigit tangan Robi hingga lepas dari pelukan nya dan menendang kaki Robi sekeras mungkin.
" Dasar brengseekkk.. Jangan sentuh aku. " Umpat Anna dengan berani sambil menatap tajam ke arah Robi.
ia pun bergegas pergi meninggalkan kericuhan itu dan membersihkan diri di kamar mandi.. Karna noda noda bekas makanan di seragam dan wajah nya.
Lexi pun tersenyum lega melihat Anna yang berani melawan tanpa rasa takut.
Beberapa saat kemudian, Anna keluar dari kamar mandi wanita dan terkejut melihat Lexi yang sudah ada di dekat pintu menunggu nya.
" Kamu baik baik saja? " Tanya Lexi to the point.
" Seperti yang kamu lihat, aku baik baik saja. Pergilah. " Jawab Anna.
" Kenapa kamu tidak melawan mereka seperti barusan? Kenapa kamu hanya diam selama ini.. " tanya Lexi.
" Karna aku tidak kaya seperti mu.. Aku bukan orang terhormat seperti mu.. Aku tidak punya hak khusus seperti mu.. Apa kamu puas? Sekarang pergilah.. Jauhi aku dan tidak usah ikut campur. " Jawab Anna menegaskan, karna kehadiran Lexi hanya membuatnya semakin di rundung.
Namun Lexi menarik tangan Anna dan membuat langkah nya berhenti.
" Aku... Ingin berteman dengan mu.. Tidak peduli status sosial mu, berapa banyak uang mu dan apapun itu. " Jawab Lexi membuat hati Anna berdebar.
" Kenapa? Kenapa kamu bersikap seperti ini padaku? " Tanya Anna.
" Entahlah.. Aku juga tidak yakin.. Sejauh ini aku hanya melakukan apapun sesuai hati nurani ku. " Jawab Lexi dengan santai nya sambil menatap kedua mata Anna.
Waktu menunjukkan jam 3 sore, jam pelajaran terakhir pun ditutup dengan tugas kelompok tentang sains.
Per kelompok terdiri dari 4 orang, Amanda pun tidak ingin melepaskan kesempatan untuk mendekati Lexi.
" Kita jadi 1 kelompok ya? " Tanya Amanda dengan segera setelah guru meninggalkan ruangan.
Lexi pun tidak memberi jawaban, tetapi malah melihat ke arah Anna yang sendirian.. Tidak ada satu pun yang mengajak nya dalam kelompok belajar.
" Sepertinya, kamu bisa cari yang lain. " Jawab Lexi hendak menjauh dari Amanda.. Namun tangan nya di tahan oleh Amanda.
" Kamu mau mengajak Anna? " Tanya Amanda to the point.
" Hei.. Apa maksud mu.. " Bisik teman Amanda tampak keberatan.
" Diam saja.. Ikuti saja permainan ku. " Bisik Amanda uang ternyata punya rencana jahat.
" Kamu bisa mengajak Anna masuk kelompok kita. " Sahut Amanda tiba tiba.
Tanpa ragu Lexi pun menghampiri Anna.
" Ayo.. Bergabung bersama ku. " Kata Lexi.
" Tidak usah, aku bisa sendiri. Aku hanya akan mengganggu kalian. " Jawab Anna sambil melihat ke arah Amanda, karna ia tahu bahwa mereka tidak mungkin berada dalam satu kelompok.
" Jangan khawatir, ada aku. Aku akan melindungi mu. " Kata Lexi dengan senyum nya yang lembut sambil menggenggam tangan Anna.
Jantung Anna pun kembali berdebar untuk yang kedua kalinya di hadapan Lexi.
Akhirnya kelompok belajar mereka pun terbentuk.
Mereka saling bertukar nomor ponsel untuk memudahkan dalam berkomunikasi dan menentukan waktu serta tempat untuk berdiskusi bersama.
Dan Amanda pun mengambil alih tugas sebagai ketua kelompok dengan mengkoordinir semua nya.
Malam hari nya, Anna naik bus kota menuju sebuah cafe untuk memgerjakan tugas kelompok bersama.
Ia mengikuti arahan dari Amanda yang mengirimkan lokasi nya.
Namun saat tiba di sana, Anna merasa aneh.. ia merasa tidak berjalan pada tempat yang semesti nya..
Banyak deretan bar dan club tempat nongkrong anak anak nakal sepanjang ia berjalan mengikuti maps.
Sejenak ia berhenti dan memastikan kembali, ia pun mulai curiga dan mencoba menghubungi Lexi.. Orang yang saat ini ia percaya.. 2x 3x namun tak kunjung mendapat jawaban.
Anna yang berpakaian casual saat itu, dengan tas punggung yang Lexi berikan.. Memutuskan untuk berjalan kembali ke halte bus, menjauhi area yang semakin terlihat tidak kondusif.
Banyak anak anak nakal yang keluar masuk ke club dan bar disana..
Anna juga sering mendapat cat calling dari pemuda pemuda disana yang membuat nya makin takut.
Di tengah perjalanan nya, 4 orang lelaki menghadang nya dan mereka adalah Robi dkk.
" Halooo... Anastasia. Apa kamu tersesat. " Ucap Robi sambil meniupkan asap rokok nya ke wajah Anna.
" Aku tidak ada urusan dengan kalian. " Jawab Anna mencoba menjauh, namun teman teman Robi menahan tangan Anna.
" Jangan terburu buru.. Kita ber senang senang dulu. "
Sahut Robi sambil membawa paksa Anna masuk ke salah satu bar yang ramai dengan anak anak nakal.
Peminum, perokok dan juga pemakai narkoba.