Di usia mudanya, Falya terpaksa menjadi tulang punggung keluarga. Padahal sebelumnya kehidupannya sangat sempurna. Tapi karena kesalahan fatal ayahnya, akhirnya ia dan keluarganya menanggung beban yang sangat berat.
Dan suatu hari,ia tak sengaja bertemu dengan sosok arwah penasaran yang justru mengikutinya ke mana pun dia pergi.
Siapakah sosok itu sebenarnya? Dan seberapa kuatnya seorang Falya menjalani kehidupannya???/
########
Untuk pembaca setia tulisan receh mak othor, mangga....di nikmati. Mohon jangan di bully. Mak othor masih banyak belajar soalnya. Kalo ngga ska, skip aja ya! Jangan di ksaih bintang satu hehehehe
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19
Hendra mengalami mimpi buruk lagi untuk kesekian kalinya. Mimpi itu terus muncul hampir setiap hari bahkan mungkin seperti tak ada jeda untuk melupakannya barang sejenak. Hingga, seringkali Hendra terjaga dari tidurnya
Kejadian hampir satu setengah tahun silam itu kembali mengorek luka dan rasa bersalahanya. Luka yang menyakitkan untuknya juga keluarganya terutama luka kehilangan istri tercinta.
Malam itu....
Hendra merupakan salah seorang pengusaha yang bergerak di bidang bahan bangunan. Ia menyuplai barang kebutuhan bangunan yang memang sudah menjalin kerja sama dengan banyak kontraktor dari perusahaan-perusahaan besar.
Dia menghadiri sebuah undangan pertemuan di salah satu club. Selama ini hidupnya lurus-lurus sja, baru kkali ini menginjakkan kakinya ke sana. Sesampainya di sana, obrolan panjang pun terjadi. Sebagai kaum menengah yang tentu masih di bawah mereka, Hendra cukup insecure. Tapi bagaimana pun juga ia berusaha untuk mengimbanginya.
Lelaki itu menyentuh minuman keras untuk pertama kalinya. Dan yang tidak ia ketahui\, reaksi tubuhnya justru seperti seseorang yang sangat membutuhkan penyaluran bir***. Tapi sang istri tidak ada di sana. Ia mencoba berpamitan untuk pulang\, tapi ternyata ada beberapa orang yang justru membawanya ke sbeuh ruangan di mana ruangan itu sudah terisi beberapa pria yang jauh lebih muda darinya.
"Lepas pakaiannya!'' perintah salah seorang laki-laki yang tidak ia ketahui siapa karena ia tak mengenalnya. Di tambah lagi kondisinya yang mabuk juga terpengaruh sesuatu yang ia minum.
Hendra meronta saat mereka melucuti pakaiannya. Tapi ia tak bisa melawannya karena jumlah mereka yang cukup banyak.
Hendra di dorong paksa untuk menempelkan tubuhnya pada sosok laki-laki bertatoo yang sedang tertelungkup di atas sofa. Hendra terus meronta karena seingin apa pun ia butuh pelepasan, dia hanya butuh istrinya.
Ada yang menginstruksikan seolah Hendra sedang mencumbu pria bertatoo itu dan adegan itu berakhir beberapa saat. Hingga ada yang memasangkan kembali pakaiannya. Sayangnya, 'miliknya' harus benar-benar segera di tidurkan. Hendra pun berjalan sempoyongan keluar dari tempat laknat itu untuk segera pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, Hendra baru saja mengingat jika istrinya sedang takziah ke teman SMA nya dulu di temani oleh anak keduanya juga putranya. Hanya ada anak pertamanya yang ada di rumah itu.
"Hapah hah puhang??''
Hendra yang sudah tak bisa menahan diri pun dengan kesadaran yang tak seberapa melakukan perbuatan keji pada gadis yang memiliki kekurangan tersebut.
"Arggggg!!!!'' Hendra bangun dari tidurnya. Hampir setiap malam mimpi itu selalu datang. Rasa bersalah itu mungkin akan terus abadi hingga ajal menjemputnya nanti.
.
.
.
"Kak, jadi kakak libur kapan?'' tanya Gio. Falya yang sedang menyuapkan makanannya pun menoleh beberapa saat kemudian.
"Lusa! Kamu bilang sama Celin dan keluarganya!'' jawab Falya.
"Cuma kak Falya kan yang nemenin aku?'' tanya Gio. Falya kembali menatap adik satu-satunya itu.
"Kenapa cuma kakak? Ada kak Fida dan Kirey, Gio! Kamu lupa ada mereka?'' tanya Falya sedikit kesal. Dia tahu, Gio masih belum bisa menerima kenyataan bahwa kakak pertama mereka mengandung buah hati sang papa.
"Mereka itu orang asing kak!'' sahut Gio. Falya meletakkan sendoknya lalu menatap adik lelaki satu-satunya itu.
"Dengerin kakak! Kak Fida bukan orang lain. Dia kakak kita yang sayang sama kita sejak dulu, Gio!'' kata Falya mencoba memberi pengertian kepada remaja yang masih di usia labil itu.
"Tapi dia....''
"Gio, stop! Stop kakak bilang! Berhenti menyalahkan kak Fida! Cukup!'' kata Falya meraih tasnya juga piringnya lalu di bawa ke bak cuci piring. Ia sudah tak selera untuk melanjutkan sarapannya.
Moodnya akan susah kembali kalau sudah terlanjur jelek dari pagi seperti ini. Gio tak sanggup berkata-kata lagi, jika ia memberontak itu artinya ia akan kehilangan sosok yang menjadi pelindungnya.
Gio mengangkat piringnya yang akan di bawa ke dapur dan tanpa sengaja kedua matanya menatap Fida yang sedang kepayahan menjaga Kirey yang sangat aktif itu.Tapi setelah itu, ia memilih abai dan langsung ke dapur agar secepatnya bisa ke sekolah.
.
.
.
Falya melihat dari spionnya. Ada dua motor yang sepertinya sedang mengikut dirinya. Tapi ia berusaha berpikir positif. Bisa saja mereka satu arah kan???
Dan benar saja, saat Falya masuk komplek rumah sakit dan menuju ke gedung parkir, motor yang mengikutinya sudah tidak ada di belakangnya.
"Kenapa sih kahir-akhir ini aku jadi parno gini!'' monolog Falya. Lalu gadis itu merapikan cepolnya juga mskernya sebelum ia memasuki kawasan VVIP itu.
Setelah meletakkan tasnya, Falya pun tukar shift dengan suster Angel. Dan setelah itu, gadis itu pun masuk ke kamar Rayan. Di depan pintu ia mencoba menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Karena bersama Rayan di dalam ruangan itu pasti akan membuatnya ingat pada bang Zidan yang sudah meninggalkan dan melupakannya.
Tapi baru saja masuk, langkahnya terhenti melihat pemandangan yang entah kenapa membuat matanya sakit...bukan hanya mata, tapi lebih tepatnya hatinya yang sakit!!!
************
Terimakasih