NovelToon NovelToon
"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: PrinsesAna

Kisah menakjubkan tentang perpindahan Jiwa seorang Ratu Mafia ke dalam Tubuh seorang Gadis Cupu yang diabaikan dan direndahkan oleh keluarganya.
Gadis Cupu itu terus-menerus dianggap tidak berarti oleh keluarganya.
Namun semua hinaan dan pandangan meremehkan itu tak pernah mempu mematahkan semangat nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PrinsesAna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

Beralih ke Ara yang masih berada di sekolah, ia memasuki kelas dengan ekspresi datar dan dinginnya. Tatapan tajamnya membuat semua orang yang melihat menjadi merinding.

Begitu sampai di kelas, Ara langsung duduk di kursinya. Suasana dalam kelas terasa menciut akibat aura dingin yang dibawanya. Rupanya, ia masih terbawa emosi karena insiden di kantin.

"Ra, lo baik-baik aja kan?" tanya Manda dengan suara takut, melihat Ara tampaknya sedang dalam mode senggol bacok.

"Hmmm," jawab Ara sambil berdehem. Ia bersandar di kursi dan memejamkan mata, berusaha mengendalikan emosinya agar tidak meledak.

"Ya udah, Ra," balas Manda tanpa ingin memperpanjang percakapan. Ia khawatir berbicara lebih lama justru akan membuat Ara semakin kesal, seperti yang pernah terjadi sebelumnya dengan Arga.

Hanya membayangkannya saja sudah membuat Manda bergidik ngeri.

Tak lama kemudian, guru masuk ke kelas dan memulai pelajaran. Semua murid, termasuk Ara, mendengarkan arahan yang diberikan.

Singkat cerita, jam pelajaran pun selesai. Murid-murid berdesakan keluar untuk pulang, kecuali Ara yang tetap duduk diam di tempatnya. Ia menunggu hingga situasi sepi karena tidak suka berbaur dalam kerumunan.

"Ra, lo beneran baik-baik aja kan? Gue beneran khawatir sama lo," ucap Manda dengan nada cemas. Bagaimanapun juga, Ara adalah sahabatnya, dan ia tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa sahabatnya itu.

"Gue beneran nggak apa-apa. Makasih udah khawatirin gue, tapi gue serius, gue baik-baik aja," jawab Ara sembari memandang Manda dengan tatapan meyakinkan. Ara bisa melihat dengan jelas betapa pedulinya Manda terhadap dirinya.

"Ya udah deh, yuk pulang. Udah mulai sepi tuh," ujar Manda sambil tersenyum pada Ara.

"Hmmm," jawab Ara sambil bangkit berdiri mengikuti Manda keluar kelas.

Mereka berjalan berdua menyusuri koridor yang kini sudah lengang karena sebagian besar siswa telah pulang. Sepanjang perjalanan menuju parkiran, Manda terus berceloteh mengenai berbagai hal. Ara hanya merespons dengan anggukan atau senyuman tipis. Sikap riang Manda seperti ini membuat Ara teringat pada sahabat lamanya ketika ia masih menjadi Alea.

"Wah, bestie gue makin keren aja nih! Gue nggak nyangka lo bisa jago bawain motor gede kayak gini, Ra!" seru Manda kagum saat melihat Ara menaiki motor sport besar.

"Ara gitu dong," balas Ara dengan gaya santainya yang sedikit arogan. Ia bertekad untuk tidak lagi menunjukkan sikap dingin pada Manda. Sebagai sahabat sejatinya, Manda selalu peduli dan menyayangi Ara apa adanya.

"Yah nggak jadi deh gue muji lo, Ra. Baru dipuji aja udah songong," keluh Manda kepada Ara.

"Terserah lo deh. Sekarang lo mau pulang sama siapa? Udah ada yang jemput atau gimana?" tanya Ara karena tampaknya Manda tidak membawa mobilnya.

"Ah iya, Ra. Gue lupa. Mobil gue lagi diservis, sopir juga lagi cuti. Jadi boleh dong gue numpang sama bestie gue," jawab Manda sambil cengengesan.

"Iya, iya. Cepetan naik, atau gue tinggal nih," sahut Ara sambil menyalakan motornya.

"Ya, ya. Sabar dong, Ra. Tega banget ninggalin sahabat lo yang cantik dan baik hati ini," ujar Manda seraya bersiap naik ke motor Ara. Ia sedikit kesulitan karena motor Ara cukup tinggi. Sebelum naik, Manda sudah mengikat jaketnya di pinggang untuk menutupi pahanya, sementara Ara lebih dulu sudah mengganti roknya dengan celana.

"Buset, Ra. Susah amat naik motor lo," gerutu Manda kesal setelah berhasil naik.

"Makanya tinggiin dikit badan lo biar nggak susah," balas Ara ketus.

"Gue udah tinggi, ya. Itu motor lo aja yang ketinggian," jawab Manda tak kalah kesal.

"Udah, kan. Sekarang kita jalan," ucap Ara dari balik helm full-face-nya.

"Oke, bestie. Gas!" balas Manda dengan semangat.

Motor Ara pun meraung meninggalkan parkiran sekolah yang sudah sepi. Ara membawa motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, niatnya sekalian ingin mengerjai Manda.

"WOI, Ra! Pelan-pelan! Gue belum mau mati!" teriak Manda sambil memeluk erat Ara dari belakang.

Ara hanya tertawa geli karena berhasil mengerjai sahabatnya.

"Aduh, Mak! Gue belum mau mati! Mana gue jomblo lagi! Aduhh... Ra, pelan-pelan dong!" seru Manda, masih meneriaki Ara yang tetap santai melaju kencang dengan motornya.

Tak lama kemudian, mereka sampai di depan rumah Manda. Ara memang sudah hafal arah rumah Manda dari ingatannya sebelumnya.

"Oi, udah sampai. Mau sampai kapan lo meluk-meluk gue gitu?" tanya Ara sambil melepas helmnya.

Manda yang baru sadar mereka sudah sampai langsung turun dari motor dengan wajah masam.

"Lo bener-bener ya, Ra. Mau bikin gue mati?" omel Manda sebal kepada Ara.

"Hahaha! Lo kenapa rambutnya acak-acakan banget begitu? Udah kayak orang gila saja," ujar Ara sambil tertawa puas melihat penampilan Manda yang berantakan.

Senang banget ya lihat gue menderita, mana gara-gara lo juga bawa motor kayak lagi nge-prank malaikat maut. Kalau gue mati gimana? Mana gue jomblo pula, ujar Manda sambil terus ngoceh karena Ara menertawainya.

Cup, cup, cup, udah sana masuk, gue mau balik dulu, hahaha, sahut Ara di sela tawanya.

Iya, iya, lo hati-hati ya, Ra. Makasih udah mau anterin gue, tapi besok-besok nggak lagi deh, ngeri gue suer, kata Manda sambil merinding membayangkan betapa ngebutnya Ara mengendarai motor.

Udah sana, huss! Pulang aja lo, gue mau masuk, sahut Manda sambil mengibas-ngibaskan tangannya seperti mengusir Ara.

Hahaha... iya, gue jalan dulu, jawab Ara sambil mengenakan helm fullface-nya.

Bye-bye, Ara! teriak Manda keras-keras.

"Tin tin!" Ara hanya membunyikan klakson sebagai jawaban sebelum memacu motornya menjauh dari rumah Manda.

Hari ini Ara memang sudah merencanakan untuk bertemu teman-teman lama yang pernah dekat dengannya saat masih menjadi Alea. Semalam dia sudah menghubungi mereka dan sepakat untuk bertemu hari ini. Namun sebelum itu, Ara mampir ke apartemennya untuk mengganti pakaian terlebih dahulu. Setelah selesai bersiap, dia langsung menuju tempat mereka janjian.

Sesampainya di kafe, Ara memilih meja kosong dan segera duduk. Ternyata teman-temannya belum tiba.

Mau pesan apa, Kak? tanya pelayan kafe dengan ramah.

Saya pesan jus jeruk satu sama cake keju satu, Mbak, jawab Ara menyebutkan pesanannya.

Ada tambahan lainnya, Kak? tanya pelayan sambil mencatat pesanan tersebut.

Udah itu aja, Mbak, balas Ara singkat.

Baik, ditunggu ya, Kak, sahut pelayan kafe lalu pergi meninggalkan meja Ara.

Tak lama kemudian, tiga orang teman Ara datang dan langsung menghampirinya.

Silakan duduk dulu dan pesan minuman sama makanan kalian, ucap Ara mempersilakan mereka dengan nada dingin dan wajah datar.

Oke, jelasin sekarang apa maksud lo tahu tentang sahabat kita, Alea? tanya Jessika dengan sikap terburu-buru.

Tenang dulu. Nggak usah buru-buru. Pesan dulu minuman sama makanan baru gue jelasin, Jes, jawab Ara tanpa emosi dan tetap menunjukkan tatapan dinginnya.

Ketiganya merasa cara bicara dan tatapan mata Ara terasa begitu familiar. Namun, tanpa banyak bicara lagi, mereka memesan makanan dan minuman masing-masing. Setelah itu suasana terasa sunyi—semuanya duduk diam, termasuk Ara.

Bersambung..

1
Jeremiah Jade Bertos Baldon
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Deyana: Makasih ya kak..
total 1 replies
♥Kat-Kit♥
Ceritanya dapet banget.
Deyana: thanks banget kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!