NovelToon NovelToon
Perjalanan Menuju Surga Abadi

Perjalanan Menuju Surga Abadi

Status: sedang berlangsung
Genre:Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Morning Sunn

Di dunia di mana kekuatan spiritual menentukan segalanya, Yu Chen, seorang pelayan muda dengan akar spiritual abu-abu, berjuang di dasar hierarki Sekte Awan Hening. Di balik kelemahannya tersembunyi rahasia kuno yang akan mengubah takdirnya. Dari langkah kecil menuju jalan kultivasi, ia memulai perjalanan yang perlahan menantang langit itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morning Sunn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 8: Penguatan Qi dan Misteri Ruang Terlarang

Beberapa hari berlalu sejak kejadian di Ruang Refleksi. Sekte Awan Hening tampak berjalan normal, tapi Yu Chen tahu semuanya tidak benar-benar tenang.

Cao Feng masih belum muncul di pelatihan umum. Desas-desus mengatakan ia sedang “bermeditasi karena cedera,” tapi beberapa murid luar berbisik bahwa murid itu dihukum diam-diam oleh Tetua Ming karena bertarung di area terlarang.

Bagi Yu Chen, semua itu tidak penting. Yang terus berputar di pikirannya adalah cahaya biru yang muncul dari dinding batu hari itu—formasi yang seperti hidup, bergetar bersama detak jantungnya.

Setiap malam, ketika ia menutup mata, ia bisa mendengar gema samar dari bawah tanah.

“Pewarisku…”

Suara itu memanggilnya, lembut tapi mendesak.

Ia tahu ia harus kembali ke sana.

---

Sore itu, Yu Chen menerima tugas kecil di dapur sekte. Ia sengaja menunda pekerjaannya, membuat kekacauan kecil dengan menjatuhkan kendi air roh yang mahal. Air itu tumpah ke lantai, membuat pelayan lain menjerit panik.

Saat berita sampai ke pengawas, Gao Wen sendiri datang. Ia menatap Yu Chen dengan wajah tanpa ekspresi. “Kau lagi?”

Yu Chen menunduk sopan. “Saya ceroboh, Penjaga Gao.”

Pria itu menatapnya lama sebelum menghela napas pendek. “Kau tahu apa hukuman untuk kerusakan alat sekte?”

“Ruang Refleksi,” jawab Yu Chen pelan.

Gao Wen menatapnya sekali lagi, seperti bisa membaca pikirannya, tapi akhirnya hanya berkata, “Tiga hari. Setelah itu, kembali bekerja.”

Yu Chen menunduk dalam-dalam untuk menutupi senyumnya yang hampir muncul. “Saya mengerti.”

---

Malam itu, pintu berat Ruang Refleksi kembali tertutup di belakangnya. Udara di dalam masih lembap, tapi sekarang ia datang dengan tujuan.

Ia berjalan ke dinding yang dulu retak. Masih ada bekas samar cahaya biru di sana, tersembunyi di balik lapisan batu yang belum diperbaiki sepenuhnya.

Yu Chen duduk bersila di depannya, meletakkan telapak tangan di atas permukaan dingin itu, dan memusatkan napas.

Kristal di dadanya mulai berdenyut lembut, memancarkan cahaya ungu samar. Resonansi segera terjadi—udara di sekitar bergetar, dan formasi itu menyala kembali, kali ini lebih terang dari sebelumnya.

Simbol-simbol kuno muncul, membentuk lingkaran yang berputar pelan. Dalam cahaya biru-keemasan itu, ia mendengar suara raungan naga samar di telinganya.

Lalu, di tengah pusaran cahaya, muncul bayangan samar: sosok pria berjubah panjang, wajahnya kabur tapi suaranya bergema jelas.

“Kau membuka segel tahap pertama. Teknik Naga Mengubah Tulang hanyalah gerbang.”

“Jika kau ingin melangkah lebih jauh, dengarkan dan rasakan. Inilah ‘Kitab Naga Langit’—jalan yang mengubah Qi menjadi esensi naga sejati.”

Cahaya itu masuk ke tubuh Yu Chen seolah terserap ke dalam Dantian. Ia merasakan gelombang energi luar biasa mengalir di seluruh tubuhnya, mengguncang setiap saluran Qi.

Rasa sakit datang seketika, membuat napasnya terputus. Tapi di tengah penderitaan itu, ia melihat jalur-jalur energi di tubuhnya terbuka satu per satu, seperti sungai yang dibendung terlalu lama.

Qi-nya berputar lebih cepat, membentuk pusaran padat di pusat Dantian—tanda bahwa ia melangkah ke tahap baru dalam kultivasi.

Tubuhnya bergetar hebat, peluh mengalir deras, tapi ia tidak berhenti. Cahaya naga ungu keemasan membungkus dirinya, mengalir seperti sisik hidup yang menari di udara.

Beberapa saat kemudian, semuanya mereda. Ia membuka mata, dan napasnya terasa lebih ringan.

Tahap 3: Pemadatan Qi.

Ia menatap dinding di depannya—formasi sudah redup, tapi simbolnya masih terlihat samar. Di bagian tengah, ukiran kecil berbentuk naga melingkar muncul, seolah menunggu disentuh.

Yu Chen mengulurkan tangan, tapi tiba-tiba terdengar suara langkah dari luar ruangan. Ia segera memadamkan cahaya dari kristalnya dan menyingkir dari dinding.

Pintu terbuka sedikit. Cahaya lentera menyorot wajah Gao Wen.

“Kau belum tidur?”

Yu Chen menunduk cepat. “Saya sedang merenung, Penjaga Gao.”

Pria itu menatap ruangan sejenak, lalu masuk. Matanya menyapu dinding, tapi tak ada tanda cahaya yang tersisa.

“Aneh… aku merasa aliran Qi di sekitar sini berubah.”

Yu Chen tidak bergerak. “Mungkin karena malam ini udara agak tebal, Penjaga Gao.”

Gao Wen menatapnya lebih lama daripada biasanya, lalu akhirnya mengangguk kecil. “Tiga hari. Jangan buat alasan untuk tinggal lebih lama dari itu.”

Setelah ia pergi, Yu Chen menghela napas panjang, menatap kembali ke dinding yang kini tenang.

“Formasi ini… menyembunyikan sesuatu yang jauh lebih besar daripada sekadar teknik.”

Ia menyentuh kristal di dadanya. Denyutannya kini sinkron dengan Qi di tubuhnya, stabil dan kuat. Untuk pertama kalinya, ia merasa memiliki kendali atas energi naga itu.

Ia tahu risikonya besar jika ketahuan, tapi ia juga tahu—di dunia di mana kekuatan menentukan segalanya, tidak ada jalan mundur.

Malam berikutnya, ia kembali ke Ruang Refleksi dengan alasan yang sama: “merenung.”

Setiap malam, ia menyerap sedikit demi sedikit dari energi formasi, memperkuat saluran Qi-nya hingga menjadi sekeras baja.

Dan pada malam ketiga, ketika ia membuka mata, cahaya biru dari dinding seakan meresponsnya lebih cepat daripada sebelumnya.

“Langit dan bumi terikat oleh formasi, tapi naga sejati tidak pernah tunduk pada keduanya.”

Kalimat itu bergema di kepalanya, membuat bulu kuduknya berdiri. Ia menggenggam Batu Roh terakhir di tangannya, menghancurkannya menjadi debu, dan membiarkan Qi-nya menyatu dengan pusaran naga di dalam tubuhnya.

Di langit luar, kabut sekte bergetar pelan, seolah merasakan kehadiran kekuatan baru yang bangkit diam-diam dari bawah tanah.

Yu Chen membuka mata, pupilnya berkilau keemasan sesaat sebelum padam lagi.

“Jika ini jalan rahasia menuju kekuatan naga,” katanya lirih, “maka aku akan berjalan di atasnya sampai akhir.”

Dan malam itu, untuk pertama kalinya, udara di Ruang Refleksi terasa hangat—seolah naga purba di bawah tanah tersenyum menatap pewaris barunya.

1
sitanggang
diawal namanya siapa berubah jd siapa 🤣🤣
sitanggang
buruknya terlalu banyak tingkatan dan namanya gak jelas
Nanik S
Jadikanlah cerita ini lebih hidup
Nanik S
NEXT
Nanik S
Darah boleh sama tapi perjalanan hidup dan waktu pasti berbeda
Nanik S
Cuuuuuuus#t
Nanik S
Akhirnya Mu Feng dan Bsi Luang pergi juga
Nanik S
Laaaanjutkan Tor
Nanik S
Ceritanya bagus tapi kurang hidup
Nanik S
Lanjutkan terus
Nanik S
Dunia Beku... berarti hamparan Es
Nanik S
Siapakah yang menatap Yu Chen diatas langit
Nanik S
Siap mengambil Kunci ke Tiga
Nanik S
Bai Luang.... ternyata msh mengejar Yu Chen
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
kalau bayangan Yu Chen bisa bertarung.. hebat sekali seperti Klon
Twilight: terimakasih ya kak sudah membaca novel saya😄🙏
total 1 replies
Nanik S
Mu Feng apakah masih mengejar lagi
Nanik S
Sungguh bagus ceritanya
adi ambara
dalam tak sedar..dirinya sombong yg tak kelihatan walau dirinya sendiri...org yg sombong tak bisa berfikiran jernih..
Nanik S
Naik Tingkat... Yu Chen.. musuhmu selalu mengejsrmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!