NovelToon NovelToon
Not Young Papa

Not Young Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:21.3k
Nilai: 5
Nama Author: Phopo Nira

Bukannya mendapat ucapan selamat dan pujian, karena telah berhasil menyelesaikan study nya. Kayvaran Cano Xavier malah langsung diberikan misi penting oleh papahnya untuk menyelesaikan masalah di salah satu cabang perusahaan yang ada di Negara X, lebih tepatnya Kota Xennor. Akan tetapi, ini bukan masalah bisnis melainkan persaingan wilayah dengan beberapa klan mafia yang ada di sana.

Namun, bukan itu letak permasalahan utamanya untuk Kay. Melainkan sang adik Axelion Cano Xavier yang masih berusia 8 tahun yang diam-diam menyelinap naik ke pesawat yang akan mengantarnya ke Kota Xennor tanpa diketahui oleh siapapun. Kay menyadari keberadaan sang adik saat pesawat sudah hampir setengah perjalanan.

“Eeeh … orang utusan Tuan Luca ternyata Papah muda! Lihat, anaknya menggemaskan sekali!”


Setibanya di perusahaan dia malah dikira sebagai karyawan biasa dan bahkan dibilang Papah muda karena Axel memanggilnya Papa?

Apakah Kay bisa menyelesaikan misinya sembari menjaga sang adik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Permintaan Bertemu

Sontak kewaspadaan Axlyn seketika semakin bertambah. Dengan langkah yang hati-hati, nyaris tidak menimbulkan bunyi Axlyn membuka gerbang rumahnya perlahan dan mulai berjalan masuk menuju rumahnya. Dan rupanya pintu rumahnya bahkan tidak terkunci lagi yang membuat Axlyn semakin merasa tegang.

“Sepertinya ada seseorang di dalam,” gumam Axlyn, dia lantas mengambil sebilah kayu balok yang ada di sekitar rumahnya sebagai senjata sekaligus pertahanan dirinya. Sebab dia tidak tahu senjata seperti apa yang dibawa oleh orang yang menyelinap masuk ke dalam rumahnya itu.

Dengan langkah yang semakin hati-hati, Axlyn memberanikan diri untuk memasuki rumahnya itu. Dia memasang sikap waspada, bersiap menyerang begitu masuk.

Namun, rupanya apa yang Axlyn pikirkan tidak benar saat dia melihat keberadaan seseorang yang sangat dia kenal sedang menunggunya di ruang tamu.

“Kak Sherin?”

Terlihat sang Kakak tengah menunggunya dengan sebuah kue tart kecil dan sebuah lilin yang menyala di atasnya. Axlyn yang baru saja masuk, tiba-tiba dikejutkan dengan suara sang Kakak, “Selamat ulang tahun, Axlyn!”

Axlyn lantas tersenyum dengan kejutan kecil yang diberikan Kakaknya seraya berkata, “Terima kasih atas kejutannya. Aku bahkan lupa tentang hari ulang tahunku sendiri, tapi kapan Kakak pulang?”

“Tadi siang Kakak sampai di rumah, tapi kau malah tidak ada. Padahal aku dengar kau kembali di skors oleh atasanmu karena mencoba menyelesaikan kasus orang hilang itu lagi?” ujar sang Kakak yang bernama Claudia Sherin, seorang penyanyi yang cukup populer di Negara X.

“Emm, aku memang di skors selama satu bulan ini. Karena tugas polisi memang membantu masyarakat, tapi sepertinya keberadaan polisi di Kota Xennor tidak berguna sama sekali.” Jelas terdengar ada nada kesedihan dari cara bicara Axlyn.

“Sudah ‘lah, bagaimana kalau kau tiup lilinnya lebih dulu dan sembari memanjatkan doa yang terbaik.”

Sherin tahu kota Xennor, kota yang menjadi tempat kelahirannya dan sang adik memang seperti tidak harapan untuk menjadi kota yang jauh dari tindak criminal.

Meski begitu dia selalu mendukung keinginan sang adik yang ingin menjadi polisi dan juga mengamankan Kota Xennor dari para mafia dan gangster yang berkuasa atas kota tersebut.

“Apapun yang terjadi aku akan membuat Kota Xennor menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk ditinggali oleh semua orang. Akan aku musnahkan mereka yang telah menjadikan kota ini menjadi markas Mafia dan juga Gangster yang menimbulkan ketakutan bagi semua orang. Akan aku buktikan di masa depan bahwa tugas polisi adalah melindungi masyarakat, menciptakan lingkungan yang aman dan damai.”

Rupanya Axlyn masih saja mengucapkan doa yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya yang membuat Sherin hanya bisa tersenyum bangga dengan tekad baik adiknya itu. Sepertinya Axlyn tidak akan pernah melupakan bagaimana kedua orang tua mereka meninggal hari itu oleh para mafia dan gangster. Itulah salah satu alasan mengapa Axlyn bersikeras untuk menjadi seorang polisi.

“Masih doa yang sama rupanya,” ujar Sherin begitu Axlyn selesai meniup lilinnya.

“Hmm, tapi kali ini sepertinya aku akan berhasil, Kak! Karena aku menemukan seseorang yang bisa melawan para mafia dan gangster itu.” Mendengar perkataan Axlyn, spontan Sherin menghentikan kegiatannya mengambil beberapa lauk untuk sang adik.

“Axlyn, tidak bisakah kau berhenti dan ikut Kakak saja tinggal di kota lain? Kini Kakak hanya memilikimu saja di dunia ini, jika terjadi sesuatu padamu. Maka Kakak ….”

“Kak, tidak akan terjadi apapun padaku. Percaya ‘lah, aku pasti bisa jaga diri di sini dan juga mencapai keinginanku selama ini,” sela Axlyn jelas memahami kekhawatiran Kakaknya.

Jika sudah seperti ini, maka Sherin tidak akan berhasil untuk membujuk adiknya agar ikut bersamanya. Sherin hanya bisa menghela napas parah dengan tekad dan sikap keras kepala Axlyn yang ingin sekali memperjuangkan Kota Xennor disaat orang lain lebih memilih pasrah atau meninggalkan kota tersebut seperti dirinya.

“Ya, sudah! Kakak memang tidak bisa memaksamu, tapi kau harus tetap berhati-hati. Lalu siapa orang yang kau maksud barusan?” Sherin mengalihkan topik pembicaraan.

Axlyn pun mulai menceritakan tentang Kay sesuai yang dia ketahui. Mereka terus berbincang sembari menikmati hidangan yang sudah Sherin persiapkan sebelumnya untuk merayakan ulang tahun sang adik.

...****************...

Sampai waktu dengan cepat berlalu, dimana sang rembulan kini telah digantikan oleh keberadaan sang mentari.

Rupanya Kay dan Axel lagi-lagi memilih menginap di perusahaan, meskipun Joseph sudah mempersiapkan sebuah Mansion dengan keamanan ketat. Sebab Kay harus mencaritahu lebih banyak informasi yang berkaitan dengan musuh-musuhnya yang harus dia hadapi. Beruntung keberadaan Axel cukup membantu, sehingga dia bisa menangani semuanya.

Tok … Tok …

Baru saja Kay mendudukan dirinya di kursi, suara ketukan pintu langsung terdengar dari luar. Kay lantas menghela napas panjang sebelum mengijinkan orang diluar masuk ke dalam ruangannya. Jangan tanyakan Axel dimana, dia masih tertidur pulas setelah ikut Kay bergadang semalam.

“Tuan Kay, kami baru saja mendapatkan surat dari mereka.”

Rupanya itu Yasmin yang datang untuk menyampaikan surat yang baru saja masuk. Namun, karena melihat logo yang tertera Yasmin tahu bahwa surat-surat itu berasal dari Organisasi, klan dan juga kelompok gangster yang bersinggungan dengan perusahaan mereka belakangan ini. Sehingga dia langsung menyampaikan surat tersebut kepada Kay selaku pimpinan mereka saat ini.

“Organisasi Black Angel! Gangster Devil Shadow! Klan Dark Blood! Klan Death Master dan beberapa kelompok kecil lainnya mengajukan sebuah pertemuan denganku secara langsung?”

Kay cukup terkejut dengan permintaan bertemu secara resmi itu. Sampai akhirnya Kay menyadari satu fakta kalau identitasnya yang sebenarnya sepertinya sudah diketahui oleh musuh. Karena itulah mereka tidak berani bertindak sembarangan padanya.

“Sepertinya mereka sudah mengetahui identitasku yang sebenarnya? Maka dari itu, aku semakin tidak boleh bertindak gegabah. Aku butuh Paman Max dan Paman Matt untuk membahas tentang pertemuan ini lebih dulu. Karena aku tidak bisa memprediksi dengan pasti apa yang mereka rencanakan,” ujar Kay dalam hatinya.

“Benar, Tuan Kay! Kami pun terkejut, karena selama ini langsung saja menyerang dan membunuh siapapun yang Tuan Luca kirim ke kota ini. Mungkin karena mereka terus gagal ….”

“Tidak, bukan karena mereka gagal membunuhku melainkan karena mereka sudah mengetahui identitasku yang sebenarnya.” Sela Kay menyanggah dugaan Yasmin yang salah besar, “Tunggu? Apakah kalian juga sudah mengetahui siapa aku sebenarnya? Pa …maksudnya apakah Tuan Luca memberitahu kalian siapa aku?” Kay baru teringat bagaimana Yasmin dan yang lainnya menganggapnya selama ini.

Jika musuh saja bisa dengan mudah mengetahui identitasnya yang sebenarnya. Kemungkinan besar anak buah Papahnya juga sudah mengetahui lebih dulu bahwa dia adalah putra sulung dari Luca dan Ashlyn. Lalu Axel bukan anaknya, melainkan adik kandungnya dan mungkin saja mereka hanya berpura-pura tidak mengetahui kebohongannya sejak awal.

Bersambung ….

1
Ade Irmayanti
lanjutkan kak,
karyamu keren
Anonymous
aku sdh ikutin ceritanya dari anak kembar mafia, bagus banget
Arnes Tia24
keren abis klu cerita dr author stu in gak ad bosan nya👍👍
Setiya Wulandari
akir nya novel kesukaan aku muncul makasih kakak phopo maaf ya baru kasih reting sekarang 🥺🥺🙏🙏
aq seneng banget gk sabar untuk episode selanjutnya, Oh iya kak spil cucu nya Levi dan luci ya kak ya nanti dan kangen juga sama trío somplak ( Félix, jaydon, sama Levi)
Mira Hastati
bagus
Mimih Harist
udh encok eyang levi😄
Dwi Rustiana
duo m emang selalu kocak Levi bgt emang duo m ini suka memancing emosi 🤣🤣🤣
Dwi Rustiana
mau menargetkan cucu kesayangan iblis neraka siap2 aja dipanggang di kerak bumi g sabar bgt mau setor nyawa ternyata
@pry😛
gas kn paman.. aq bc ny meri dig
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣
@pry😛
moga kau mt
@pry😛
gk yakn🤣
@pry😛
kok bs di like
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 aaaa cemen tu pinggang
@pry😛
keren ded... aq sk gy mu gas kn❤🤣🤣
@pry😛
aaaaa sayg ku dtg
Mulaini
Spencer karena dirimu ingin menguji kemampuan mu dan menargetkan si Kay jadi berjuanglah hehehe...
Lisa Halik
🤣🤣🤣🤣dua2 gila max matt
Cindy
lanjut kak
Desyi Alawiyah
Malah berdebat 🤣🤣🤣🤣

Pasti Luca dan yang lain lagi ketar ketir nih, mereka pasti tahu, Kay dalam bahaya...

Semoga Kay dan yang lain selamat deh...🙏🙏🙏
Desyi Alawiyah: Kalo Luca emang ngga terlalu jago bela diri, Kak... Luca lebih tertarik di bidang IT dari kecil...

Beda sama Lucia, bahkan waktu kecil Lucia udah dapat penghargaan dalam hal bela diri...
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!