Rio Baswara diceraikan istrinya karena dianggap bangkrut dan gagal. Satu hari kemudian, dia dapat sistem informasi paling akurat. Seminggu setelahnya, dia jadi miliarder.
Mantan istri yang sombong kini hanya bisa menangis menyesal. Sementara Rio sibuk bangun kerajaan bisnis dan dekat dengan adik kandung mantannya yang jauh lebih baik—cantik, baik hati, dan setia.
Saatnya dunia tahu, pria yang mereka remehkan kini jadi penguasa baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chal30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32: INFORMASI BARU DAN HARTA KARUN TERSEMBUNYI
Mereka udah lama jadi suami-istri. Vanya jelas paham maksud Rio tanpa perlu dijelasin panjang lebar. Demi dapetin jawaban yang dia mau, Vanya terpaksa nurut, mau gak mau harus kooperatif, tapi Vanya salah perhitungan. Dia gak nyangka Rio setelah cerai berubah seratus delapan puluh derajat. Gak cuma ngajuin permintaan-permintaan yang keterlaluan, malah ada yang bikin Vanya terdiam total.
'Gila, ini cowok nganggep gue apa? Budak?!' pikir Vanya dalam hati sambil pasrah.
Tapi apa boleh buat? Vanya gak punya pilihan. Dia cuma bisa ngikutin aja mau Rio apapun. Putus asa banget soalnya.
Setelah melewati "pertempuran" yang panjang dan melelahkan, Rio akhirnya puas. Kalau sama Melati tadi, Rio masih nahan diri, soalnya dia sayang—itu "mobil baru" yang harus dijaga pelan-pelan, takut rusak kalau keburu agresif, tapi sama mantan istri? Rio gak ada ampun sama sekali. Semua yang belum tersalurkan di Melati, langsung dia lampiaskan habis-habisan ke Vanya.
Hasilnya? Vanya sekarang rebahan lemas di kasur kayak ikan mati di darat. Bahkan jari kelingking pun gak bisa digerakin.
Rio beresin baju sambil sesekali ngelirik Vanya yang masih ngos-ngosan di kasur.
"Kamarnya gue booking satu hari penuh. Lu bisa tidur sampe besok pagi kalau mau. Oh iya, saran gue sih, jauhin tuh si Tyas, jangan sampe lu dijual terus malah bantuin itung duitnya," ucap Rio dengan nada enteng sambil pasang ikat pinggang.
Vanya melotot ke arah Rio dengan tatapan penuh kebencian. Dia pengen banget bangkit, lompat, terus cakar muka Rio sampe babak belur, tapi badannya lemes total, gak ada tenaga sama sekali. Akhirnya dia cuma bisa natap Rio pergi dengan perasaan campur aduk—marah, kesel, tapi juga... sedikit lega?
Yang bikin Vanya paling kesel, jawaban yang dia cari dari awal gak didapet sama sekali. Rio kabur tanpa ngasih penjelasan apapun.
Setelah pintu kamar tertutup, Vanya makin kesel, napasnya kayak orang abis lari marathon.
'Gak bisa gini terus! Gue harus dapet kompensasi!' pikir Vanya sambil maksa diri duduk setelah istirahat beberapa jam.
Begitu tenaga sedikit pulih, Vanya langsung ambil ponsel. Dia mulai motret sekeliling kamar hotel dari berbagai sudut, terus foto pemandangan dari jendela yang menghadap ke gedung-gedung tinggi Jakarta.
Setelah puas foto-foto, Vanya upload semua ke Instagram sama Red Book dengan caption panjang yang penuh vibe "gaya hidup sosialita", tapi kali ini Vanya cerdik dikit. Dia blok Tyas dari liat postingannya, biar gak ketauan.
Rio sama sekali gak tau mantan istrinya lagi bikin drama di media sosial, soalnya Vanya juga blok Rio dari liat postingan itu.
Kiara sama Pak Surya dan Bu Ningsih sih liat, tapi mereka gak bakal cerita ke Rio. Malah mereka makin kesel sama Vanya. Pada mikir, 'Anak ini ngapain aja sih di luar? Kok malah posting-posting gak jelas?'
Pak Surya sama Bu Ningsih bahkan udah diam-diam beli tiket kereta ke Jakarta. Mereka mau dateng langsung buat kasih pelajaran ke anak perempuan mereka yang durhaka.
Sementara Rio? Dia lagi fokus sama hal lain.
Seminggu berlalu dengan cepet, dan tepat tengah malem lewat satu menit, sistem ngirim info baru lagi.
Rio yang lagi gak bisa tidur langsung buka notifikasi dengan excited.
[Rahasia Keuangan (Langka): Di lapak buku bekas milik Pak Budi di Pasar Loak ada buku bajakan "Legenda Silat". Di dalemnya tersembunyi resep bumbu soto legendaris dari zaman kerajaan.]
[Kabar Sekitar (Biasa): Kenzie bakal menang undian di acara pembukaan sekolah TK. Hadiahnya Lego Harry Potter.]
[Forum Kesehatan (Epic): Di lapak Pak Budi ada kotak kayu tua. Kalau dibuka, di dalemnya ada Pil Kuat Kadaluarsa dan kitab "Delapan Jurus Shaolin". Meskipun pilnya udah kedaluwarsa, kalau dimakan sambil latihan jurus itu rutin, bisa bikin badan sehat dan umur panjang.]
Rio sampe melongo baca info terakhir.
"Epic?! Baru pertama kali nih dapet info level Epic!" gumam Rio dengan suara excited sambil duduk tegak di kasur.
Yang bikin Rio makin gak percaya—Pil Kuat itu bukannya cuma ada di novel silat doang ya? Kok bisa ada di dunia nyata? Tapi Rio langsung inget, dia sendiri udah pake sistem cheat. Masa masih ragu sama hal lain yang gak masuk akal?
'Kalau sistem ngasih info, berarti pasti bener. Gue harus percaya,' pikir Rio sambil manggut-manggut sendiri.
Info pertama juga menarik. Rio emang dari kemarin lagi mikirin mau bikin usaha sendiri. Investasi film sih oke, tapi return-nya lama banget, bisa setahun lebih baru balik modal.
Kalau mau penghasilan stabil, harus punya bisnis sendiri, lagipula punya bisnis sukses juga naikin status sosial. Rio udah paham dari awal—kalau mau dihormatin orang, harus punya posisi jelas di masyarakat.
Pasar Loak itu Rio tau tempatnya. Itu pasar barang bekas yang isinya macem-macem. Dari furniture jadul sampe barang antik bisa ditemuin di sana. Sistem ngasih dua info yang berhubungan sama Pak Budi ini, artinya kemungkinan besar di lapak dia masih ada barang bagus lainnya.
'Besok harus langsung kesana. Kalau emang banyak barang bagus, gue borong semuanya sekalian,' pikir Rio sambil senyum lebar.
Gara-gara terlalu excited, Rio sampe gak bisa tidur meskipun badan udah capek banget seharian.
Pagi harinya, setelah sarapan sama masakan enak buatan Kiara, Rio langsung cabut.
Hari ini selain ke Pasar Loak, dia juga mau mampir ke apartemen baru, ngecek progres pemasangan furniture.
Yuni dari bank bilang semuanya udah hampir beres, tinggal bersihin rumah aja, bisa merekrut jasa cleaning service. Cuma masalahnya babysitter buat Kenzie masih belum ketemu. Rio udah kontak agensi, tapi kayaknya standar Rio terlalu tinggi, sampe sekarang belum ada yang cocok.
'Ya udah, masih ada beberapa hari lagi, santai aja,' pikir Rio sambil naik taksi online.
Sampe Pasar Loak, Rio langsung liat deretan lapak di kiri-kanan jalan. Rame banget.
Rio buka sistem navigasi, langsung muncul panah merah nunjukin lokasi lapak Pak Budi.
'Mantap, gak perlu nyari satu-satu, hemat waktu banget,' pikir Rio sambil jalan ngikutin arah panah.
Gak lama, Rio nemuin lapak dengan tulisan besar: Lapak Buku Bekas Pak Budi.
Tapi begitu Rio liat yang jaga lapak, dia langsung bengong.
Gak ada Pak Budi. Yang ada cewek muda cantik lagi duduk main ponsel sambil senyum-senyum sendiri.
Rio geleng-geleng sambil senyum geli. 'Lapak Pak Budi tapi gak ada Pak Budi. Sama kayak kue lapis legit gak ada legit-nya.'
Rio gak ngomong apa-apa, dia langsung cari buku sama kotak kayu sesuai petunjuk sistem. Bener aja, buku "Legenda Silat" edisi bajakan ada di tumpukan paling bawah, kotak kayu tuanya juga ada di pojok, ketutupan kardus.
Rio ambil keduanya, terus tanya ke cewek yang jaga lapak dengan nada santai, "Mbak, ini berdua berapa?"
Cewek itu ngelirik sekilas tanpa perhatian. "Buku dua ribu, kotak kasih sepuluh ribu aja."
Rio langsung keluarin ponsel. "Transfer bisa?"
Cewek itu kaget sebentar, terus baru sadar dia lupa bawa print-an QR code. Dia buka aplikasi, tunjukin QR di layar ponselnya ke Rio.
Setelah transfer beres, cewek itu ambil kantong plastik bekas, masukin barang Rio dengan asal, tapi Rio gak langsung pergi. Dia malah mulai ngubek-ngubek barang lain di lapak.
Cewek itu memutar bola mata bosan. 'Pasti nih cowok abis baca novel fantasi yang tokoh utamanya sering nemu harta karun di pasar loak, terus sekarang pengen coba peruntungan. Dasar.'
Dia udah biasa liat orang kayak gini. Lapak ini punya kakeknya yang udah puluhan tahun jualan barang bekas, semua barang di rumah udah dia geledah habis-habisan, gak ada yang berharga. Jangankan barang jutaan, yang sepuluh ribu aja susah, tapi yang bikin cewek itu kaget, Rio tiba-tiba ngomong sesuatu yang gak terduga.
"Mbak, semua barang di lapak ini gue beli. Total berapa?" tanya Rio dengan nada serius sambil berdiri tegak.
Cewek itu refleks mau langsung jawab "oke". Tapi begitu kata-kata mau keluar, dia tiba-tiba nelen balik.