Serena Valerie Adiwijaya merupakan gadis dewasa yang sederhana. Serena bekerja ditengah kota untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dia juga harus membiayai kuliah adiknya.
Suatu hari takdir mempertemukan dia dengan seorang pria tampan yang terkenal sebagai CEO muda yang bernama Arkana Raditya Permana.
Status sosial yang sangat jauh berbeda, serta latar belakang keluarganya yang rumit membuat Serena harus memendam perasaannya. Namun apa jadinya jika Arkan juga mencintai Serena? Apakah mereka akan bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indahahaha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Bertemu Teman Arkan
Arkan benar-benar membuktikan ucapannya, dia memesan dua kamar untuknya dan Serena.
Di pagi harinya, Serena masih tertidur pulas karena merasa lelah. Lalu tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Drrtt!!drrtt!!!
Dia terbangun karena getaran ponselnya, dan ternyata itu panggilan dari Arkan, dia langsung mengangkatnya.
"Halo" ucap Serena dengan suara paraunya karena baru bangun tidur.
Arkan di seberang sana terdiam mendengar suara Serena, di telinganya suara Serena terdengar begitu sexy.
"Kak ada apa?" Ucapan serena menyadarkan Arkan dari lamunan kotornya.
"Cepat bersiap, kita akan segera pergi dari sini" ucap Arkan
"Aku juga ikut?" Tanya Serena bingung, dia pikir hanya Arkan yang akan pergi.
"Iya, karena setelahnya kita langsung kembali ke kota A" jawab Arkan.
"Baiklah aku akan bersiap dulu" ucap Serena.
"Iya, kalau sudah selesai kamu langsung ke kamar saya" pinta Arkan.
"Untuk apa?"
"Setelah ke kamar saya kita langsung ke bawah" jawab Arkan.
"Iya baiklah" Serena menutup teleponnya.
Dia meregangkan tubuhnya yang terasa pegal-pegal, mungkin karena sangat lelah jadi badannya menjadi sakit.
Setelah beberapa menit bersiap, Serena pergi ke depan kamar Arkan. Dia mengetuk pintu itu dan keluarlah Arkan dengan pakaian rapih dan santai.
"Sudah tidak ada yang tertinggal?" Tanya Arkan.
"Iya" lalu merekapun pergi ke parkiran untuk menyimpan barang-barang mereka di mobil, setelahnya mereka kembali masuk hotel untuk menikmati sarapan di restauran hotel tersebut.
Saat mereka baru selesai makan, handphone Arkan bergetar menandakan ada pesan masuk. Arkan langsung membuka pesan itu yang ternyata dari temannya, Gio.
'Kita bertemu di flower cafe, lima menit lagi aku akan sampai' Tulis gio di pesan itu.
Setelah selesai makan, mereka segera pergi ke cafe yang di maksud Gio.
Setelah sampai, Arkan mencari keberadaan Gio disana. Dapat dilihat Gio sedang duduk dan memainkan ponselnya.
"Gio" panggil Arkan saat sudah di depan Gio.
"Hei kau sudah sampai" ucap gio sambil berdiri dan memeluk Arkan.
"Silahkan duduk" ucap gio, dia melihat ke arah perempuan yang ada di samping Arkan.
Arkan juga menyuruh Serena untuk duduk di sampingnya.
"Ah ya kenalkan dia Serena" ucap Arkan yang mengerti maksud dari tatapan Gio.
"Hai Serena, saya Sergio teman Arkan" ujar gio sambil mengulurkan tangannya pada Serena.
Serena menyambut uluran tangan itu dengan tersenyum "Serena" ucapnya.
"Bagaimana kabarmu? Kau selalu tidak bisa ikut berkumpul akhir-akhir ini" tanya Arkan pada gio, temannya ini jarang sekali bisa ikut berkumpul. Selain karena jauh, dia juga disibukan dengan mengajar di kampus.
Gio menjawabnya dengan tertawa kecil "kau tau kalau aku sangat sibuk mengajar disini".
"Kak aku ke toilet sebentar" ucap Serena, dan di angguki oleh Arkan.
Setelah Serena pergi, Arkan dan Gio lanjut berbincang. "Apakah kalian berpacaran?" Tanya Gio.
"Tidak" jawab Arkan.
"Lalu? Kau menyukainya?"
Arkan mendengar itu hanya terkekeh "itu sangat terlihat di wajahmu" ucap Gio lagi.
"Lalu mengapa kau tidak langsung menyatakannya?"
"Aku masih belum siap, masih meyakinkan perasaanku" jawab Arkan.
Drrt!!drrttt!!
Handphone Arkan berbunyi kembali dan kali ini adiknya menelpon.
"Siapa?" Tanya Gio yang melihat Arkan yang hanya terdiam saja belum mengangkat panggilan tersebut.
"Aira" jawab arkan
"Sepertinya dia tahu kalau kau ada disini" ucap Gio.
Akhirnya Arkan mengangkat telepon adiknya itu.
"Halo kakak, mengapa kau lama sekali mengangkatnya?" ucap adiknya di seberang sana.
"Hmm, ada apa?" Tanya Arkan.
"Kakak sedang ada disini?" Aira tahu kalau kakaknya itu ada di kota yang sama dengannya karena tadi dia melihat kakaknya yang keluar dari minimarket. Arkan memang sempat mampir ke minimarket sebelum berangkat menuju cafe.
"Iya" jawab Arkan.
"Kau dimana sekarang? Aku akan mendatangimu" tanya Aira lagi.
"Tidak perlu, aku akan kembali ke kota A sebentar lagi" tolak Arkan, dia tidak mau adiknya menyusul kesini karena adiknya itu pasti akan selalu bertanya mengenai wanita yang kini ada disampingnya, Serena sudah kembali dari toilet dan duduk kembali di sampingnya Arkan.
"Ayolah kak, apa kau tidak merindukanku?"
"Tidak, kau tidak perlu kemari" ucap Arkan sambil menutup teleponnya.
"Ada apa?" Tanya Gio
"Aira ingin menyusul kemari" jawab Arkan
"Aira? Bukankah itu adikmu?" Tanya Serena.
"Kau mengetahuinya? Kalian sudah pernah bertemu?" Tanya Gio pada Serena.
"Iya aku sudah pernah bertemu dengannya" jawab Serena.
Drrttt!!drrtt!!
Sekarang giliran handphone gio yang berbunyi, "Adikmu meneleponku" kini Aira beralih menghubungi Gio.
Aira memang sudah menebak kalau Kakaknya itu pasti sedang menemui temannya yang ada di kota ini. Dia tahu siapa saja teman dekat Arkan, jadi dia sudah menebak kakaknya sekarang bersama siapa.
"Tidak perlu mengangkatnya" ucap Arkan.
Serena bingung mendengar penolakan Arkan sedari tadi, memangnya mengapa dia tidak ingin menemui adiknya.
Aira menelpon Gio beberapa kali, "dia menghubungiku lagi, jika dia ada disini, aku akan habis terkena omelannya" ucap Gio yang sudah tau kelakuan adik dari temannya itu.
Setalah beberapa kali tidak diangkat, akhirnya Aira berhenti menelpon Gio.
Sedangkan di seberang sana, Aira sedang kesal dengan kakaknya yang tidak mau mengangkat teleponnya dan tidak mau menemuinya.
Setelah lama berbincang, sekarang Serena dan Arkan memulai perjalanannya kembali menuju ke kota.
___________
Sesampainya di kota A, Arkan mengantar Serena terlebih dahulu ke rumahnya. Selama perjalanan tadi Serena tertidur.
"Serena bangun" ucap Arkan membangunkan Serena dengan pelan.
Serena masih belum bangun, melihat itu Arkan terdiam. Dia mendekatkan wajahnya ke arah Serena, memandanginya dengan dalam wajah gadis cantik di depannya ini. Entah masalah apa yang dia sembunyikan selama ini, tapi dia selalu menampilkan senyumnya yang menenangkan itu. Mata Arkan melihat ke arah bibir merah di depannya ini, bibir yang selalu menarik perhatiannya selama ini.
Arkan tersadar dengan apa yang dia pikirkan sekarang, dia langsung memundurkan tubuhnya dan mengatur nafasnya yang tercekat tadi saat melihat wajah serena dengan dekat. Dia mulai membangunkan Serena lagi.
Serena menguap dan terbangun, dia baru sadar kalau sudah sampai di tempat.
"Bangunlah, kita sudah sampai" ucap arkan.
"Maaf aku tertidur sejak tadi ya" ucap serena mengusap wajahnya menyadarkannya diri.
"Tidak masalah" jawab arkan sambil keluar dari mobil untuk membantu serena mengambil barangnya di bagasi.
"Terima kasih kak, maaf selama ini merepotkan mu, dan maaf jika merasa tidak nyaman selama di rumahku kemarin" ucap Serena.
"Saya yang berterima kasih karena kamu mengijinkan saya untuk menginap selama disana" jawab Arkan.
Serena hanya mengangguk, "kau langsung pulang kak?" Tanya Serena.
"Iya, atau kamu ingin saya menginap disini?" Jawab Arkan menggoda Serena.
"Tidak, bisa-bisa kita akan di keroyok oleh warga dan di nikahkan secara paksa" ucap serena.
Arkan tertawa mendengarnya, "tidak apa-apa jika menikahnya denganmu"
Pipi Serena memerah mendengarnya, "sudahlah kak, lebih baik kakak pergi saja sekarang"
"Kamu mengusir saya?" Tanya Arkan.
"Ti-tidak, bukan begitu maksudku kak" Serena bingung harus mengatakan apa ke Arkan.
"Ini kan sudah malam, pasti kau juga merasa lelah karena perjalanan hari ini, jadi lebih baik kakak cepat berisitirahat" jawab Serena.
Arkan terkekeh melihat Serena yang panik karena mengusirnya tadi, "baiklah, saya akan pulang sekarang" jawab Arkan.
"Iya, terima kasih kak, berhati-hatilah di jalan" ucap Serena.
"Iya, masuklah lebih dulu, ini sudah malam" ucap Arkan yang menyuruh Serena masuk ke dalam rumah, Serenapun menurut perkataan Arkan.