Tristan pemuda 23 tahun yang selalu dihina karena tubuhnya yang gemoy. Namun dia tidak pernah berkecil hati karena dia menyadari dan mensyukuri apa yang telah Allah SWT nerima kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pisesa Safwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
lamaran
" Apakah kamu benar susah yakin dngan mas Tristan sebagai suami mu. Apalagi kamu masih kuliah, bagaimana jika nanti kamu hamil tapi masih kuliah. " Ucap mama mayang.
" Ya tidak Apa-apa kan ma, kodrat wanita sebagai istri. Jadi walaupun billa pendidikannya tinggi, juga nanti jadi istri kan ma. Jadi billa siap menjadi istri mas Tristan. Apalagi... " Ucap billa tertahan.
" Apalagi apa billa. " Tanya mama mayang.
" Tidak Apa-apa ma, ayo segera selesai kan ma, billa juga harus bersiap kan ma. " Ucap billa mengelak dari pertanyaan mamanya.
" Sepertinya billa menyembunyikan sesuatu, tapi apa yang dia sembunyikan." Gumam mama mayang dalam hati, sambil melihat kearah billa.
" Sudah kamu bersiap saja, sebentar lagi om dan tante kamu juga datang, nanti biar mereka yang membantu mama. "
" Baik ma, billa mau mandi dulu ya ma, lalu bersiap menunggu mas Tristan dan keluarga nya. "
Billa pun segera menuju kamarnya dan segera bersiap, untuk acara lamaran yang akan di laksanakan nanti habis Isya'.
Sementara di kediaman Tristan juga sudah bersiap beberapa mobil, di antaranya ada mobil Tristan dan mobil om damar yang baru. Om damar datang bersama istri dan putri semata wayangnya.
" Bun kenalkan ini adalah pak damar, beliau adalah papa baru Tristan, dan ini istrinya bu mona, mama barunya trisyan. Dan ini nina adik angkat Tristan. " Ucap Tristan memperkenalkan keluarga barunya.
" Halo pak damar dan keluarga, selamat datang di gubuk sederhana kami ini. "
" Asalamualaikum bu... "
" Walaikum salam. Saya lilis pak damar bunda sambung Tristan, dan ini suami saya paryono. "
" Assalamu'alaikum bu lilis dan pak paryono. " Ucap kembali om damar.
" Walaikum salam. Mari silahkan masuk dulu pak damar dan keluarga. " Ucap bu lilis.
Mereka pun segera masuk kedalam rumah sederhana Tristan, dan ruang tamu juga sudah di sulap, hanya ada tikar dan makanan ringan tidak lupa teh hangat dan minuman air putih kemasan botol.
Mereka pun bercengkrama saking mengakrabkan diri didalam rumah Tristan, dan Tristan juga banyak mengobrol dengan semua yang ada di sana.
" Kak Tristan, nina boleh bicara sama kakak. "
" Mau bicara apa dek. Bicara saja tidak Apa-apa. "
" Tapi ini pribadi kak, bisa bicara berdua saja , ada hal penting yang mau nina omongin sama kakak. " Ucap nina.
" Baiklah kita kedepan ya, ayah bunda dan papa sama mama, Tristan kedepan dulu ya sama nina. " Ucap Tristan meminta ijin.
" Iya nak tidak Apa-apa, jangan lama ya sebentar lagi isya' kita harus berangkat kerumah bu mayang. "
" Iya bun. "
Setelah itu Tristan dan nina berdiri untuk berbicara berdua di depan rumah, mereka pun duduk di kursi depan rumah untuk mengobrol berdua.
" Ada apa dek, sepertinya ada hal penting yang ingin kamu katakan. "
Nina berfikir ini adalah saatnya dimana dia harus mengatakan tentang penyakit billa yang sewaktu-waktu bisa merenggut nyawanya.
" Kak, sebenarnya ada yang billa tutupi selama ini, dari keluarganya dan semua orang, hanya nina dan billa saja yang tahu. "
" Memang apa itu dek. Coba bilang sama kakak, biar kakak tahu apa yang billa rasakan sekarang. "
" Sebenarnya billa mengidap penyakit,yang bisa membunuhnya kapan saja kak, namun billa menutupi itu semua bahkan dari kekuarganya sendiri. Dan hanya nina yang billa beritahu, karena billa dan nina sudah sahabatan dari SMP kak. Jadi billa hanya percaya sama nina, jadi nina yakin jika inilah waktunya nina bilang sama kakak, nina mohon bahagiakan billa ya kak, tolong jaga billa sebaik mungkin dan nina mohon kakak menyayangi billa setulus hati kakak. " Ucap nina.
Tristan pun tertegun dengan perkataan nina, dia tidak menyangka bahwa billa bisa menghadapi semua ini sendirian. Dan dia semakin yakin jika billa memang jodoh yang dikirimkan Allah SWT untuknnya.
" Kakak tidak menyangka bahwa billa bisa sekuat itu melalui semuanya sendirian. Apakah selama ini dia tidak Apa-apa selama dikampus dek. "
" Dia selalu membawa obatnya kak di dalam tasnya, namun tidak ada yang tahu jika dia punya penyakit yang serius. Dan dia ingin setidaknya memberikan seorang anak untuk mas Tristan sebelum dia meninggalkan dunia ini. Makanya dia mau cepetan nikah sama kakak, jadi nina mohon bahagiakan billa dan sayangilah billa selama dia masih bernafas kak. " Ucap nina sambil meneteskan air matanya.
" Sebenarnya penyakit apa yang dia derita dek, kenapa kamu sampai menangis seperti ini. "
" Billa mengidap kanker endometrium kak, namun untuk kejelasan nya nina tidak begitu tahu, karena dia tidak bilang sesuatu yang lebih lanjut tentang itu kak. " Ucap nina.
" Baiklah coba besok kakak tanya sama teman kakak yang kuliah di fakultas kedokteran. Biar kakak tahu sebenarnya apa jenis kanker tersebut. Lalu jika bisa di obati kakak akan minta rekomendasi kepada nya. " Ucap Tristan.
" Tapi kakak jangan bilang ya kalau nina yang beritahu, karena nina tidak ingin billa jadi benci sama nina. "
" Tenanglah biar itu jadi urusan kakak, nanti kakak akan mencari tahu tentang penyakit ini di internet, dan kakak akan mencoba untuk cari pengobatan untuknya. Entah kenapa kakak sangat menyayangi dirinya, dan kakak tidak mau kehilangan dirinya. Kakak akan berusaha untuk menyembuhkan dia dan hidup bersama nya, selama nafas kakak masih bisa berhembus. " Ucap Tristan dengan sangat yakin dengan keputusan nya untuk memilih billa.
Tidak lama terdengar suara adzan dan Tristan bersama lainnya pun pergi ke masjid untuk menunaikan kewajiban sebagai umat islam. 15 menit kemudian mereka pun kembali kerumah , dan bersiap untuk pergi ke rumah billa.
Setelah itu mereka pun menjalankan mobil masing-masing,menuju rumah billa untuk melamar billa. Tidak lama mereka pun sampai dirumah billa, dan sudah di sambut oleh keluarga besar billa.
Tristan pun segera turun bersama semua keluarga dan tetangganya yang ikut mengantarkan Tristan, dia terpesona dengan billa malam ini.
Dengan seragam batik couple nya yang sama dengan Tristan kenalan, juga riasan tipis menambah kecantikan billa, apalagi dengan hijab senada, yang keanggunan wanita tersebut.
" Jangan lama-lama belum muhrim. " Ucap pak paryono sambil menyenggol Tristan.
" Eh maaf yah, habisnya cantik calon istri Tristan. " Celetuk Tristan.
Semua orang pun tertawa mendengar perkataan Tristan. Dan billa pun tersipu dengan perkataan Tristan. Sungguh sangat manis calon suaminya itu.
" Assalamu'alaikum. " Ucap pak paryono.
" Walaikum salam. " Balas semua keluarga billa.
" Mari-mari silahkan masuk, mohon maaf gubuknya sederhana. " Ucap bu Mayang.
Mereka semua pun masuk kedalam rumah billa, dan Tristan segera duduk di berdampingan dengan billa. Karena mereka nanti akan bertukar cincin, jadi duduknya bersebelahan tapi tetep dengan jarak aman.
tolong lebih teliti lagi dlm menyusun alur cerita, karena sangat mengganggu
contoh
baru mandi, artinya sdh mandi
kemudian diceritakan pamit mau mandi..
banyak penjelasan yg ber ulang² dab tidak perlu