Sinopsis:
Putri dan Yogantara, pasangan muda yang sukses dan bahagia. Mereka bekerja keras untuk memajukan bisnis mereka, Putri dengan supermarket pribadinya dan Yogantara sebagai fotografer profesional. Namun, di balik kesuksesan mereka, terdapat kekuatan yang dapat menghancurkan kebahagiaan mereka.
Brian, karyawan Putri yang terlihat baik dan setia, ternyata menyembunyikan niat jahat. Ia bermain api dengan Putri secara diam-diam, memanfaatkan kepercayaan Putri. Sementara itu, Putri mulai merasa tidak puas dengan Yogantara dan mencoba menuduhnya dengan membabi buta.
Keretakan dalam rumah tangga mereka mulai terjadi. Yogantara yang merasa tidak bersalah, menjadi bingung dan sakit hati. Ia berusaha untuk memahami apa yang terjadi, namun Putri semakin menjauhkan diri.
Apakah cinta mereka dapat bertahan dari ujian ini? Ataukah keretakan dalam rumah tangga mereka akan menjadi awal dari akhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thukul/maryoto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Hiburan di kala Gundah.
Malam yang sunyi dan sepi, hanya diisi dengan suara langkah kaki Prayogo yang mondar-mandir di ruang tamu. Jam dinding menunjukkan pukul 19.00, Prayogo masih terlihat gelisah dan tidak tenang.
Prayogo gelisah, berjalan mondar-mandir di ruang tamu sambil menghisap rokok Marlboro merahnya. Ia berpikir keras, mencoba menganalisa mengapa Syekh Nurudin berambisi untuk mengislamkannya.
"Kenapa dia begitu berambisi?" Prayogo bertanya kepada dirinya sendiri. "Apa yang membuatnya begitu peduli dengan aku?"
Kenapa ya,?. Padahal antara dia dan aku sebelumnya juga gak kenal, tetspi????"
Prayogo tidak bisa memahami alasan di balik tindakan Syekh Nurudin. Ia merasa bahwa Syekh Nurudin tidak memiliki alasan yang jelas untuk berambisi mengislamkannya, karena mereka tidak saling mengenal sebelumnya.
Prayogo merasa semakin bingung dan gelisah. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, atau bagaimana cara menghadapi situasi ini. Ia hanya bisa berjalan mondar-mandir di ruang tamu, sambil menghisap rokoknya dan berpikir keras tentang apa yang terjadi.
" Manusia misterius itu bikin Pusing Kepala, Huaaaaaah" Gerangnya.
Setelah menghabiskan 10 batang rokok, Prayogo tiba-tiba teringat bahwa ia memiliki guru spiritual, Mbah Bong. Ia merasa bahwa Mbah Bong mungkin bisa membantu menjelaskan apa yang terjadi dengan Syekh Nurudin.
Oh, iya... Mbah Bong... iya ..iyaaa.." gumam prayogo tersenyum.
"Aku ingat beliau, Mbah bong memang ahli Nujum yang Sakti, kenapa Aku tak mengingatnya ya?. iya..iya.. mungkin karna kesibukan ku jadi aku melupakan Guru spiritualku." Dalam Batin Prayogo.
Namun, ketika Prayogo teringat tentang Mbah Bong, ia juga teringat tentang kejadian yang tidak menyenangkan di rumahnya. Mbah Bong pernah berantem dengan besan Prayogo, Muryadi, karena mereka berselisih faham tentang pamali pemberkatan kakak.
"Tetapi...???, Iya ya, pas waktu aku mau menikahkan Putri dengan Yogantara tempo waktu dulu, mbah bong berselisih Faham dengan Pak Muryadi, Sampai berantem, sejak itulah mbah bong tak Kunjung kesini." Prayogo pun Manggut manggut.
"Apakah Mbah bong Marah Dengan Saya,?. ya.! memang benar itu semua Salah Saya, jika mbah bong marah dan rasa punya sakit hati, saya sangat faham"
"Kamau Memang Begitu,aku tak bisa lagi kesana!. Dari Pada terjadi yang tidak tidak.! aku tak ingin Perkelahian dengan Besan ku Pak muryadi terulang kembali pada ku. "
Prayogo merasa bahwa ia tidak bisa langsung pergi ke Mbah Bong untuk meminta bantuan, karena ia tidak ingin membuat situasi menjadi lebih rumit. Ia memutuskan untuk mencari cara lain untuk memahami apa yang terjadi dengan Syekh Nurudin.
Prayogo merasa bahwa ia telah berpikir buntu dan tidak bisa menemukan jawaban atas pertanyaannya. Untuk menenangkan hatinya, ia memutuskan untuk melupakan masalahnya sejenak dan mencari hiburan.
"Bodooooh...,otak ini Memang Bodoh sekali, mafia macam apa kau ini Prayogo?" Prayogo mengumpat dirinya sendiri.
"Masalah Demi masalah Datang Silih berganti, tak juga Kunjung selasai,..Ah, tau ah. mungkin ini sudah jalan ku, mending aku pergi Dulu Saja daripada di Rumah Pusing!." Gumamnya.
Ia bergegas mengambil kunci mobil Toyota Fortuner-nya dan memutuskan untuk pergi ke salah satu dunia malam yang terkenal di kota. Ia ingin melupakan masalahnya sejenak dan menikmati malam yang santai.
Dengan mengemudi mobilnya, Prayogo menuju ke tempat hiburan malam yang telah ia pilih. Ia berharap bahwa malam ini akan menjadi malam yang menyenangkan dan dapat membuatnya melupakan masalahnya sejenak.
Setelah perjalanan panjang, mobil Toyota Fortuner keluaran terbaru dengan nomor polisi S 3 XS pun diparkir di depan gedung tempat hiburan tersebut. Para penjaga pun menyambutnya dengan ramah, karena Prayogo sudah familiar di tempat tersebut.
"Hay,Bos....! Apa kabar, " Tiba tiba orang berkulit Hitam dan rambut keriting mendekati Prayogo.
"Hay lek.! Kabar baik, lue Sendiri gimana?" Tanya Balik Prayogo ke pria yang Bernama Alexs.
"Kami juga baik Bos hehehe" jawabnya.
"Sekarang jaga berdua saja apa?" tanya prayogo ke priya satunya yang bernama Markus.
"Iya Bos, malam ini kami berdua saja jawab markus.
Lalu Prayogo pun Mengambil Dompetnya Dari Saku Celana belakang lalu mengambil uang Pecahan Seratus lima.
" Ini, Buat beli Rokok dan minun, Di Bagi Rata ya Brow.!" kata prayogo sambil memberinya.
"Wah, Terima kasih Bos, Bos Pray Memang Bener bener baik pada kami heheh" Kedua orang kulit hitam dan Rambut Keriting itu pun tersenyum senang.
"Ya Sudah aku tak Masuk Dulu, Kepala Ini pusing, Lama Gak ngecas.." pamit prayogo sambil tersenyum.
"Ah sibos,. oke bos semoga malam ini jedi malam kebahagiaan ya bos hehehe" Ke dua orang itu pun tertawa lepas mendengar prayogo Berkata.
Setelah bercakap-cakap dengan orang-orang di luar gedung, akhirnya Prayogo pun masuk ke dalam. Di sana, ia disambut oleh Mami Diyana, seorang wanita yang sudah dikenalnya.
"Selamat Datang Mr Prayogo, " Sambut Mami Diana dengan Lembut menantang.
"Selamat Datang, Dan Silahkan Duduk, kami setia melayani anda dengan tulus tuan " Kata Mami Diana.
"Terima kasih, " jawab Prayogo Singkat.
"Sibos kok tumben tak ceria, lagi Ada Masalah ya bos, Coba boleh bercerita Dengan Mami,.?"
"Nggak lah, urusan Negara ini, kagak mungkin masalahku akan ku beritahukan pada mu" Jawab Prayogo ketus.
"Lho, kok gitu sih bos... jangan gitulah..." Jawab Mami sambil mencubit Dagu Prayogo dengan Genit.
"Kita Minum ya?" Ajak Mami.
"Boleh, !" Jawab Prayogo.
"Mau Minum Apa.? " Tanya Mami Diana.
"Mancion Aja satu. " Jawabnya.
"Oke, !" Jawab Mami Diana. Lalu memanggil Pelayan untuk menyajikan Pesanan tersebut.
Mami Diyana pun menawarkan barang baru yang masih segel kepada Prayogo. Namun, Prayogo menolaknya dengan sopan. Ia tidak memiliki minat untuk membeli barang tersebut, dan lebih ingin menikmati malamnya dengan cara lain.
"Bos, Aku punya Barang bagus, Masih Ori, Di jamin Buka segel, Mau kah .?"
"Kena Berapa?" Tanya Prayogo Sambil menuang minuman dari botol ke gelas.
"Sama Bos Pray 50 aja.? Barang bagus bos, Asli Lokal tetapi kayak impor dari Jepang, wuaaah mantap itu bos" Jawab Mami Diana.
Prayogo pun tak Bergeming.
"Males ah.. ! Aku lagi tak butuh barang itu, kasih ke yang lain. pasti mereka suka. aku cukup begini saja minum sambil menghilangkan Stres." Jawab Prayogo
Mami Diyana tidak kecewa dengan penolakan Prayogo. Ia tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa,Bos. Kamu bisa menikmati malam ini dengan cara lain. Ada banyak pilihan di sini."
"Beneran?" Tanya Prayogo.
Prayogo pun Berubah fikiran dan pun iseng-iseng bertanya kepada Mami Diana, "Bagaimana kalau Mami Diana sendiri yang menemani malam ini?"
Mami Diana terkejut dengan pertanyaan Prayogo dan awalnya menolak. "Tidak,Bos. Aku tidak bisa melakukan itu. Aku hanya seorang pelayan di sini."
"Kenapa emangnya, Bukanya Sama saja, Aku ingin Sekali kali mencicipi Apem legit milik Penjualnya, aku bosen Dengan Pedagangnya.!" Prayogo pun Berbaliknarah memandang wajah Mami Diana penuh Nafsu.
"Tidak Bisa bos, Penjual tetap penjual, pembeli harus Beli Dagangannya bukan sekalian Penjualnya." Jawab Mami Diana Santai.
"Tidak, malam ini aku akan Beli penjualnya, mau tau berapa kuat dan berapa hot di atas Ranjang hehehe" Prayogo pun tak lepas memandang Mami Diana.
"Jangan Bos.. Mami masih mau mengondisikan Anak anak mami. "
"Pokoknya kagak mau tau, pokoknya malam ini, kamu layani Aku. aku ingin kau puaskan, berapa pun Harganya aku ikut, asalkan Mr P ku kau puaskan." Rajuknya.
"Ih Si Bos Maksa,?" Jawab Mami Diana.
"Iya, Sudah lama aku Nafsong Melihat mu, pasti enak kalau bercinta dengan Emak emak tua Seperti mu itu heheheh" Jawab
Mami Diana, yang awalnya menolak, akhirnya tidak bisa menahan diri lagi.
"Oke, Kali ini aku Sanggupi ya Bos, tapi kalau lain Kali jangan!," pinta Mami Diana.
"Kalau Besok ya aku sudah gak mau lah dengan Apem mu, Sudah basi pingin apem Baru hahaha" Jawab Prayogo.
"Oke bos, Deal, Tetapi Aku minta 10 Juta.?" Pinta mami.
"Apa? Mahal banget, sadar kagak lue jika apem lue sudah tua... udah jangan segitu, Dua Juta aja. itu aja demi pertemanan kita." Prayogo terbelalak menawar.
" Gak, gak mau, kalau gak Segitu ya udah, aku gak mau.!" Jawab mami Diana tegas.
"Kamu itu Bener bener, Sama teman Sendiri.!" Kata Prayogo.
"Jadi gimana?.Jadi kagak, kalau emang sudah di ubun ubun kagak usah mikir dan nawar deh, langsung Serrr, Cair. Uang Dapat di Cari Bos.!" Kata Mami yang gantian menguasai Keadaan.
"Ya Sudah, Aku ngikut. Tapi DP dulu, Nanti kalau Servisnya kagak bagus, aku juga kagak mau beli harga Segitu."
"Ih, salah Siapa Mau Dengan Aku, aku harganya Segitu kalau mau, kalau tidak ya udah, Biarkan Aja Peler mu itu Cenggur" Kata Mami Diana.
"Okeee,.. (koyo wong Tipis) " Jawab Prayogo.
"Nah, Gitu Dong... itu baru Bos. ayo kita main Dimana?." Tanya Mami Diana.
"Kita keluar aja, Di Hotel Asahan, Di sana Berbintang 5. Enak buat iclik semalaman." Kata Prayogo Sambil Berdiri Menggandeng mami Diana Pergi meninggalkan Gedung Tersebut..
Malam itu, pukul 22.00, Prayogo meninggalkan gedung tersebut dan menuju ke Hotel Asahan, sebuah hotel mewah yang terkenal dengan fasilitasnya yang lengkap dan pelayanan yang prima.
Setelah memarkirkan mobilnya di area parkir yang luas Basemen, Prayogo masuk ke lobby hotel yang megah dan mewah. Ia kemudian menghampiri meja resepsionis untuk melakukan check-in.
"Selamat Malam Bapak Ibu, Ada yang Bisa Saya Bantu.?" tanya Petugas Dengan Ramah.
" Mau Chek in Mbak!." Jawab Prayogo.
"Maaf,! Boleh Pinjam KTP Sebentar Bapak.?"
Lalu Prayogo mengeluarkan KTP dan Di Serahkan ke Petugas.
"Terimakasih, kami proses dulu ya Pak." Kata Petugas Recepcionis sambil mukanya memandang layar monitor.
Proses check-in berjalan lancar, dan Prayogo mendapatkan kamar nomor 354 di lantai 5. Ia mengambil kunci kamar dan berjalan menuju lift, siap untuk menikmati malamnya di kamar yang mewah dan nyaman Dengan Sang Mami.
Setelah keluar dari lift, Prayogo dan Diana berjalan menuju kamar nomor 354. Prayogo mengambil kunci kamar dan membukanya dengan gerakan yang santai. Dia kemudian mempersilakan Diana untuk memasuki kamar terlebih dahulu.
"Mari Silahkan Masukbnyonya hehhheh" Canda Prayogo.
"Baik Tuan,Tuan Sudah tak sabar mau iclik ya " jawab Diana Dengan Genit.
"Iya..heheheh" Jawab Prayogo.
Diana memasuki kamar dengan senyum yang manis, diikuti oleh Prayogo yang menutup pintu kamar di belakangnya. Kamar yang mewah itu dihiasi dengan furnitur yang elegan dan pencahayaan yang hangat, menciptakan suasana yang intim dan nyaman.
Prayogo dan Diana berdiri di tengah kamar, saling menatap dengan senyum yang menggoda. Mereka berdua tahu bahwa malam ini akan menjadi malam yang sangat spesial.
Belum sampai setengah jam berada di dalam kamar, pintu kamar pun diketuk.
"Permisi.! " Sapa orang Dari Luar.
"Siapa Sih,? Ganggu orang lagi menyalurkan Hasrat saja" Gumam Prayogo.
Prayogo berjalan menuju pintu dan membukanya. Di depan pintu, ia melihat seorang pelayan hotel yang tersenyum ramah.
"Selamat malam, Bapak. Kami dari hotel ingin memberikan fasilitas makanan dan minuman untuk Anda dan tamu Anda," kata pelayan tersebut sambil mempersilakan Prayogo untuk membuka pintu lebih lebar.
"Oh.. iya... Mari silahkan Masuk."
Prayogo mempersilakan pelayan tersebut untuk memasuki kamar. Pelayan itu membawa sebuah troli yang di atasnya terdapat berbagai jenis makanan dan minuman. Ada minuman panas seperti kopi dan teh, serta minuman dingin seperti jus dan soda.
"Kami harap Anda dan tamu Anda menikmati fasilitas ini. Jika Anda membutuhkan sesuatu, silakan hubungi kami," kata pelayan tersebut sebelum meninggalkan kamar.
"Baik Terimakasih " Jawab prayogo
"Kami pamit Undur Diri dulu Bapak ibu, Silahkan di nikmati pelayanan Hidangan Dari Kami " Kata petugas hotel sembari berlalu meninggalkan Kamar 354.
Setelah pelayan hotel pergi, Prayogo menutup pintu dengan rapat dan memandang Mami Diana dengan senyum yang menggoda. "Ayo kita mulai beraktifitas, Kita olahraga sampai malam," kata Prayogo dengan nada yang bersemangat.
"Ayo,Siapa takut... " Jawab Mami Diana Sambil Perlahan membuka Bajunya satu persatu di lucutinya.
Mami Diana menganggukkan kepala tanda setuju, dan senyumnya makin melebar. Ia tahu bahwa malam ini akan menjadi malam yang sangat spesial.
"Aku mau Servis yang bagus, aku gak mau malam ini kecewa." kata prayogo berbisik di telinga mami Diana sambil memeluk dan meraba raba tubuh Mami Diana.
"Malam ini Sepesial untuk mu Bos, " Jawab Mami Diana merintih menikmati belaian demi Belaian Prayogo.
Prayogo pun mulai Bergerilya menyusuri area tubuh Mami Diana, semua Lekuk Tubuh Diana tak Luput Dari terkaman Prayogo.
"Kamu memang Istimewa Mi, Aku Sangat Suka Sekali."
"Iya sayang,aku juga sama!" Rintih Mami Diana.
"Bakpao mu Kenyal Sekali Mi, Lama gak di kenyot.?"
"Sekarang ini Sangat jarang sekali terpakai, belum tentu sebulan Sekali di pakai, itu saja kalau pacar ku berkunjung" Jawab Mami.
"Enak sekali mi..,akan Ku Sedot ya.!".
"Silahkan Nikmati sepuas mu Bos.!".
Prayogo semakin Buas menikmati tubuh Mami,
"Gantian sedotin Pipa ku mi." pinta Prayogo.
lalu Mami Diana pun Mengambil Posisi lalu segera melahab Pipa Besar milik Prayogo dengan Ganas, Maklum Umur sangat berpengaruh, Belum sampai 5 Menit di sedot, pipa prayogo pun mengeluarkan Air Sucinya
"Cur.cur.xur."
"Ah, Sibos, Mulai deh " Mami terkekeh.
"Usia Mi, sudah 54 tahun heheh" Sahut Prayogo
"Ijin Naik ya ,mi, sudah tegang Lagi nih. " ujar prayogo.
"Ayo, tancapkan aja Bos" jawab Mami dengan tak Sabar.
Dengan nada yang bersemangat, Prayogo memulai aktifitas olahraga senam malam. Mereka berdua bergerak dengan lincah, melakukan gerakan-gerakan yang membuat jantung mereka berdegup kencang.
Suasana kamar menjadi makin hangat dan intim, dengan pencahayaan yang remang-remang dan musik yang berdentang lembut. Prayogo dan Mami Diana terlihat sangat menikmati aktifitas mereka, dengan senyum dan tawa yang terus mengalir.