Setelah kepergian Dean, sahabatnya, Nando dihadapkan pada permintaan terakhir yang tidak pernah ia bayangkan, menikahi Alea, istri Dean. Dengan berat hati, Nando menerima permintaan itu, berharap bisa menjalani perannya sebagai suami dengan baik.
Namun, bayangan masa lalu terus menghantuinya. Arin, wanita yang pernah mengisi hatinya, masih terlalu nyata dalam ingatannya. Semakin ia mencoba melupakan, semakin kuat perasaan itu mencengkeramnya.
Di antara pernikahan yang terjalin karena janji dan hati yang masih terjebak di masa lalu, Nando harus menghadapi dilema terbesar dalam hidupnya. Akankah ia benar-benar mampu mencintai Alea, atau justru tetap terjebak dalam bayang-bayang Arin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Game
Permainan dimulai dengan tantangan sederhana, menari berpasangan sambil menyeimbangkan balon di antara tubuh mereka. Alex dengan sengaja menarik Alea lebih dekat, tangannya melingkar erat di pinggangnya.
Saat balon semakin sulit dikendalikan, Alex berbisik di telinga Alea, "Al, ini cuma permainan. Gue cuma nge-test seberapa sayang Nando sama lo."
Alex semakin menempelkan tubuhnya. Sementara itu, Nando mencoba fokus dengan Arin, tetapi tatapannya terus melirik ke arah Alea. Ketika permainan semakin intens, Alea dan Alex tetap fokus, sedangkan Nando yang terus terdistraksi kehilangan keseimbangan. Balon di antara dirinya dan Arin jatuh ke lantai.
"Pemenangnya... Alex dan Alea!" seru MC dengan penuh semangat.
Arin menoleh tajam ke arah Nando, raut wajahnya penuh kekesalan. Wanita itu meraih tasnya dan segera pergi menjauh. Nando mengusap wajahnya kasar, melirik Alea sekilas sebelum akhirnya berjalan menghampiri Arin yang tengah duduk di sudut ruangan dengan wajah kesal.
Nando menggeser kursi dan duduk di samping Arin. "Rin, maafin aku ya," ucapnya.
"Kamu tahu sendiri aku nggak bisa jaga keseimbangan kalau soal game kayak gini."
"Bukan nggak bisa, tapi kamu nggak fokus. Kenapa? Lihatin Alea?"
"Cemburu Alea datang sama Alex? Nyesel datang ke acara ini bareng aku?" tanya Arin lagi.
Arin bangkit dari duduknya, berjalan ke arah pelayan, dan mengambil cocktail yang ia inginkan. Ia meneguk minuman itu, sorot matanya tajam menatap Alea yang tengah mengobrol santai di tengah ruangan.
"Mas, satu lagi ya," ucap Arin kepada pelayan.
Pelayan menyerahkan satu gelas cocktail kepada Arin. Dengan langkah anggun, wanita itu berjalan ke arah Alea dan teman-temannya.
"Yang lain minum, masa lo nggak?" ucap Arin tiba-tiba, menyodorkan gelas itu ke arah Alea.
Alea tersenyum tipis menatap Arin dan hendak menerima minuman itu, tetapi Arin tiba-tiba tersentak pura-pura kehilangan keseimbangan. Cairan cocktail berwarna merah tua itu tumpah tepat di gaun putih Alea.
"Sorry, sorry, gue nggak sengaja." ucap Arin .
"Rin, gimana sih lo? Kasihan tau Alea," sahut Lili.
"Gue nggak sengaja, lo nggak denger ya?" ucap Arin. Ia mengeluarkan tisu dari dalam tasnya dan mengusap gaun Alea sekilas.
"Udah, nggak usah," ucap Alea, mencoba menghentikan Arin.
"Tapi Al, baju lo nerawang jadinya."
"Lepas," Alex tiba-tiba datang, menatap Arin tajam.
Alex melepaskan jasnya dan menutupi gaun Alea yang basah.
"Ke kamar gue aja dulu buat bersihin baju lo," ucap Laura.
"Gue anterin," Alex menggandeng tangan Alea, mengikuti langkah Laura hingga masuk ke ruangan miliknya.
"Kak, pakai baju aku yang tadi aja ya, yang ada di mobil Kak Alex," ucap Alea, yang langsung diangguki Alex.
"Gue ambilin di mobil bentar," ucap Alex, segera keluar dari ruangan menuju tempat parkir untuk mengambil gaun Alea.
Setelah selesai, Alex kembali ke atas. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti ketika ia berpapasan dengan Nando di lift hotel.
"Alea di ruang berapa?" tanya Nando tanpa ragu.
"Buat?"
"Jawab pertanyaan gue, jangan tanya balik," ucap Nando tajam.
"Urusin aja Arin. Alea biar gue yang urusin. Bukannya lo sendiri yang nyerahin Alea ke gue selama acara ini?"
"Alea istri gue."
"Ngakuin?"
BUGH!
"Pukul lagi," ucap Alex. Dengan senang hati, laki laki itu menyodorkan pipi nya untuk terus menerus dipukul oleh Nando.
Nando meraih tote bag dari tangan Alex, masuk ke dalam lift, dan segera pergi ke ruangan yang telah dikirim oleh Laura melalui chat.
Ting!
Nando memencet bel kamar, Laura yang membuka pintu menatapnya tajam.
"Biar gue aja yang bantu Alea," ujar Laura, mencoba meraih tote bag itu, namun Nando menepisnya.
"Alea mana?"
"Ngapain sih lo, Nan? Lo mau marah sama Alea karena kelakuan lo sendiri?"
"Jangan gila lo."
Nando melangkah masuk ke dalam ruangan, matanya menyapu sekeliling, tetapi tidak menemukan Alea. Ia membuka pintu kamar mandi dan menemukan Alea di dalamnya.
Nando masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintu rapat.
"K-Kak?"
tanpa berkata apa-apa, ia menarik Alea dan membawanya keluar dari kamar hotel Laura, menuju kamar yang telah ia pesan sebelumnya.