Berpura-pura bodoh di depan dua pelaku pengkhianatan, yaitu sang suami dan wanita selingkuhan suaminya.
Biarlah ia dianggap sebagai istri bodoh... pada akhirnya pembalasan pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter - 22
Selepas pelepasan nya bersama Ayana, Kai kini sedang duduk di kursi CEO. Tadi banyak perlawanan dari Ayana, bahkan tak segan-segan kuku Ayana mencakaar punggung nya. Meski perih, ia tak mengatakan apapun pada Ayana dan membiarkan wanita itu berbuat semaunya. Kancing kemeja nya terlepas semua, memperlihatkan tubuh atletis yang sudah beberapa kali dilihat Ayana.
Kai mencari rokok, namun dia lupa Vino yang selalu membawa nya jadi dia berdecak kesal. “Bisakah kau minta seseorang membawa minuman untukku? Bibirku terasa pahit setelah tadi sempat menikmati manisnya bibir dan tubuhmu...“
Ayana berdecak kesal seraya memutar bola matanya mendengar gombalan dari Kai, tangannya masih sibuk merapikan pakaiannya yang berantakan. Kai memang tidak menanggalkan gaun yang ia pakai, namun gaun itu menjadi kusut dan pastinya saat keluar ruangan nanti dia akan terlihat berantakan.
“Kau telepon asisten mu saja, suruh dia ke pantry atau meminta Office boy. Aku sangat berantakan, kau ingin karyawan melihatku yang berpenampilan seperti ini?“
Kai menaikkan sebelah aslinya dengan wajah sombong, dia telah banyak menandai leher Ayana di beberapa titik dengan warna merah yang sempurna. Itu adalah hukuman darinya, Ayana harus repot menyembunyikan tanda di leher sebab kini semua orang di perusahaan pasti sudah tahu jika Ayana dan Darius akan bercerai karena Darius selingkuh. Mereka akan bertanya-tanya, darimana datangnya tanda merah di leher wanita itu.
Pastinya juga Ayana akan menutupi-nutupi hubungan nya dengan Kai dari semua orang, karena ia tak ingin dituduh sama-sama selingkuh dan menggoda tunangan wanita lain lalu disamakan dengan Mona. Meski konteks nya berbeda, sebab Kai belum menikah dan pria itu masih bebas memilih pendamping hidup hanya saja masalahnya Ayana akan di cap sebagai wanita yang tak beretika.
Ia kesal melihat Kai malah menampilkan mimik bangga akan perbuatan nya mengigiit dan menandai kulitnya dimana-mana bahkan hampir penuh di bagian perut dan dadanya. Sementara di leher, masih bisa dihitung dengan jari tapi area itu lah yang bakalan terekspos dan kemungkinan bisa dilihat oleh orang lain membuat Ayana frustasi.
“Apa kau anj**g yang sedang biraahi! Kenapa kau mengigiit ku dimana-mana?!“ Ayana tak dapat lagi menahan emosinya
Jarinya menekan interkom dan meminta sekertaris untuk membawakan dua minuman segar ke dalam ruangan.
Dikatai anj**g biraahi oleh Ayana, anehnya tak membuat Kai kesal atau marah. Dia malah semakin menyeringai dengan bangganya. “Baiklah, karena kau bilang aku ini anj**g mu, aku akan terus mengigiit mu tanpa ampun!“
“Kau!!“ Ayana menggertakkan gigi.
Kai terkekeh melihat penampilan Ayana dengan rambutnya yang masih acak-acakan hasil seni dari tangan besarnya yang tak bisa diam. Bahkan wajah Ayana masih memerah setelah sesi percintaan mereka barusan, begitu terlihat cantik di mata Kai.
Jadi seperti ini wajah wanita yang mendapatkan kenikmatan setelah bercinta! Meski itu adalah kedua kalinya bagi mereka, tapi Kai baru memperhatikan. Dia sangat bangga sebab Ayana mendapatkan pelepasan bersama nya, wanita itu menjerit penuh kepuasan saat mendapatkan nya.
Dada Ayana tampak naik turun, tanda kekesalannya sedang memuncak. “Jangan tidak tahu malu jadi seorang pria yang sudah bertunangan! Kau bahkan berani membawa tunangan mu kesini! Apa kau tak punya moral, seperti Da__“
Ayana menghentikan ucapannya tepat waktu, dia lupa Kai pernah memperingatkan nya agar tak menyamakan pria itu dengan Darius.
Apa dia sedang cemburu karena aku membawa Casandra kesini tadi? Kai merasa lucu.
“Seperti siapa?“ tantang Kai, dia akan dengan senang hati menghukum kembali Ayana.
“Ekhm! Tenggorokan ku sakit, aku tak ingin bicara lagi padamu!“ Ayana menghentakkan kakinya kesal, lalu berjalan ke arah sofa dan duduk disana dengan wajah memberengut.
“Tentu saja sakit, kau berteriak penuh kepuasan tadi! Kau begitu menikmatinya! Bukankah aku patut diapresiasi karena bisa membuatmu___“
“Arggt! Diam...!!“ Ayana menutup telinga nya, tak ingin mendengar kata-kata Kai yang bisa membuatnya malu.
Kai bangkit dari kursi putar milik CEO, dia berjongkok mengambil jas mahal miliknya yang teronggok di lantai. Ia merogoh ponsel yang ada di jas, lalu berdiri dengan setengah duduk di pinggiran meja.
Ia pun menghubungi Vino. “Pergilah ke butik, belikan aku pakaian lengkap dan juga satu gaun untuk Ayana. Jangan ambil dari rumah, itu akan memakan waktu.“
“Baik, Tuan. Tapi Nona Grace mencari Anda tadi, saya bilang Anda sudah pergi dan meminta saya tinggal di perusahaan untuk mengurus tentang investasi. Tapi apa Anda tahu apa yang dikatakan Nona Grace pada saya?“
“Apa?“
“Nona Grace bilang, tak perlu lagi menutupi sesuatu darinya karena Nona sudah tahu ada yang terjadi antara Anda dan Nona Ayana.“
“Biarkan saja, dia tak akan mengatakan pada orang lain. Dia dan Ayana mempunyai ikatan yang kuat dan tak mungkin Grace menyakiti Ayana dengan membocorkan hubunganku dengan Ayana.“
Merasa namanya terus disebut dalam panggilan telepon, Ayana mengangkat sebelah alisnya. Kai hanya mengangkat bahu, tak ingin menjelaskan.
Ayana geleng-geleng kepala, tak berapa lama ada seseorang mengetuk pintu. Wanita itu menoleh ke arah Kai. “Jangan perlihatkan penampilan berantakan mu saat aku buka pintu!“
Kai tiba-tiba saja menurut saat ia melihat mata Ayana hampir keluar saat memperingati nya. Ia juga mengerti, setidaknya dia tak ingin menyulitkan Ayana dengan gosip jika wanita itu terpergok sedang bersama seorang pria yang sudah mempunyai tunangan dalam keadaan tak senonohh. Pria itu berjalan ke arah sudut yang tak akan terlihat jika pintu ruangan terbuka.
Ayana merasa sedikit lega ternyata Kai tak sekeras kepala yang ia bayangkan. Ia pun melangkah ke arah pintu dan membukanya.
“Nyonya Ayana, ini minumannya.“ Sekertaris CEO menyodorkan sebuah nampan dengan dua belas berisikan minuman segar.
“Terima kasih, Denisa. Saya harap saat nanti saya menjabat CEO, kamu tetap menjadi sekretaris untuk membantu saya. Mengenai beberapa hal di ruangan ini saat ini, saya harap kamu tak menduga-duga dan bisa hati-hati dengan ucapan mu.“
Denisa tersenyum profesional, “Saya mengerti, Nyonya. Saya adalah pegawai yang hanya ingin mementingkan pekerjaan tanpa ingin mengetahui tentang urusan pribadi pegawai lain ataupun atasan saya.“
“Kamu sangat bijak, sekali lagi terimakasih.“
“Sama-sama, Nyonya. Saya permisi, tapi jika ada yang Nyonya butuhkan... silahkan panggil saya kembali." Denisa menutup pintu dengan sopan sebab Ayana memegang nampan dengan kedua tangan nya.
Setelah pintu tertutup, Ayana menghela nafas berat. Hubungan gelapnya dengan Kai, suatu hari nanti pasti akan terbongkar seperti kebusukan hubungan Darius dan Mona. Ia harus segera bicara baik-baik dengan Kai dan meminta pria itu untuk mengendalikan diri.
Ayana baru saja akan membalikkan tubuh dengan nampan masih di tangannya. Namun suatu pelukan hangat terasa di punggung nya, Kai sedang memeluk wanita itu dari belakang.
“Aku sedang memegang nampan dan takut gelas ini jatuh. Bisakah kau melepaskan pelukan mu?“
Kai malah menaruh dagunya di pundak Ayana, mempererat pelukannya. “Berjanjilah dulu... kau tak akan menghindar lagi dariku. Aku tau, kau punya sedikit perasaan padaku karena saat kita bercinta... kau menikmatinya.“
Ayana mendengus, “Bukankah siapa saja bisa bercinta tanpa perasaan? Kenapa kau pikir aku punya rasa padamu?! Kau terlalu Narsis!“
“Memang ada benarnya, seseorang bisa bercinta tanpa memakai perasaan... tapi itu berlaku bagi beberapa laki-laki. Sedangkan perempuan... saat ia menikmati rasanya bercinta, itu artinya dia memakai perasaan nya.“
Ayana terdiam, dia tak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin bukan, ia sudah mempunyai perasaan pada Kai padahal mereka baru saling mengenal?
•
•
•
Sementara di sebuah mobil yang terparkir di depan gedung perusahaan milik Ayana, seseorang membuka kacamata.
“Nona, saya baru mendapatkan informasi jika Nona Grace sudah pergi dari perusahaan ini. Anak buah kita sudah membuntuti nya, nanti dia akan melapor.“
“Hm, lalu... kau sudah tau rumah di pinggir kota milik keluarga ku, digunakan untuk apa oleh Grace?“
“Kabarnya, ada beberapa orang yang ditahan disana oleh Nona Grace. Apa Anda ingin langsung memeriksanya sendiri ke rumah itu?“
Wanita itu tersenyum dingin, dia adalah Leoni saudari tiri dari Grace yang tak pernah menyukai Grace sejak ayahnya dan ibu Grace menikah. Baginya, hanya dia lah satu-satunya putri dari sang ayah dan tak ingin Grace menjadi bagian dari keluarga nya.
Apalagi, dia sangat marah karena Kai sangat menyayangi Grace meskipun hanya sebatas adik tiri. Leoni hanya ingin menjadi satu-satunya yang disayang dan dipedulikan dalam keluarga.
“Sepertinya Grace sedang menyembunyikan sesuatu, aku harus membongkar nya dan mengadu pada Papa nanti agar Grace diusir dan tak jadi bagian keluarga ku lagi.“ Leoni terkenal sangat angkuh dan arogan melebihi Kai, bahkan sudah sering dia menyulitkan Grace namun untungnya selalu ada Kai melindungi.
waaah ...leori kamu adik kandung yang egois....semoga mata kamu segera terbuka bahwa Cassandra itu calon kakak ipar yang jahat ..😥😥
......., ini jln menuju kebebasan nya kai dari
tipu daya Cassandra.....
ga tau aja, kai udah tau rahasianya.... wkwkwkwk...
semoga liona sadar