Melinda dan Rauf sudah menikah selama tiga tahun, tetapi sampai saat ini belum juga di karuniai seorang anak. tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, hingga membuat Tini-- Ibu mertuanya meminta Rauf-- putranya untuk menikah lagi.
"nak, menikalah dengan Sintia tanpa sepengetahuan istrimu!"
bagai disambar petir disiang hari, membuat tubuh Rauf terdiam kaku dengan perasaan yang gelisa. permintaan itu benar benar membuat Rauf dilema. disisi lain dirinya tidak ingin menduakan istrinya, tetapi disisi lain Rauf juga sulit untuk menolak permintaan sang ibu.
lantas, bagaimana kelanjutannya? apakah Rauf akan mengikuti ucapan ibunya? jika iya, lalu bagaimana nasib Melinda? serta, bagaimana perasaan Melinda setelah tau jika suaminya akan menikah lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29
Indra tidak pulang semalam dari rumahnya sintia, dan sintia tidak mengetahui bahwa selama bersenang-senang di luar dengan teman- temannya, dan indra mengantarnya pulang, sampai indra menginap di rumahnya sintia, ada yang sedang memantau dan memotretnya, dan orang tersebut adalah suruhannya naila.
entah apa maksut tujuannya naila melakukan itu semua, dan sampai kapan naila menutupi identitasnya, apakah naila suruhannya melinda, atau melinda adalah naila yang menyamar.
sintia sudah tidak perduli lagi dengan kedatangannya rauf, dan rauf juga belum pernah pulang ke rumahnya sintia, selama seminggu, dan selama rauf tidak pulang ke rumah sintia, indra yang menemani sintia setiap hari di rumahnya.
dan naila sudah mengetahui bahwa indra, bukan saudaranya sintia, atau temannya, tapi indra adalah mantan kekasihnya sintia, yang sudah lama berpacaran, sebelum sintia dan rauf menikah, dan diam-diam masih menjalani hubungan.
dan ternyata, sintia menikah dengan rauf atas persetujuannya indra, karena sintia di berikan banyak uang oleh ibu tini ibu nya rauf, dan di janjikan rumah yang mewah.
asalkan sintia mau menikah dengan rauf, dan memberikan rauf keturunan. dan setiap sintia menerima uang dari ibu tini setiap bulan, sintia memberikan sebagian uang itu kepada indra.
karena indra mengijinkan sintia menikah dengan rauf, asalkan sintia terus memberi kan indra uang setiap bulan .
dan rauf tidak mengetahui semua ini. begitu juga ibu tini, tidak mengetahui kelakuan sintia yang sebenarnya. dan tujuan sintia, menikah dengan rauf, semua karena uang.
sintia sudah mendapatkan uang yang banyak dari ibu tini dan rauf, dan memang itu tujuannya sintia menika dengan rauf, ingin menguras semua harta rauf.
waktu rauf telah tiba, sudah satu minggu, rauf dan sintia belum juga bercerai, dan ibu tini dengan rauf bingung. entah mau jawab apa kepada bapanya melinda, dan tiba- tiba ada yang datang dan memberi salam.
"assalamualaikum." ucap salam dari luar.
" waalaikum salam " jawab rauf sambil membuka pintu.
" melinda, kamu.." ucap rauf dengan rasa gugup.
" siapa rauf... " teriak ibu tini dari dapur."
" melinda bu." ucap rauf.
" melinda.. " ucap ibu tini sambil berlari kemuka, dan langsung memeluk melinda.
" melinda, apa kabar, dan bagimana dengan calon cucu ibu, sehat kan.?" tanya ibu tini.
" iya bu sehat ko." ucap melinda.
" ayo, kita ke meja makan, ibu sedang siapin sarapan, kita makan sama- sama yu." ucap ibu tini.
" maaf bu, melinda sudah sarapan, melinda datang pagi- pagi kemari, karena melinda tau, rauf pasti akan ke kantor pagi-pagi begini, dan tujuan melinda kemari karena ada kepentingan sama rauf yang harus di bicarakan sekarang." ucap melinda.
" baiklah, karena ini urusan rumah tangga kalian, maka ibu ke dapur saja untuk sarapan, kalian bicara saja berdua di sini." ucap ibu tini.
" tidak bu, ada baiknya kalau ibu juga di sini,
untuk menyaksikan pembicaraan melinda dengan rauf, karena ibu sudah terlanjur terlibat, dengan urusan rumah tangga melinda dengan rauf.
dan masalah ini sudah bukan masalah melinda dan rauf saja, masalah ibu juga, jadi ibu harus di sini," ucap melinda, kepada ibu tini.
" baiklah, kalau ini permintaan kamu, ibu akan tetap di sini." ucap ibu tini.
" baiklah bu, melinda datang kemari untuk menanyakan apa yang sudah di janji kan mas rauf kepada bapa." ucap melinda.
" melinda sayang.. maafkan mas ya..sampai saat ini mas rauf belum bisa menceraikan sintia, karena sintia mengancam terus, kepada mas dengan ibu." ucap rauf.
" dan mas takut.?" tanya melinda.
" bukannya mas takut melinda sayang..tapi sintia juga sedang hamil, mas tidak bisa menceraikannya." ucap rauf.
" tapi melinda tidak perduli, walaupun mas menceraikan melinda sekarang, dan walaupun melinda sedang hamil.' ucap melinda.
" tapi melinda, tetap tidak bisa sayang, menceraikan istri yang sedang hamil." ucap ibu tini kepada melinda.
" ibu..melinda hanya mau berpesan sama ibu, jangan mudah terbawa dengan ancaman, seseorang, termaksud sintia istrinya rauf, nanti bisa merugikan ibu dan rauf.
" tidak ko sayang, tidak ada yang mengancam ibu." ucap ibu tini.
" baiklah bu, kalau memang ibu merasa, tidak pernah ada ancaman sama sekali pada ibu, tidak apa, melinda hanya berpesan, ibu hati- hati saja." ucap melinda.
" bagai mana mas, memang tidak bisa ya, menceraikan sintia.?" tanya melinda.
" iya sayang maafin mas rauf ya." jawab rauf.
" baiklah mas,sebenarnya, ini adalah kesempatan pertama mas untuk bisa kembali lagi dengan melinda, tapi, karena mas rauf tidak bisa menceraikan sintia. ada kemungkinan kita tidak akan bisa kembali lagi sebagai suami istri." ucap melinda.
" sebenarnya, bisa saja melinda minta cerai sekarang, karena sesuai keputusan bapa, kalau mas rauf tidak bisa menceraikan sintia, maka, mas rauf harus menceraikan melinda." ucap melinda.
" maafkan mas ya, sayang." ucap rauf.
" baiklah, masih ada kesempatan kedua, dari keputusan ibu mertua, kalau melinda melahirkan anak laki- laki berarti, melinda akan menjadi istri selamanya rauf." ucap melinda.
" iya sayang, mas yakin, anak kita pasti laki- laki." ucap rauf.
" maafin ibu ya melinda, sudah buat keputusan seperti itu." ucap ibu tini.
"melinda sudah memaafkan ibu kok, tapi sebenarnya, melinda sayang sama ibu, kalau keputusan ibu itu, akan merugikan ibu dan mas rauf, karena melinda hanya bisa menolong sampai di sini bu, kedepannya sudah tidak bisa lagi." ucap melinda.
" sebenarnya apa yang akan terjadi nak, kepada ibu dan rauf.?" tanya ibu tini.
" melinda tidak tahu bu, kita lihat saja, apa yang akan terjadi nanti setelah anak melinda dan sintia lahir, karena melinda hanya mengetahui sedikit saja, bahwa ini semua hanyalah permainan yang sudah di atur." ucap melinda.
" permainan apa melinda.?" tanya ibu tini.
"melinda tidak tahu bu, melinda hanya menduga- duga saja." ucap melinda.
" sekali lagi, ibu minta maaf ya.." ucap ibu tini.
" iya bu, dan melinda juga minta maaf ya, kepada ibu, melinda hanya bisa bantu ibu dan mas rauf sampai di sini, yang penting, melinda sudah memberikan kesempatan kepada mas rauf, tapi mas rauf tidak berani untuk melakukannya." ucap melinda.
" maafin mas juga ya.." ucap rauf.
" baiklah, mas, bu, melinda pamit dulu ya, lagi pula mas rauf harus kekantor kan." ucap melinda dan berdiri sambil bersalaman dengan ibu tini, dan mas rauf. dan langsung kembali dengan mobil barunya yang di belikan oleh bapanya, pak mahmut.
sementara perjalanan, melinda menangis, karena merasa kasihan kepada ibu tini, karena melinda sudah mengetahui apa yang akan terjadi nanti.
entah apa yang di ketahui melinda, yang akan terjadi nanti....
mrlinda mnding cerai dri rauf.... biar jdi gmbel abadi tuh....
biar bu tini & rauf tau rasa....
g punya tata krama.... belagu.... pdahal g ada apa"nya di bandingkn dgn melinda....
menantu yg trzdolimi.... hnya krna blm punya kturunan...