Reksa pemuda tampan yang berusia 20 tahun,ia memiliki rahasia yg ia sembunyikan yaitu memiliki hobi makeup hingga menjadi vloger beauty/selegram terpopuler,banyak brnd terkenal yang ingin mengendorsnya.shutt...ini kisah Reksa tidak ada yang tau kecuali dirinya sendiri.
no plagiat.
real karya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fanesya elyin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18
Pagi itu seperti biasa. Reksa bangun dengan hoodie kebanggaannya,kakinya udah mendingan walau pincang dikit, tubuh nya masih malas gerak, sementara Bagas sudah ribut di dapur. Tapi ada sesuatu yang lain di udara—sebuah ketegangan halus yang belum mereka sadari.
Notifikasi handphone Reksa terus berbunyi. DM masuk. Mention. Tag. Sampai akhirnya Bagas yang lagi nyapu, menghentikan gerakannya.
“Sa… lo liat ini gak?” suara Bagas terdengar waspada.
Reksa meraih ponselnya. Dahinya berkerut saat membaca sebuah thread viral di X (Twitter):
“Siapa sangka beauty influencer Reina yang super feminin ini… ternyata seorang cowok? Ini wajah aslinya. Gue dulu asistennya. Semua ini real.”
Foto-foto menyusul. Ada potret Reksa dari belakang panggung. Video singkat saat ia ganti baju. Potongan story yang belum pernah tayang. Semuanya... nyata.
Rasanya seperti ditampar dunia.
Reksa membeku. Tangannya gemetar. “Ini... Laras” gumamnya. “Asisten gue waktu awal-awal dulu... dia satu-satunya yang tahu…”
Bagas mendekat, merebut ponsel pelan. Matanya mengeras membaca caption-captions itu.
“Orang ini nyari validasi pake hidup lo.”
Reksa menarik napas dalam, matanya mulai berkaca. “Gue udah jaga ini bertahun-tahun, Gas... identitas ini... ‘Reina’ itu bukan sekadar persona. Itu... perlindungan gue. Tapi sekarang... semua hilang.”
Bagas tak menjawab. Dia langsung bangkit, mengambil jaketnya. “Gue ke kantor agensi lo. Ini harus dihentikan. Mereka gak boleh biarin lo diserang kayak gini.”
“Gas—”
Tapi cowok itu menatap Reksa dengan sorot yang belum pernah terlihat sebelumnya. Tegas. Marah. Dan... peduli.
“Gue gak bakal tinggal diam. Lo gak sendirian.”
Sementara itu, di media sosial...
Komentar mulai membanjiri:
“OMG dia cowok? Gila keren sih malah.”
“Jadi Reina itu… Reksa? Dia satu kampus sama gue donk.Gue shock.”
“Kenapa harus nyamar? Tapi tetap jago makeup-nya sih.”
Tapi tak sedikit pula yang kejam:
“Penipuan publik namanya.”
“Cowok banci, bye!”
“Pantesan gak pernah muncul live.”
"Ga normal,bencong huu"
...
Hari itu seharusnya jadi hari biasa. Reksa nekat kembali ke kampus karena ada presentasi kelompok—meski dunia maya masih ramai membicarakan “Reina yang ternyata cowok”. Dia pikir, mungkin di dunia nyata tak akan seburuk itu.
Tapi dia salah.
Langkah kakinya terasa berat sejak gerbang kampus. Bisik-bisik mulai terdengar sejak dia masuk area parkir. Beberapa tatapan terlalu jelas. Terlalu menelanjangi.
“Eh, itu kan dia…”
“Yang viral di Twitter kemarin, cowok yang jadi beauty influencer itu…”
“Ya ampun, mukanya gak malu banget ya ke sini.”
“Gilak, selama ini kita sekelas sama... dia?”
Reksa menunduk. Tangannya terkepal. Kakinya hampir tak bisa melangkah.
Di lorong fakultas…
Seorang teman satu kelompok menyapanya dingin, berbeda dari biasanya.
“Reks, kita sepakat lo gak usah presentasi deh ya. Banyak yang gak nyaman.”
Reksa mengangkat kepalanya, mata membelalak. “Apa?”
“Maaf ya. Tapi lo paham kan? Ini bukan tentang lo. Ini tentang reputasi kita juga. Dosen juga udah denger soal lo…”
Dia tertawa pelan. Tawa getir. “Jadi gue cuma virus sekarang?”
Yang lain menghindari kontak mata. Ada yang pura-pura main HP. Ada yang diam tapi jelas ikut setuju.
Reksa melangkah mundur. Rasanya seperti ditarik keluar dari tempat yang dulu ia anggap ‘aman’.
Di tangga belakang gedung…
Ia duduk sendiri, hoodie menutupi wajah. Ponsel dalam genggaman, notifikasi terus berdenting. Tapi matanya kosong.
Saat itulah Bagas muncul, ngos-ngosan. “Gue dapet kabar lo ke kampus. Kenapa gak bilang?!”
Reksa hanya tersenyum miris. “Ternyata orang-orang yang dulu bareng gue ngerjain tugas... sekarang liat gue kayak sampah.”
Bagas menatapnya lama.lalu pergi.bukan pergi ninggalin Reksa tapi pergi memarahi mereka yang menghina Reksa tanpa tau bagaimana dia.
Tapi Reksa salah mengartikan,dimatanya Bagas meninggalkan seperti mereka,Bagas ternyata sama aja,sekarang ia sendiri,ga ada lagi orang yang memberinya semangat,ga ada lagi yang menemaninya.
Bener bener sendiri...
Sungguh miris...
...
Reksa gedor gedor pintu sebelah Apartemen nya,tempat Laras tinggal.
Sialan.Reksa kembali ke dalam Apartemen nya mencari kartu cadangan milik Laras sengaja ia duplikat.
Hingga akhirnya pintu terbuka lebar,Reksa menerobos masuk mencari keberadaan Laras,kosong.
penghianat.ia kira Laras orang ya yang baik dan bakal menjaga rahasia nya,sekarang semuanya berakhir bener bener hancur sudah hidupnya,ia capek.
Dari tadi ponselnya terus berdering komentar komentar jahat,jutaan followersnya turun drastis,agensi nya seperti melepas tangan,keluarga?tak peduli lagi padanya,dirinya bener bener sendiri.
Ia bahkan merasa malu pada Bagas.
Berlari ke dalam Apartemen,mengganti sandi lalu mengurung diri di kamar,gorden gorden ia tutup hingga ga ada cahaya pun yang berani masuk.Reksa menangis sejadi jadiny seakan takut dunia akan menemukannya.
Berharap dunia segera melupakan keberadaannya.
...
Vote
Tbc