My Husband My Bos

Renata duduk di teras menunggu suaminya bersiap siap karena hasil test DNA sudah keluar dan memang Emely adalah putrinya bersama Dion.

Setelah beberapa saat laki laki yang ditunggu pun menampakkan dirinya dengan senyum penuh kebahagiaan.

" Mas, ayo buruan aku sudah tidak sabar ingin memeluk putriku" Ucap Renata.

Jason hanya tersenyum tipis kemudian menggandeng tangan istrinya dan membawanya di dalam rangkulannya kemudian melangkah menuju mobilnya yang terparkir di garasi rumahnya " Iya iya sayang kok gak sabaran banget sih".

Tidak butuh waktu lama, sekitar 1 jam mereka pun sampai di kediaman Ratore untuk menemui Emely. Namun Sandra mengatakan kalau Emely saat ini sedang pulang ke rumah papanya bersama Ardan. Renata dan Jason pun segera bertolak ke rumah kediaman Danu sesuai alamat yang diberikan oleh Sandra.

Tidak perduli malam sudah semakin larut tapi mereka tetap harus bisa bertemu dengan Emely.

Sementara itu Emely dan Vero masih berada di sebuah cafe, cukup lama mereka saling membisu " Mas, kamu harus nikahi Erika "

" Apa! Tidak salah sayang? Aku ini pacar kamu lo? Kenapa tiba tiba kamu mengatakan itu? " Tanya Vero dengan rasa bingungnya.

" Dia hamil anak kamu mas! Dan itu pasti hasil dari perbuatan kalian waktu di apartemenmu" Ucap Emely dengan suara sedikit bergetar.

Vero melotot tajam " Kapan aku pernah menidurinya Mel? "

" Saat hari pernikahan ku, aku berniat menemuimu untuk mengajakmu kawin lari tapi apa yang aku lihat sungguh menjijikkan, kamu sedang berzina dengan adik tiriku itu! " Jawab Emely dengan ketus.

Vero pun melotot tajam " Jadi kamu melihat semuanya? "

" Iya! Bahkan aku juga melihat dengan mata dan kepalaku sendiri kamu dan Erika saling mendesah dan ach pokoknya sangat menjijikkan " Tambahnya.

Vero mengepalkan tangannya, dia merasa geram dan sudah dijebak oleh Erika karena waktu itu memang dirinya tidak sengaja minum air yang sudah diberikan obat perangsang. Kemudian Erika naik ke atas tubuhnya tanpa sehelai benang membuat Vero bereaksi dan akhirnya semua terjadi.

" Tapi Mel, aku mohon dengarkan aku? Waktu itu Erika menjebakku dengan memberiku obat perangsang agar aku bisa dengan mudah dikuasai olehnya".

" Cukup! Cukup Mas, sekarang semua sudah terjadi. Jadi aku minta kamu segera memberikan keputusan untuk menikahi Erika dan lupakan semua tentang kita, kita sudah berakhir mas" Ucap Emely sedikit bergetar.

Vero beranjak dan berjongkok di depan Emely membuat Emely bingung dan malu pada pengunjung cafe yang lain.

" Mas mas apa yang kamu lakukan? Malu maluin saja mas, bangun mas! " Gertaknya.

" Tidak Mel, aku harus melakukannya untuk menebus semua kesalahanku" Sanggah Vero yang membuat Emely juga ikut berjongkok untuk menarik tubuh Vero.

" Mas, aku mohon kepadamu jangan lakukan ini. Terimalah Erika jika kamu masih perduli kepadaku" Ucao Emely kemudian beranjak dan berlari ke luar cafe meninggalkan Vero yang masih terdiam membeku.

Emely tak bisa lagi lama lama di sana karena tidak sanggup melihat mantan kekasihnya itu.Mengingat hubungan mereka yang sudah terjalin hampir 4 tahun dan tiba tiba kandas begitu saja, tapi setelah teringat bayangan adik tirinya yang berada di bawah kungkungan Vero waktu itu membuat hati Emely tak bisa memaafkannya.

Emely menghentikan taksi yang lewat untuk membawanya pulang ke rumah.

Dan tak butuh waktu lama, Emely pun tiba di depan rumahnya dan segera turun kemudian bergegas masuk ke dalam.

Ceklek

Emely masuk ke dalam kamarnya tanpa menyalakan lampu karena ingin langsung tidur.

Emely membuka bajunya dan menggantinya dengan daster longgar tanpa bra. Dan setelah mencuci mukanya dia pun segera merebahkan dirinya tanpa menyadari ada seseorang yang juga tidur di sampingnya.

...💞💞💞...

" Selamat pagi ma, pagi pa" Sapa Erika dengan senyumnya yang ceria tidak seperti kemarin.

" Kok tumben kamu keliatan bahagia banget Erika? " Tanya Amara.

" Ehm, ma, tahu gak baru saja kak Vero menelponku, dia bilang mau menikahiku segera, aduh bahagia banget rasanya ma" Jawab Erika dengan raut bahagianya.

" Memangnya siapa Vero! " Tiba tiba suara seseorang mengejutkan Erika.

" Ma, dia "

" Iya aku Renata" Jawab Renata yang berjalan dari arah kamar tamu bersama suaminya Jason.

Ternyata mereka sudah tiba dari semalam dan Danu memintanya beristirahat di kamar tamu bersama suaminya.

Sementara itu di kamar Emely.

Ardan mulai membuka matanya dan merasakan tangannya tertimpa sesuatu yang membuatnya pegal.

Ardan mau menarik tangannya tapi susah.

" Aneh, au tanganku kesemutan. Aduh benda apa ini, kenapa bantalnya seperti ini" Gumamnya sambil menekan nekan sesuatu yang menimpa tangannya.

Dan tiba tiba Emely pun mulai membuka matanya karena merasakan sesuatu yang meremas payudaranya.

Dan ketika keduanya sama sama sadar.

" Hahhhhh"

" Achhhhh"

" Apa yang kamu lakukan di sini Ardan! " Teriak Emely sambil membenarkan bajunya yang tersingkap.

" A a aku ti tidak sengaja ma maaf" Jawab Ardan kemudian menarik tangannya.

" Kamu sudah menyusup ke kamarku! " Gertak Emely.

" Hehhh nona ini kamar kita, mama dan papa kamu yang meminta aku tidur di sini. Lupa atau amnesia sih kamu kalau aku suami kamu" Jawab Ardan.

Emely mengepalkan tangannya " Hahhh".

" Hmmm, eh suara apa itu? " Ucap Ardan begitu mendengar suara ribut di luar.

"Hah, hmm ayo kita lihat" Ajak Emely kemudian berjalan keluar kamar diikuti Ardan di belakangnya.

" Amara! Sekarang katakan dengan jujur kepadaku, di mana anakku? " Tanya Renata.

" Ah eh hmm a anakmu a a ada " Jawab Amara terbata bata.

" Cukup cukup, apa sih yang kalian bicarakan! Ren aku kasih tahu, kami menyayangi anakmu seperti anakku sendiri. Dia tumbuh dengan baik dan menjadi gadis yang pintar. Dan sekarang dia sudah menikah dengan keluarga Ratore" Ucap Danu sambil menatap tajam ke arah Renata yang mulai berkaca-kaca, Jason pun dengan setia memegangi kedua pundak Renata dari belakangnya.

" Pa, jadi benar kak Emely anaknya dia" Menunjuk ke arah Renata dengan tidak sopan.

Danu pun mengangguk " Iya Erika, Emely adalah kakak sepupu kamu, dia putrinya tante Renata dan om Dion. Tapi sayang kak Dion tidak bisa menemani tumbuh kembang putrinya hingga kini dia dewasa".

" Om Dion kenapa pa? " Tanya Erika namun dicegah oleh Amara.

" Mas cukup mas, sudah mas? " Rengek Amara.

Erika semakin penasaran dan menggoyang goyangkan lengan papanya " Pa, katakan pa? Apa yang terjadi dengan om Dion? ".

Danu menarik nafas panjang kemudian menatap Renata dan Amara bergantian.

" Amara! Kamu mau mengatakan sendiri atau aku yang mengatakannya! Apa pengorbananku selama 20 tahun tidak kau anggap apa apa! " Gertak Renata yang mulai geram.

Amara tertunduk dan menangis tergugu kemudian berjongkok di lantai sambil terus berurai air mata penyesalan.

" Hiks hiks hiks, maafkan aku mas Danu, aku aku hiks hiks hiks "

Danu menatap tajam istrinya " Amara! Katakan padaku! Apa yang sebenarnya terjadi! ".

..