Cinta yang di awali kebencian Leon dengan seorang wanita yang bernama kirani, wanita yang berasal dari golongan orang yang tidak mampu. Sedangkan Leon yang berasal dari keluarga yang sangat kaya raya, akan kah kisah cinta berakhir bahagia… Jika penasaran baca kisah lengkapnya di novel ini ya…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepulangan Leon dan rani.
“Pak Leon…” panggil rani yang melihat Leon tengah gusar.
“Aku sudah bilang, jangan panggil aku pak Leon.”
“Tapi…”
“Rani apa kamu tidak dengar apa yang tadi aku katakan, dan apa kamu lupa apa yang sudah bisa lakukan tadi.”
Ingatan rani berputar ke beberapa menit yang lalu, dia teringat saat dirinya tengah melenguh Karena ulah Leon yang meraba tubuhnya.
“Sudah cukup jangan katakan itu.” Walah rani seketika menjadi merah, Leon menatap rani dengan penuh rasa sayang.
“Kirani… dengar, aku sayang kamu, aku cinta sama kamu.”
Rani menjadi specles mendengar ucapan Leon, dia memberanikan diri menatap Leon.
Tangan Leon perlahan menyentuh pipi merona rani, wajah cantik rani dapat puas Leon pandangi.
“Kamu cantik kirani, jujur aku sudah jatuh cinta denganmu sewaktu kita berada di bengkel waktu itu. Dan maaf, aku sudah mencuri ciuman pertamamu tanpa sepengetahuanmu.”
Rani memelototkan kedua matanya melihat Leon yang sepertinya tampak bersalah, dia terkejut dengan ucapan jujur Leon.
“Kapan… kapan… kamu, maksudku anda mencuri ciuman pertamaku.”
“Sewaktu kamu pingsan, saat hujan waktu itu. Kamu masih ingat…” tangan Leon membelai lembut pipi rani perlahan, rasa hangat dan getaran yang membuat rani tidak ingin mengakhiri sentuhan tangan Leon.
“Maaf… aku salah, kamu boleh marah atau kalau perlu kamu pukul aku sepuas kamu. Aku akan menerimanya, aku pantas mendapatkannya rani. Tapi jika kamu suruh aku untuk menghilangkan rasa cintaku ke kamu, maaf aku tidak bisa.”
“Tapi… bagaimana dengan nona Cindy kekasih anda, apa anda sudah tidka mencintainya.”
Leon tersenyum manis, rani dapat melihat itu di wajah tampan Leon.
“Aku sudah tidak mencintainya, aku sadar jika rasa cintaku telah beralih untuk kamu. Aku hanya mengangap Cindy sebagai pengisi kekosongan ku, agar aku bisa terbebas dari perjodohan mama dan papaku.”
Rani menatap kedua mata Leon, dia memastikan jika apa yang Leon katakan itu semua benar.
“Aku mau tanya sesuatau sama kamu,” Leon menjeda ucapannya sesaat sebelum meneruskan ucapannya.
“Apa kamu tahu jika mama dan papa berniat menjodohkan kamu dengan kak Thomas.”
Rani mengeleng cepat, dia tidak tahu tentang niat pemilik perusahaan tempat dia bekerja.
“Mama dan papa ingin menjadikan kamu sebagai menantu, dengan menjodohkan kamu dengan kak Thomas. Karena papa dan mama tidak ingin kak Thomas melanjutkan hubungannya dengan angel kekasih kak Thomas di negara P, mereka tidak setuju karena pergaulan angel yang terlampau bebas.”
“Aku tidak tahu menahu tentang perjodohan pak alex, pantas saja aku di suruh menjadi asisten pribadi pak Thomas.” Lirih rani yang masih dapat Leon dengar.
“Jadi, dari pada kamu dengan kak Thomas. Bagaimana jika kamu denganku saja, aku berjanji akan membahagiakan kamu.”
Leon menatap rani yang juga menatapnya, rani tampak kebingungan karena niat dari Leon yang akan menjadikan dia kekasihnya.
“Tapi… aku tidak bisa menolak keinginan pak alex, jika memang itu keinginan mereka maka aku akan menurutinya. Karena mama dan papa kamu pernah menolongku waktu dulu aku kesusahan, jadi aku berjanji akan menuruti segara permintaan mereka.”
Leon menghela nafasnya panjang, dia kecewa akan ucapan rani. Rasanya Leon ingin sekali membawa rani pergi jauh, menghindari perjodohan rani dengan Thomas.
“Besok kita akan pulang, jadi kamu kemasi barang barang kamu.” Leon beranjak pergi tanpa berkata apapun lagi, dia memilih tidak meneruskan pembicaraan mereka.
“Leon maaf, jujur aku juga sayang sama kamu. Tapi permintaan orang tua kamu yang tidak bisa aku tolak, mereka telah banyak berjasa di kehidupanku dan keluargaku.” Batin rani yang memilih masuk ke dalam kamarnya.
Pagi harinya Leon yang telan bersiap menunggu rani di depan teras dengan koper besar miliknya, tampak mobil berhenti di depan rumah Leon. Adam segera keluar setelah memarkirkan mobilnya, karena pembicaraannya tadi malam dengan rani menjadikan Leon enggan berdekatan lagi dengan kirani.
“Biar saya masukkan ke dalam mobil pak koper milik anda.” Adam memasukkan koper milik Leon ke dalam bagasi belakang.
Segera Leon masuk ke pintu samping kemudi, Leon dapat melihat rani yang sedikit kesulitan mengeret kopernya. Reflek tangan Leon akan membuka pintu mobil, tapi langkahnya kalah dengan adam yang berada di luar mobil.
“Mbak rani biar saya bantu..” adam mengambil alih koper milik rani, segera dia masukkan ke dalam bagasi bersama koper milik Leon.
“Mbak rani di kursi belakang ya, di depan sudah ada pak Leon.” Ucap adam memperingatkan.
“Oh… iya,” rani segera masuk ke mobil, dia dapat melihat dengan jelas leoan yang sedang memainkan handphonenya.
“Kita berangkat sekarang pak.” Adam menghidupkan mobilnya dan segera menuju ke bandara.
Lama perjalanan pulang Leon dan rani tempuh, perjalanan yang memakan waktu kurang lebih empat jam mengunakan transportasi udara.
Akhirnya rani dan Leon sudah sampai di kota J, sebelum keluar dari bandara Leon menghubungi supir pribadinya. Sedangkan rani hanya melihat tingkah Leon, dia tidak berani berkata apapun. Takut jika Leon tidak akan menjawab pertanyaannya, dia memilih diam dan mengikuti instruksi selanjutnya dari Leon.
Rani dan Leon duduk di kursi di depan bandara menunggu jemputan, diam dan hanya diam. Mereka tidak berkata apapun, yang mereka lakukan hanya menunggu jemputan yang akan datang.
“Pak Leon…” ucap seorang laki laki yang berdiri di samping Leon.
“Oh pak adi, anda sudah datang.” Ucap Leon segera berdiri dan akan menggambil koper miliknya.
“Biar saya yang bawa pak..” adi menggambil alih koper milik Leon, sedangkan rani yang sudha melihat supir yang menjemput memilih mengeret kopernya sendiri mengikuti langkah Leon yang masih tidak mempedulikannya.
“Mbak rani… silahkan masuk..” adi membukakan pintu di samping kemudi, tapi Leon dengan sengaja masuk lebih dulu menghalangi rani yang akan masuk kedalam.
“Biar saya duduk di belakang pak.” Ucap rani.
“Sini mbak, biar kopernya saya masukkan ke dalam bagasi.” Adi mengambil koper milik rani, dia segera memasukkan koper tersebut di belakang bagasi.
Akhirnya setelah drama panjang, mereka pun keluar dari bandara dan mengantarkan rani terlebih dahulu pulang ke rumahnya, sedangkan Leon pulang terlebih dahulu ke kediaman papanya sebelum ke rumah sakit.